Profil Asam Lemak Dan Trigliserida Biji-Bijian

(1)

SKRIPSI

PROFIL ASAM LEMAK DAN TRIGLISERIDA BIJI-BIJIAN

Oleh :

ASTRIDA RENATA L. F24104090

2009

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

Astrida Renata. F24104090. 2009. Profil Asam Lemak dan Trigliserida pada Biji-bijian. Di bawah bimbingan Nuri Andarwulan.

RINGKASAN

Biji merupakan bagian yang berkembang dari ovule (bakal biji) dan mempunyai peran sebagai komponen regenerasi pada tanaman. Biji yang merupakan salah satu sumber pangan untuk manusia, juga dapat memberikan kegunaan-kegunaan lainnya, seperti obat-obatan, komponen dalam minuman, dan sebagai sumber minyak untuk industri. Pada tumbuhan tingkat tinggi, asam lemak terakumulasi dalam bentuk trigliserida pada biji yang berperan sebagai cadangan makanan. Setiap biji memiliki karakteristik lipida yang berbeda. Hal ini tergantung dari komposisi asam lemak penyusunnya dan bagaimana asam lemak itu tersusun dalam struktur trigliserida pada biji. Perbedaan karakteristik tersebut mengakibatkan adanya perbedaan pemanfaatan dari setiap lemak dan minyak yang terkstrak dari biji. Lemak dan minyak yang diekstrak ini dapat diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan dalam industri pangan maupun non pangan.

Penelitian ini bertujuan mendeteksi komponen asam lemak dan komponen trigliserida pada beberapa biji-bijian tanaman di Indonesia. Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari sebelas suku dengan total seluruh sampel adalah dua puluh biji, yaitu suku (family) : Lauraceae (alpukat), Sapindaceae (rambutan), Annonaceae (sirsak), Rubiaceae (mengkudu), Caricaceae (pepaya), Sterculiaceae (kepoh), Dipterocarpaceae (tengkawang tungkul), Moraceae (nangka dan cempedak), Euphorbiaceae (jarak kaliki, karet, kemiri, dan kemiri cina), Fabaceae (kacang tanah dan saga pohon), dan Anacardiaceae (kuweni, mangga gedong, mangga indramayu, mangga simanalagi, dan mangga arum manis). Ekstraksi fraksi lipida dari biji-bijian ini menggunakan campuran methanol dan kloroform. Standar yang digunakan dalam analisis asam lemak adalah standar campuran C8-C22 dari fatty acid methyl esters (FAME) dan standar yang digunakan dalam analisis trigliserida adalah campuran dari standar tunggal (OOO, OOS, PPP, SSS, OOP), cocoa butter (POP, POS, SOS, SOA), fully hydrogenated soybean oil (PPS, PSS), palm kernel oil,dan refining bleaching deodorized palm oil (CaLaLa, CaLaM, LaLaLa, LaLaM, LaLaO, LaLaP/LaMM, MLL, MML/LaOM, MMM/LaPM, LMO/LaOO, MPL/LaOP/MMO, LaPP/MMP, PLO, PPL). Analisis yang dilakukan adalah analisis kadar air, analisis kadar lemak, analisis asam lemak dengan menggunakan GC column DB-23, dan analisis trigliserida dengan menggunakan HPLC column C-18 phase, ZORBAX Eclipse XDB dan Microsorb–MV yang dipasang seri.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data kadar air biji-bijian berkisar antara 8.34% hingga 87.35%, kadar lemak biji-bijian berkisar antara 0.42% hingga 63.97% berdasarkan berat keringnya. Hasil analisis asam lemak pada biji-bijian menunjukkan bahwa asam lemak tidak jenuh (asam oleat dan asam linoleat) merupakan asam lemak dominan yang menyusun fraksi lipida biji. Total asam lemak (g per 100 gram minyak) yang tertinggi terdapat pada biji kuweni (94.74g/100g) dan terkecil pada biji alpukat (19.99g/100g). Komposisi trigliserida yang terdapat pada biji-bijian sangatlah bervariasi jenisnya, tergantung dari asam lemak penyusunnya sehingga analisis asam lemak sangat penting untuk dilakukan. Ekstrak minyak biji-bijian umumnya memiliki struktur UUU, SUU, dan SUS,


(3)

dimana U dan S adalah unsaturated (tidak jenuh) dan saturated (jenuh). Hasil ini menunjukkan bahwa pada biji-bijian, asam lemak tidak jenuh umumnya teresterifikasi pada posisi sn-2.

Analisis kadar lemak pada sebelas suku biji-bijian menunjukkan bahwa tidak semua biji yang digunakan dalam penelitian ini berpotensi sebagai sumber penghasil lemak/minyak. Biji yang tidak berpotensi adalah biji cempedak dengan kadar lemak 0.42% bk atau 0.10% bb, biji nangka dengan kadar lemak 1.22% bk atau 0.41% bb, dan biji alpukat 1.77% bk atau 1.09% bb. Ekstrak minyak biji jarak kaliki dengan kandungan asam ricinoleat (berdasarkan literatur) yang tinggi biasanya diproses untuk diaplikasikan pada industri oleokimia, yaitu sebagai minyak pelumas. Minyak biji kepoh dengan tingginya kandungan asam lemak siklik membuat minyak ini tidak bisa digunakan dalam industri pangan karena dampak negatif yang bisa ditimbulkan (menghambat desaturasi asam lemak jenuh, menghambat reproduksi selular, dan mengubah permeabilitas membrane). Minyak kemiri, kemiri cina, dan karet memiliki kandungan asam linoleat cukup tinggi (27.78%-39.15%), profil trigliserida dengan komposisi UUU dan SUU yang dominan, serta dikategorikan sebagai minyak mengering. Ketiga minyak ini biasanya digunakan untuk industri cat dan varnish. Ekstrak lipida dari biji tengkawang tungkul, mangga, dan kuweni memperlihatkan adanya kesamaan profil asam lemak dan trigliseridanya dengan lemak coklat, sehingga berpotensi untuk digunakan sebagai penganti lemak coklat. Minyak kacang tanah, saga pohon, pepaya, dan mengkudu memperlihatkan adanya potensi untuk digunakan dalam industri pangan dengan asam lemak oleat dan asam linoleat sebagai komponen dominan, sedangkan minyak sirsak dan lemak rambutan bersifat tidak edible karena adanya komponen alkaloid.


(4)

PROFIL ASAM LEMAK DAN TRIGLISERIDA BIJI-BIJIAN

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh : Astrida Renata L.

F24104090

2009

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(5)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

PROFIL ASAM LEMAK DAN TRIGLISERIDA BIJI-BIJIAN

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh : Astrida Renata L.

F24104090

Dilahirkan pada tanggal, 7 Juni 1986 di Jakarta

Tanggal Lulus :

Menyetujui Bogor, Februari 2009

Dr. Ir. Nuri Andarwulan, MSi. Pembimbing Akademik

Mengetahui,

Dr. Ir. Dahrul Syah, MSc


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 7 Juni 1986 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Anwar R. P. Lubis dan Ibu Hamida P. Mamora.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar dan pendidikan menengah di SDK-SMPK Ora et Labora, dan pendidikan menengah atas di SMAN 8. Seluruh pendidikan diselesaikan di Jakarta. Selanjutnya pada tahun 2004, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana pada Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Selama melakukan studi di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi. Penulis pernah menjabat sebagai wakil ketua di Persekutuan Fakultas (PF) Teknologi Pertanian pada masa jabatan 2006-2008 dan sekretaris di Food Processing Club (FPC) pada masa jabatan 2006-2007. Penulis juga berperan serta sebagai panitia dalam kegiatan suksesi HIMITEPA yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan (HIMITEPA) IPB dan pelatihan pengolahan pangan oleh FPC. Pada tahun 2008 penulis ikut ambil bagian dalam National Student Conference (NSC) yang diadakan oleh Universitas Soegijapranata, Semarang sebagai presenter. Selain itu penulis juga menjadi asisten praktikum mata kuliah Kimia Dasar (2005-2008) dan Biologi Dasar (2005).

Penulis menyelesaikan tugas akhir dengan judul penelitian “Profil Asam Lemak dan Trigliserida Biji-bijian” dengan dosen pembimbing Dr. Ir. Nuri Andarwulan, MSi.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Dr. Ir. Nuri Andarwulan, MSi. Selaku dosen pembimbing akademik dan sekaligus dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan memberikan dukungan, bimbingan, saran serta arahan selama penelitian dan penulisan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Feri Kusnandar, MSc. dan Didah Nur Faridah, STP. MSi. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan berupa saran dan pemikiran yang sangat berharga untuk menyempurnakan skripsi ini.

3. Ayah dan Ibu penulis atas dukungan moril, kasih sayang, perhatian, kesabaran, dan materi yang tak terhitung jumlahnya yang telah diberikan sejak kecil hingga menyelesaikan pendidikan Sarjana ini. Untaian doa-doa yang tulus dan tak pernah putus adalah kekuatan bagi penulis.

4. Esther Mariana dan Ruth Theodora selaku adik penulis yang selalu memberikan dorongan dan keceriaan selama penelitian ini.

5. Riska Rozida Bastomi (Riska). Terima kasih menjadi seorang sahabat dan menemani disaat susah dan senang.

6. Lia dan Ancha sebagai teman satu bimbingan. Terima kasih atas dukungan, canda tawa, dan kebersamaan selama penelitian.

7. Rekan-rekan penelitian di Southeast Asia Food and Agricultural Science and Technology Center (SEAFAST Center) IPB : Sisi, Ririn, Eci, Chabib, Sofiyan, Netha, Sukma, Mas Rai, Mba Reno, Mas Ayusta, Mba Puspa, Mas Aziz, Mba Anggi atas bantuan, kebersamaan, canda tawa, dan dukungan selama penelitian.


(8)

8. Staf laboratorium SEAFAST Center IPB : Pak Soenar (terima kasih banyak atas bantuan untuk analisis trigliseridanya), Mba Ria dan Mas Arief, Pak Sukarna (Abah), Sofah, Mba Ari, Mba Ria dan Mba Deni, Mba Nia, Mas Wawan, Mba Ira, Mba Hanna, Gugun, dan semuanya.

9. Staf SEAFAST Center IPB : Bu Tri Susilo, Bu Ani, Mba Desty, Pak Zul, Mba Virna, Bu Elly, Pak Nana, Pak Udin, Bi Ana, Bi Entin, dan seluruh keluarga SEAFAST Center IPB.

10.Prita dan Ka Septi. Terima kasih atas segala dukungan, semangat dan doanya. 11.Pak Aang, Pak Ahi, dan seluruh pihak Balai Penelitian Tanaman Rempah dan

Obat (BALITRO), Cimanggu. Terima kasih atas kerjasamanya.

12.Mba Lia dan pihak Puslit Biologi - LIPI, Cibinong. Terima kasih atas kerjasamanya.

13.Teman-teman saya pada Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan : Arief, Tuko, Tomi, Sherly, Rina, Yuli, Ros, Teni, Umul, Qia, Ety, Wacu, Mayland, Jendi, Rapper, Tika, Mequ, Fina, Dikun, Andri, Iqbal, dan seluruh teman TPG’41 lainnya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas atas budi baik Bapak/Ibu/Saudara/i semuanya, dan akhirnya semoga karya tulis ini dapat bermanfaat.

Bogor, Februari 2009

Penulis.  

     


(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG... 1

B. TUJUAN ... 3

C. MANFAAT ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. TANAMAN BERBIJI ... 4

B. LIPIDA TANAMAN ... 26

III. BAHAN DAN METODE ... 41

A. BAHAN DAN ALAT ... 41

1.Bahan ... 41

2. Alat ... 41

B. METODE ... 43

1. Identifikasi/determinasi tumbuhan dan karakterisasi fisik-kimia biji .... 43

2. Karakterisasi profil asam lemak ... 44

3. Karakterisasi profil trigliserida ... 47

4. Identifikasi potensi ekstrak lemak/minyakberdasarkan profil asam lemak dan trigliserida ... 50

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 54

A. IDENTIFIKASI/DETERMINASI TUMBUHAN ... 54

B. KARAKTERISTIK BIJI ... 55

1. Suku Lauraceae : Alpukat ... 63

2. Suku Sapindaceae : Rambutan ... 63

3. Suku Annonaceae : Sirsak ... 63

4. Suku Rubiaceae : Mengkudu ... 64

5. Suku Caricaceae : Pepaya ... 64

6. Suku Sterculiaceae : Kepoh ... 65

7. Suku Dipterocarpaceae : Tengkawang tungkul ... 65

8. Suku Moraceae ... 66

a. Cempedak ... 66

b. Nangka ... 66

9. Suku Euphorbiaceae ... 67


(10)

b. Karet ... 67

c. Kemiri ... 68

d. Kemiri cina ... 68

10. Suku Fabaceae ... 68

a. Kacang tanah ... 69

b. Saga pohon ... 69

11. Suku Anarcardiaceae ... 69

a. Mangga ... 70

b. Kuweni ... 71

C.PROFIL STANDAR ASAM LEMAK ... 72

D.ASAM LEMAK PADA BIJI-BIJIAN ... 73

1. Suku Lauraceae : Alpukat ... 78

2. Suku Sapindaceae : Rambutan ... 79

3. Suku Annonaceae : Sirsak ... 80

4. Suku Rubiaceae : Mengkudu ... 82

5. Suku Caricaceae : Pepaya ... 83

6. Suku Sterculiaceae : Kepoh ... 84

7. Suku Dipterocarpaceae : Tengkawang tungkul ... 86

8. Suku Moraceae ... 87

a. Cempedak ... 87

b. Nangka ... 88

9. Suku Euphorbiaceae ... 90

a. Jarak kaliki ... 90

b. Karet ... 90

c. Kemiri ... 91

d. Kemiri cina ... 92

10. Suku Fabaceae ... 95

a. Kacang tanah ... 95

b. Saga pohon ... 95

11. Suku Anarcardiaceae ... 97

a. Mangga ... 97

b. Kuweni ... 103

E. PROFIL STANDAR TRIGLISERIDA ... 105

F. TRIGLISERIDA BIJI-BIJIAN ... 107

1. Suku Lauraceae : Alpukat ... 111

2. Suku Sapindaceae : Rambutan ... 113

3. Suku Annonaceae : Sirsak ... 115

4. Suku Rubiaceae : Mengkudu ... 117

5. Suku Caricaceae : Pepaya ... 119

6. Suku Sterculiaceae : Kepoh ... 121

7. Suku Dipterocarpaceae : Tengkawang tungkul ... 122

8. Suku Moraceae ... 122

a. Cempedak ... 123

b. Nangka ... 124

9. Suku Euphorbiaceae ... 127

a. Jarak kaliki ... 127

b. Karet ... 128


(11)

SKRIPSI

PROFIL ASAM LEMAK DAN TRIGLISERIDA BIJI-BIJIAN

Oleh :

ASTRIDA RENATA L. F24104090

2009

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(12)

Astrida Renata. F24104090. 2009. Profil Asam Lemak dan Trigliserida pada Biji-bijian. Di bawah bimbingan Nuri Andarwulan.

RINGKASAN

Biji merupakan bagian yang berkembang dari ovule (bakal biji) dan mempunyai peran sebagai komponen regenerasi pada tanaman. Biji yang merupakan salah satu sumber pangan untuk manusia, juga dapat memberikan kegunaan-kegunaan lainnya, seperti obat-obatan, komponen dalam minuman, dan sebagai sumber minyak untuk industri. Pada tumbuhan tingkat tinggi, asam lemak terakumulasi dalam bentuk trigliserida pada biji yang berperan sebagai cadangan makanan. Setiap biji memiliki karakteristik lipida yang berbeda. Hal ini tergantung dari komposisi asam lemak penyusunnya dan bagaimana asam lemak itu tersusun dalam struktur trigliserida pada biji. Perbedaan karakteristik tersebut mengakibatkan adanya perbedaan pemanfaatan dari setiap lemak dan minyak yang terkstrak dari biji. Lemak dan minyak yang diekstrak ini dapat diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan dalam industri pangan maupun non pangan.

Penelitian ini bertujuan mendeteksi komponen asam lemak dan komponen trigliserida pada beberapa biji-bijian tanaman di Indonesia. Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari sebelas suku dengan total seluruh sampel adalah dua puluh biji, yaitu suku (family) : Lauraceae (alpukat), Sapindaceae (rambutan), Annonaceae (sirsak), Rubiaceae (mengkudu), Caricaceae (pepaya), Sterculiaceae (kepoh), Dipterocarpaceae (tengkawang tungkul), Moraceae (nangka dan cempedak), Euphorbiaceae (jarak kaliki, karet, kemiri, dan kemiri cina), Fabaceae (kacang tanah dan saga pohon), dan Anacardiaceae (kuweni, mangga gedong, mangga indramayu, mangga simanalagi, dan mangga arum manis). Ekstraksi fraksi lipida dari biji-bijian ini menggunakan campuran methanol dan kloroform. Standar yang digunakan dalam analisis asam lemak adalah standar campuran C8-C22 dari fatty acid methyl esters (FAME) dan standar yang digunakan dalam analisis trigliserida adalah campuran dari standar tunggal (OOO, OOS, PPP, SSS, OOP), cocoa butter (POP, POS, SOS, SOA), fully hydrogenated soybean oil (PPS, PSS), palm kernel oil,dan refining bleaching deodorized palm oil (CaLaLa, CaLaM, LaLaLa, LaLaM, LaLaO, LaLaP/LaMM, MLL, MML/LaOM, MMM/LaPM, LMO/LaOO, MPL/LaOP/MMO, LaPP/MMP, PLO, PPL). Analisis yang dilakukan adalah analisis kadar air, analisis kadar lemak, analisis asam lemak dengan menggunakan GC column DB-23, dan analisis trigliserida dengan menggunakan HPLC column C-18 phase, ZORBAX Eclipse XDB dan Microsorb–MV yang dipasang seri.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data kadar air biji-bijian berkisar antara 8.34% hingga 87.35%, kadar lemak biji-bijian berkisar antara 0.42% hingga 63.97% berdasarkan berat keringnya. Hasil analisis asam lemak pada biji-bijian menunjukkan bahwa asam lemak tidak jenuh (asam oleat dan asam linoleat) merupakan asam lemak dominan yang menyusun fraksi lipida biji. Total asam lemak (g per 100 gram minyak) yang tertinggi terdapat pada biji kuweni (94.74g/100g) dan terkecil pada biji alpukat (19.99g/100g). Komposisi trigliserida yang terdapat pada biji-bijian sangatlah bervariasi jenisnya, tergantung dari asam lemak penyusunnya sehingga analisis asam lemak sangat penting untuk dilakukan. Ekstrak minyak biji-bijian umumnya memiliki struktur UUU, SUU, dan SUS,


(13)

dimana U dan S adalah unsaturated (tidak jenuh) dan saturated (jenuh). Hasil ini menunjukkan bahwa pada biji-bijian, asam lemak tidak jenuh umumnya teresterifikasi pada posisi sn-2.

Analisis kadar lemak pada sebelas suku biji-bijian menunjukkan bahwa tidak semua biji yang digunakan dalam penelitian ini berpotensi sebagai sumber penghasil lemak/minyak. Biji yang tidak berpotensi adalah biji cempedak dengan kadar lemak 0.42% bk atau 0.10% bb, biji nangka dengan kadar lemak 1.22% bk atau 0.41% bb, dan biji alpukat 1.77% bk atau 1.09% bb. Ekstrak minyak biji jarak kaliki dengan kandungan asam ricinoleat (berdasarkan literatur) yang tinggi biasanya diproses untuk diaplikasikan pada industri oleokimia, yaitu sebagai minyak pelumas. Minyak biji kepoh dengan tingginya kandungan asam lemak siklik membuat minyak ini tidak bisa digunakan dalam industri pangan karena dampak negatif yang bisa ditimbulkan (menghambat desaturasi asam lemak jenuh, menghambat reproduksi selular, dan mengubah permeabilitas membrane). Minyak kemiri, kemiri cina, dan karet memiliki kandungan asam linoleat cukup tinggi (27.78%-39.15%), profil trigliserida dengan komposisi UUU dan SUU yang dominan, serta dikategorikan sebagai minyak mengering. Ketiga minyak ini biasanya digunakan untuk industri cat dan varnish. Ekstrak lipida dari biji tengkawang tungkul, mangga, dan kuweni memperlihatkan adanya kesamaan profil asam lemak dan trigliseridanya dengan lemak coklat, sehingga berpotensi untuk digunakan sebagai penganti lemak coklat. Minyak kacang tanah, saga pohon, pepaya, dan mengkudu memperlihatkan adanya potensi untuk digunakan dalam industri pangan dengan asam lemak oleat dan asam linoleat sebagai komponen dominan, sedangkan minyak sirsak dan lemak rambutan bersifat tidak edible karena adanya komponen alkaloid.


(14)

PROFIL ASAM LEMAK DAN TRIGLISERIDA BIJI-BIJIAN

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh : Astrida Renata L.

F24104090

2009

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(15)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

PROFIL ASAM LEMAK DAN TRIGLISERIDA BIJI-BIJIAN

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh : Astrida Renata L.

F24104090

Dilahirkan pada tanggal, 7 Juni 1986 di Jakarta

Tanggal Lulus :

Menyetujui Bogor, Februari 2009

Dr. Ir. Nuri Andarwulan, MSi. Pembimbing Akademik

Mengetahui,

Dr. Ir. Dahrul Syah, MSc


(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 7 Juni 1986 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Anwar R. P. Lubis dan Ibu Hamida P. Mamora.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar dan pendidikan menengah di SDK-SMPK Ora et Labora, dan pendidikan menengah atas di SMAN 8. Seluruh pendidikan diselesaikan di Jakarta. Selanjutnya pada tahun 2004, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana pada Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Selama melakukan studi di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi. Penulis pernah menjabat sebagai wakil ketua di Persekutuan Fakultas (PF) Teknologi Pertanian pada masa jabatan 2006-2008 dan sekretaris di Food Processing Club (FPC) pada masa jabatan 2006-2007. Penulis juga berperan serta sebagai panitia dalam kegiatan suksesi HIMITEPA yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan (HIMITEPA) IPB dan pelatihan pengolahan pangan oleh FPC. Pada tahun 2008 penulis ikut ambil bagian dalam National Student Conference (NSC) yang diadakan oleh Universitas Soegijapranata, Semarang sebagai presenter. Selain itu penulis juga menjadi asisten praktikum mata kuliah Kimia Dasar (2005-2008) dan Biologi Dasar (2005).

Penulis menyelesaikan tugas akhir dengan judul penelitian “Profil Asam Lemak dan Trigliserida Biji-bijian” dengan dosen pembimbing Dr. Ir. Nuri Andarwulan, MSi.


(17)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Dr. Ir. Nuri Andarwulan, MSi. Selaku dosen pembimbing akademik dan sekaligus dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan memberikan dukungan, bimbingan, saran serta arahan selama penelitian dan penulisan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Feri Kusnandar, MSc. dan Didah Nur Faridah, STP. MSi. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan berupa saran dan pemikiran yang sangat berharga untuk menyempurnakan skripsi ini.

3. Ayah dan Ibu penulis atas dukungan moril, kasih sayang, perhatian, kesabaran, dan materi yang tak terhitung jumlahnya yang telah diberikan sejak kecil hingga menyelesaikan pendidikan Sarjana ini. Untaian doa-doa yang tulus dan tak pernah putus adalah kekuatan bagi penulis.

4. Esther Mariana dan Ruth Theodora selaku adik penulis yang selalu memberikan dorongan dan keceriaan selama penelitian ini.

5. Riska Rozida Bastomi (Riska). Terima kasih menjadi seorang sahabat dan menemani disaat susah dan senang.

6. Lia dan Ancha sebagai teman satu bimbingan. Terima kasih atas dukungan, canda tawa, dan kebersamaan selama penelitian.

7. Rekan-rekan penelitian di Southeast Asia Food and Agricultural Science and Technology Center (SEAFAST Center) IPB : Sisi, Ririn, Eci, Chabib, Sofiyan, Netha, Sukma, Mas Rai, Mba Reno, Mas Ayusta, Mba Puspa, Mas Aziz, Mba Anggi atas bantuan, kebersamaan, canda tawa, dan dukungan selama penelitian.


(18)

8. Staf laboratorium SEAFAST Center IPB : Pak Soenar (terima kasih banyak atas bantuan untuk analisis trigliseridanya), Mba Ria dan Mas Arief, Pak Sukarna (Abah), Sofah, Mba Ari, Mba Ria dan Mba Deni, Mba Nia, Mas Wawan, Mba Ira, Mba Hanna, Gugun, dan semuanya.

9. Staf SEAFAST Center IPB : Bu Tri Susilo, Bu Ani, Mba Desty, Pak Zul, Mba Virna, Bu Elly, Pak Nana, Pak Udin, Bi Ana, Bi Entin, dan seluruh keluarga SEAFAST Center IPB.

10.Prita dan Ka Septi. Terima kasih atas segala dukungan, semangat dan doanya. 11.Pak Aang, Pak Ahi, dan seluruh pihak Balai Penelitian Tanaman Rempah dan

Obat (BALITRO), Cimanggu. Terima kasih atas kerjasamanya.

12.Mba Lia dan pihak Puslit Biologi - LIPI, Cibinong. Terima kasih atas kerjasamanya.

13.Teman-teman saya pada Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan : Arief, Tuko, Tomi, Sherly, Rina, Yuli, Ros, Teni, Umul, Qia, Ety, Wacu, Mayland, Jendi, Rapper, Tika, Mequ, Fina, Dikun, Andri, Iqbal, dan seluruh teman TPG’41 lainnya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas atas budi baik Bapak/Ibu/Saudara/i semuanya, dan akhirnya semoga karya tulis ini dapat bermanfaat.

Bogor, Februari 2009

Penulis.  

     


(19)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG... 1

B. TUJUAN ... 3

C. MANFAAT ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. TANAMAN BERBIJI ... 4

B. LIPIDA TANAMAN ... 26

III. BAHAN DAN METODE ... 41

A. BAHAN DAN ALAT ... 41

1.Bahan ... 41

2. Alat ... 41

B. METODE ... 43

1. Identifikasi/determinasi tumbuhan dan karakterisasi fisik-kimia biji .... 43

2. Karakterisasi profil asam lemak ... 44

3. Karakterisasi profil trigliserida ... 47

4. Identifikasi potensi ekstrak lemak/minyakberdasarkan profil asam lemak dan trigliserida ... 50

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 54

A. IDENTIFIKASI/DETERMINASI TUMBUHAN ... 54

B. KARAKTERISTIK BIJI ... 55

1. Suku Lauraceae : Alpukat ... 63

2. Suku Sapindaceae : Rambutan ... 63

3. Suku Annonaceae : Sirsak ... 63

4. Suku Rubiaceae : Mengkudu ... 64

5. Suku Caricaceae : Pepaya ... 64

6. Suku Sterculiaceae : Kepoh ... 65

7. Suku Dipterocarpaceae : Tengkawang tungkul ... 65

8. Suku Moraceae ... 66

a. Cempedak ... 66

b. Nangka ... 66

9. Suku Euphorbiaceae ... 67


(20)

b. Karet ... 67

c. Kemiri ... 68

d. Kemiri cina ... 68

10. Suku Fabaceae ... 68

a. Kacang tanah ... 69

b. Saga pohon ... 69

11. Suku Anarcardiaceae ... 69

a. Mangga ... 70

b. Kuweni ... 71

C.PROFIL STANDAR ASAM LEMAK ... 72

D.ASAM LEMAK PADA BIJI-BIJIAN ... 73

1. Suku Lauraceae : Alpukat ... 78

2. Suku Sapindaceae : Rambutan ... 79

3. Suku Annonaceae : Sirsak ... 80

4. Suku Rubiaceae : Mengkudu ... 82

5. Suku Caricaceae : Pepaya ... 83

6. Suku Sterculiaceae : Kepoh ... 84

7. Suku Dipterocarpaceae : Tengkawang tungkul ... 86

8. Suku Moraceae ... 87

a. Cempedak ... 87

b. Nangka ... 88

9. Suku Euphorbiaceae ... 90

a. Jarak kaliki ... 90

b. Karet ... 90

c. Kemiri ... 91

d. Kemiri cina ... 92

10. Suku Fabaceae ... 95

a. Kacang tanah ... 95

b. Saga pohon ... 95

11. Suku Anarcardiaceae ... 97

a. Mangga ... 97

b. Kuweni ... 103

E. PROFIL STANDAR TRIGLISERIDA ... 105

F. TRIGLISERIDA BIJI-BIJIAN ... 107

1. Suku Lauraceae : Alpukat ... 111

2. Suku Sapindaceae : Rambutan ... 113

3. Suku Annonaceae : Sirsak ... 115

4. Suku Rubiaceae : Mengkudu ... 117

5. Suku Caricaceae : Pepaya ... 119

6. Suku Sterculiaceae : Kepoh ... 121

7. Suku Dipterocarpaceae : Tengkawang tungkul ... 122

8. Suku Moraceae ... 122

a. Cempedak ... 123

b. Nangka ... 124

9. Suku Euphorbiaceae ... 127

a. Jarak kaliki ... 127

b. Karet ... 128


(21)

d. Kemiri cina ... 132

10. Suku Fabaceae ... 134

a. Kacang tanah ... 134

b. Saga pohon ... 135

11. Suku Anarcardiaceae ... 138

a. Mangga ... 138

b. Kuweni ... 144

F. IDENTIFIKASI POTENSI BERDASARKAN PROFIL ASAM LEMAK DAN PROFIL TRIGLISERIDA ... 107

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 150

A. KESIMPULAN ... 150

B. SARAN ... 151

DAFTAR PUSTAKA ... 152  

                               


(22)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komponen asam lemak pada beberapa jenis biji-bijian ... 35 Tabel 2. Spesifikasi HPLC ... 42 Tabel 3. Spesifikasi GC ... 42 Tabel 4. Penentuan jenis standar TG yang ditambahkan pada ekstrak

lemak/minyak ... 49 Tabel 5. Hasil identifikasi/determinasi tumbuhan ... 54 Tabel 6. Karakteristik fisik dan kimia biji-bijian sebelas suku tanaman ... 56 Tabel 7. Respond factor standar asam lemak ... 72 Tabel 7. Profil asam lemak ekstrak lemak/biji-bijian dari sebesas suku

tanaman ... 75 Tabel 8. Waktu retensi standar trigliserida ... 105 Tabel 9. Trigliserida berdasarkan equivalent carbon number ... 107 Tabel 10. Profil trigliserida ekstrak lemak/biji-bijian dari sebesas suku

tanaman ... 109 Tabel 10. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak minyak biji

alpukat ... 111 Tabel 11. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak lemak biji

rambutan ... 113 Tabel 12. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak minyak biji

sirsak ... 115 Tabel 13. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak minyak biji

mengkudu ... 117 Tabel 14. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak minyak biji

pepaya ... 119 Tabel 15. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak lemak biji

cempedak ... 123 Tabel 16. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak lemak biji

nangka ... 124 Tabel 17. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak minyak biji

karet ... 129 Tabel 18. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak minyak biji

kemiri ... 130 Tabel 19. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak minyak biji

kemiri cina ... 132 Tabel 20. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak minyak biji

kacang tanah ... 135 Tabel 21. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak minyak biji

saga pohon ... 136 Tabel 22. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak minyak biji

mangga arum manis ... 139 Tabel 23. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak minyak biji

mangga indramayu ... 141 Tabel 24. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak minyak biji


(23)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tanaman alpukat ... 5 Gambar 2. Buah alpukat ... 5 Gambar 3. Tanaman rambutan ... 6 Gambar 4. Buah rambutan ... 6 Gambar 5. Tanaman sirsak ... 7 Gambar 6. Buah sirsak ... 7 Gambar 7. Tanaman mengkudu ... 9 Gambar 8. Buah mengkudu... 9 Gambar 9. Tanaman pepaya ... 10 Gambar 10. Buah pepaya ... 10 Gambar 11. Tanaman kepoh ... 12 Gambar 12. Buah kepoh ... 12 Gambar 13. Tanaman tengkawang tungkul ... 13 Gambar 14. Buah tengkawang tungkul ... 13 Gambar 15. Tanaman cempedak ... 15 Gambar 16. Buah cempedak ... 15 Gambar 17. Tanaman nangka ... 16 Gambar 18. Buah nangka ... 16 Gambar 19. Tanaman jarak kaliki ... 18 Gambar 20. Buah jarak kaliki ... 18 Gambar 21. Tanaman karet ... 19 Gambar 22. Buah karet ... 19 Gambar 23. Tanaman kemiri... 20 Gambar 24. Tanaman kemiri cina ... 22 Gambar 25. Buah kemiri cina ... 22 Gambar 26. Tanaman kacang tanah ... 23 Gambar 27. Tanaman saga pohon ... 24 Gambar 28. Tanaman mangga ... 27 Gambar 29. Tanaman kuweni ... 27 Gambar 30. Struktur molekul trigliserida ... 33 Gambar 31. Tahap persiapan sampel ... 51 Gambar 32. Tahap ekstraksi minyak ... 52 Gambar 33. Tahap derivatisasi ekstrak minyak ... 53 Gambar 34. Kromatogram standar FAME ... 73 Gambar 35. Kromatogram asam lemak ekstrak minyak biji alpukat ... 79 Gambar 36. Kromatogram asam lemak ekstrak lemak biji rambutan ... 80 Gambar 37. Kromatogram asam lemak ekstrak minyak biji sirsak ... 81 Gambar 38. Kromatogram asam lemak ekstrak minyak biji mengkudu ... 83 Gambar 39. Kromatogram asam lemak ekstrak minyak biji pepaya ... 84 Gambar 40. Kromatogram asam lemak ekstrak minyak biji kepoh ... 85 Gambar 41. Kromatogram asam lemak ekstrak lemak biji tengkawang tungkul . 87 Gambar 42. Kromatogram asam lemak ekstrak lemak biji cempedak ... 88 Gambar 43. Kromatogram asam lemak ekstrak lemak biji nangka ... 89 Gambar 44. Kromatogram asam lemak ekstrak minyak biji jarak kaliki ... 93 Gambar 45. Kromatogram asam lemak ekstrak minyak biji karet ... 93 Gambar 46. Kromatogram asam lemak ekstrak minyak biji kemiri ... 94


(24)

Gambar 47. Kromatogram asam lemak ekstrak minyak biji kemiri cina ... 94 Gambar 48. Kromatogram asam lemak ekstrak minyak biji kacang tanah ... 96 Gambar 49. Kromatogram asam lemak ekstrak minyak biji saga pohon ... 97 Gambar 50. Kromatogram asam lemak ekstrak lemak biji mangga arumanis ... 101 Gambar 51. Kromatogram asam lemak ekstrak lemak biji mangga indramayu . 101 Gambar 52. Kromatogram asam lemak ekstrak lemak biji mangga gedong ... 102 Gambar 53. Kromatogram asam lemak ekstrak lemak biji mangga simanalagi . 102 Gambar 54. Kromatogram asam lemak ekstrak lemak biji kuweni ... 104 Gambar 55. Kromatogram standar trigliserida... 106 Gambar 56. Kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji alpukat ... 112 Gambar 57. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji alpukat

dengan penambahan standar OOO,OOP, dan OOS ... 112 Gambar 58. Kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji rambutan ... 114 Gambar 59. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji rambutan

dengan penambahan standar OOO,PPP, dan SSS ... 114 Gambar 60. Kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji sirsak ... 116 Gambar 61. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji sirsak dengan penambahan standar OOO dan OOP... 116 Gambar 62. Kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji mengkudu ... 118 Gambar 63. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji mengkudu

dengan penambahan standar OOP. ... 120 Gambar 64. Kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji pepaya ... 120 Gambar 65. Ko-kromatogram ekstrak minyak biji pepaya dengan

penambahan standar OOO dan OOS... 120 Gambar 66. Kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji kepoh ... 121 Gambar 67. Kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji tengkawang tungkul . 122 Gambar 68. Kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji cempedak... 125 Gambar 68. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji cempedak

dengan penambahan standar OOO. ... 125 Gambar 70. Kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji nangka ... 126 Gambar 71. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji nangka

dengan penambahan standar OOP. ... 126 Gambar 72. Kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji jarak kaliki ... 128 Gambar 73. Kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji karet ... 129 Gambar 74. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji karet

dengan penambahan standar OOO dan OOS. ... 129 Gambar 75. Kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji kemiri ... 131 Gambar 76. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji kemiri

dengan penambahan standar OOP. ... 131 Gambar 77. Kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji kemiri cina ... 133 Gambar 78. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji kemiri cina

dengan penambahan standar OOO dan OOP ... 133 Gambar 79. Kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji kacang tanah ... 136 Gambar 80. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji kacang

tanah dengan standar OOO dan OOS... 136 Gambar 81. Kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji saga pohon ... 137 Gambar 82. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji saga pohon


(25)

Gambar 83. Kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji mangga arum manis 140 Gambar 84. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji mangga

arumanis dengan penambahan larutan lemak tengkawang tungkul 5% dalam aseton sebanyak 1:1. ... 140 Gambar 85. Kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji mangga indramayu ... 142 Gambar 86. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji mangga

indramayu dengan penambahan larutan lemak tengkawang

tungkul 5% dalam aseton sebanyak 1:1. ... 142 Gambar 87. Kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji mangga gedong ... 143 Gambar 88. Kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji mangga simanalagi .. 144 Gambar 89. Kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji kuweni ... 146 Gambar 90. Ko-kromatogram ekstrak lemak biji kuweni dengan

penambahan larutan lemak tengkawang tungkul 5% dalam


(26)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kadar air sampel segar ... 158 Lampiran 2. Kadar air sampel kering ... 162 Lampiran 3. Kadar lemak biji-bijian ... 166 Lampiran 4. Hasil analisis asam lemak kesebelas suku tanaman ... 171 Lampiran 5. Hasil analisis trigliserida kesebelas suku tanaman ... 173  

                                         


(27)

I.PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Biji merupakan bagian yang berkembang dari ovule (bakal biji) dan mempunyai peran sebagai komponen regenerasi pada tanaman. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah pada Angiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Biji merupakan salah satu sumber pangan untuk manusia dan hewan. Selain itu, biji juga dapat memberi kegunaan lain seperti: obat-obatan, fiber (kapas), komponen dalam minuman (kopi dan coklat), dan sumber minyak untuk industri (Esau,1977). Keberadaan tanaman penghasil biji banyak terdapat di Indonesia, tetapi pemanfaatannya kurang, contohnya pemanfaatan buah-buahan yang sering menjadikan biji buah-bahan tersebut hanya menjadi limbah buangan.

Lipida adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun jaringan tumbuhan dan binatang (Tarigan, 1983). Lipida mempunyai sifat umum antara lain: larut dalam pelarut organik tertentu seperti benzene, kloroform, dietil eter, heksana, dan metanol (Akoh et al., 2002); mengandung unsur: karbon, hidrogen, oksigen, dan kadang-kadang mengandung nitrogen dan fosfor; proses hidrolisis menghasilkan asam lemak atau dapat membentuk ester dengan asam lemak; dan berperan pada metabolisme tumbuhan dan binatang (Tarigan, 1983). Hampir semua tumbuhan berbiji mengandung lipida di bagian biji atau dibagian daging buah. (Eteshola et al., 1996). Bagian lain tanaman juga mengandung lipida, namun hanya pada jumlah yang kecil. Lipida biasanya terdapat dalam bentuk kombinasi sebagai glikolipida dan fosfolipida pada bagian daun, batang dan akar, yaitu kurang dari 2% (Hitchcock dan Nichols, 1971). Bentuk umum penyimpanan lipida dalam biji adalah trigliserida (hingga 90%). Lipida dibagi menjadi dua berdasarkan properti fisiknya, yaitu minyak jika berwujud cair dan lemak jika berwujud padat pada suhu kamar (Akoh et al., 2002). Setiap biji memiliki karakteristik lipida yang berbeda. Hal ini tergantung dari komposisi asam lemak penyusunnya dan bagaimana asam lemak itu tersusun dalam struktur trigliserida pada biji. Perbedaan karakteristik tersebut


(28)

mengakibatkan adanya perbedaan pemanfaatan dari setiap lemak dan minyak yang terkstrak dari biji. Lemak dan minyak yang diekstrak ini dapat diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan dalam industri pangan maupun non pangan. Jenis biji-bijian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari sebelas suku dengan jumlah keseluruhan dua puluh biji, yaitu biji dari suku (family) : Lauraceae (alpukat), Sapindaceae (rambutan), Annonaceae (sirsak), Rubiaceae (mengkudu), Caricaceae (pepaya), Sterculiaceae (kepoh), Dipterocarpaceae (tengkawang tungkul), Moraceae (nangka dan cempedak), Euphorbiaceae (jarak kaliki, karet, kemiri, dan kemiri cina), Fabaceae (kacang tanah dan saga pohon), dan Anacardiaceae (kuweni, mangga gedong, mangga indramayu, mangga simanalagi, dan mangga arum manis).

Asam – asam lemak yang ditemukan di alam biasanya merupakan asam-asam monokarboksilat dengan jumlah atom karbon genap (Winarno, 1992). Menurut Hitchcock dan Nichols (1971), distribusi asam lemak pada tumbuhan dibagi menjadi tiga macam, yaitu : major fatty acids, minor fatty acids, dan unusual fatty acids. Kelompok asam lemak mayor merupakan kelompok asam lemak yang umum terdapat pada tumbuhan. Termasuk ke dalam kelompok ini adalah: asam laurat, asam miristat, asam palmitat, asam stearat, asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat. Kelompok asam lemak minor merupakan kelompok asam lemak yang secara distribusi jarang terdapat pada tumbuhan. Termasuk ke dalam kelompok ini adalah: asam palmitoleat, asam arachidonat, dan asam erucic. Kelompok asam lemak spesifik merupakan kelompok asam lemak yang terdapat hanya pada sumber tertentu saja, contohnya: asam sterkulat pada biji kepoh dan asam ricinoleat pada biji jarak kaliki.

Deteksi komponen asam lemak yang terdapat pada biji-bijian dilakukan dengan menggunakan metode gas chromatography (GC). Penggunaan metode ini mengharuskan asam lemak diderivatisasi terlebih dahulu sehingga asam lemak berubah menjadi komponen volatil dan pemisahan komponen asam lemak pada minyak nabati dapat terjadi akibat adanya perbedaan volatilitas.

Trigliserida terbentuk dari tiga asam lemak dan gliserol. Substituennya dapat ditunjukkan menurut sistem stereospecific number/sn (Djatmiko dan


(29)

Widjaja, 1985). Contohnya suatu trigliserida yang mengandung asam palmitat (posisi sn-1), asam oleat (posisi sn-2), dan asam stearat (posisi sn-3) dinamakan sn-gliseril-1-palmitat-2-oleat-3-stearat atau disingkat menjadi POS. Umumnya lemak dan minyak dari biji mengandung asam lemak dengan penempatan asam lemak tidak jenuh pada posisi sn-2. Sifat-sifat trigliserida tergantung pada komposisi dan distribusi asam lemaknya. Titik cair dan tingkat kepadatannya tergantung pada panjang rantai dan tingkat kejenuhannya. Semakin banyak rantai pendek dan ikatan tidak jenuh semakin rendah tingkat kepadatannya. Sebaliknya, semakin banyak asam lemak jenuh rantai panjang semakin tinggi tingkat kepadatannya.

Deteksi komponen-komponen trigliserida yang terdapat pada biji-bijian dilakukan dengan menggunakan metode high performance liquid chromatography (HPLC). Dibandingkan dengan metode kromatografi cair lainnya, HPLC merupakan metode yang dominan dipakai untuk analisis trigliserida. Hal ini dikarenakan pada metode yang melibatkan suhu yang tinggi (kurang lebih 350oC) dengan menggunakan gas liquid chromatography terjadi degradasi komponen asam lemak tertentu.

Pemilihan biji sebagai bagian yang diteliti adalah untuk memberikan informasi tentang profil asam lemak dan trigliserida dari lemak dan minyak yang diekstrak dari biji tanaman lokal sehingga tercipta peluang pemanfaatan yang lebih luas.

B. TUJUAN

Penelitian ini bertujuan mendeteksi komponen-komponen asam lemak dan komponen-komponen trigliserida pada beberapa biji-bijian tanaman di Indonesia.

C. MANFAAT

Manfaat penelitian ini adalah memberikan data mengenai profil komposisi asam lemak dan trigliserida pada beberapa biji-biji tanaman di Indonesia sehingga tercipta peluang untuk pemanfaatan lebih lanjut.


(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. TANAMAN BERBIJI

1. Suku Lauraceae : Alpukat (Persea americana Mill. ) Klasifikasi dari alpukat adalah :

Kingdom: Plantae

Division: Magnoliophyta Class: Magnoliopsida Ordo: Laurales Family: Lauraceae Genus: Persea

Species: Persea americana Mill.

Tanaman alpukat (Persea americana) atau avocado (nama Inggrisnya) merupakan tanaman buah berupa pohon. Tanaman alpukat berasal dari Amerika Tengah. Indonesia telah mengintroduksi 20 varietas alpukat dari Amerika Tengah dan Amerika Serikat untuk memperoleh varietas-varietas unggul guna meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat, khususnya di daerah dataran tinggi. Pohon alpukat tidak dapat mentolerasi suhu yang dingin, sehingga hanya bisa tumbuh pada iklim tropis dan subtropis (Anonim, 2008c).

Tinggi pohon alpukat mencapai 20 meter dengan panjang daun berkisar 12-15 cm. Buahnya berbentuk seperti buah pear dengan panjang antara 7-20 cm dan berat 100-1000 gram (Anonim, 2008c). Bagian tanaman alpukat yang banyak dimanfaatkan adalah buahnya, yaitu sebagai makanan buah segar. Selain itu pemanfaatan daging buah alpukat yang biasa dilakukan masyarakat Eropa adalah digunakan sebagai bahan pangan yang diolah dalam berbagai masakan dan bahan dasar kosmetik.

Menurut Kakuda dan Kamel (1992) biji alpukat memiliki kandungan lemak sebesar 1-1.5%, sedangkan komposisi asam lemaknya menurut Anonim (2008d) adalah asam palmitat sebesar 7.2-26.1%, asam oleat sebesar 64.8-80.9%, dan asam linoleat sebesar 6.3-11.3%.


(31)

Gambar 1. Tanaman alpukat Gambar 2. Buah alpukat (Anonim, 2008s)

2. Suku Sapindaceae : Rambutan (Nephelium lappaceum L.) Klasifikasi dari rambutan adalah :

Kingdom: Plantae

Division: Magnoliophyta Class: Magnoliopsida Ordo: Sapindales Famili: Sapindaceae Genus: Nephelium

Spesies: Nephelium lappaceum L.

Rambutan adalah tanaman tropis yang berasal dari daerah kepulauan di Asia Tenggara. Kata "rambutan" berasal dari bentuk buahnya yang mempunyai kulit menyerupai rambut. Rambutan banyak terdapat di daerah tropis seperti Afrika, Kamboja, Karibia, Amerika Tengah, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Sri Lanka (Anonim, 2007a).

Pohon rambutan hidup pada suhu tropika hangat, tingginya dapat mencapai 8 m, dan tajuknya melebar hingga jari-jari 4 m. Daun majemuk menyirip dengan anak daun 5 hingga 9, berbentuk bulat telur, dengan variasi tergantung umur, posisi pada pohon, dan ras lokal. Buah rambutan terbungkus oleh kulit yang memiliki "rambut" di bagian luarnya


(32)

(eksokarp). Warnanya hijau ketika masih muda, lalu berangsur kuning hingga merah ketika masak/ranum. Selain bagian buahnya yang dapat dimakan, bagian tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat, antara lain: kulit buah yang dapat digunakan untuk mengatasi disentri dan demam, kulit kayu digunakan untuk mengatasi sariawan, daun digunakan untuk mengatasi diare, akar untuk mengatasi demam, dan biji untuk mengatasi kencing manis (Dalimarta, 2003).

Menurut M. Mohibbe Azam et al. (2005), biji rambutan memiliki kandungan asam palmitat sebesar 2.0 %, asam stearat 13.8 %, asam arakhidat, 34.7%; asam oleat, 45.3%; dan ericosenoic acid sebesar 4.2%.

Gambar 3. Tanaman rambutan Gambar 4. Buah rambutan

3. Suku Annonaceae : Sirsak (Annona muricata L.) Klasifikasi dari sirsak adalah :

Kingdom: Plantae

Division: Magnoliophyta Class: Magnoliopsida Ordo: Magnoliales Familia: Annonaceae Genus: Annona

Spesies: Annona muricata L.

Sirsak berasal dari Amerika tropis, yakni sekitar Peru, Meksiko, dan Argentina, kemudian menyebar ke Filipina dan Indonesia. Nama lain buah ini di Indonesia adalah nangka Belanda, sedangkan nama Inggrisnya


(33)

adalah soursop. Buah sirsak, sesuai namanya berlapis seperti kantong (zak) dan zuur yang berarti masam (Sunarjono, 2005).

Tanaman sirsak lebih menyerupai semak atau perdu dengan batang keras. Tinggi tanaman ini mencapai 5 m. Daun sirsak lebar dan agak tebal dengan bau spesifik langu. Letak daun berhadapan. Daun berbentuk lonjong berwarna hijau tua. Buahnya berukuran besar, umumnya berbentuk lonjong, sering melengkung. Buah berduri penuh. Biji sirsak banyak, pipih, berwarna kehitaman dan keras, letak bijinya sejajar. Biji menyebar ke seluruh daging buah sehingga menyulitkan saat dimakan (Sunarjono, 2005).

Analisis proksimat terhadap biji sirsak memberikan data : kadar air 8.5%, protein 2.4%, kadar abu 13.6%, serat kasar 8.0%, kadar lemak 20.5% dan karbohidrat 47.0% (Onimawo, 2002). Selain itu menurut Wélé et al. (2004), biji sirsak mengandung asam oleat, asam palmitat dan asam stearat.

Gambar 5. Tanaman sirsak Gambar 6. Buah sirsak (Anonim, 2008t)

4. Suku Rubiaceae : Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Klasifikasi dari mengkudu adalah :

Kingdom: Plantae


(34)

Class: Magnoliopsida Ordo: Gentianales Familia: Rubiaceae Genus: Morinda

Spesies: Morinda citrifolia L.

Mengkudu termasuk tumbuhan yang berasal dari wilayah daratan Asia Tenggara dan kemudian menyebar (Anonim, 2007b). Nama Inggris mengkudu adalah queen of morinda, ia juga di panggil cheese fruit karena baunya yang menyerupai bau keju setelah masak.

Mengkudu atau lebih dikenali sebagai buah noni merupakan sejenis tumbuhan yang biasa tumbuh dikawasan tropika. Mengkudu merupakan tanaman yang mempunyai ketinggian antara 15-20 kaki. Kayunya mudah dibelah setelah kering dan dijadikan kayu api atau bahan bakar. Daunnya besar berukuran 15-50 x 5-17 cm dan berbentuk tunggal. Pucuk mudanya biasa dijadikan sayuran. Bunganya kecil-kecil berwarna putih dan berbau agak wangi. Buahnya bulat sebesar telur ayam, permukaannya agak berkerut. Mengkudu akan bercambah setelah 3-9 minggu disemai dan akan mula mengeluarkan buah setelah lebih kurang 3 tahun ditanam dan akan mengeluarkan buah sepanjang tahun selama lebih dari 25 tahun (Anonim, 2008j).

Menurut Anonim (2001a), minyak dari biji mengkudu mengandung asam caprilat 0.5%, asam palmitat 8.4%, asam stearat 4.0% asam oleat 13.8%, asam linoleat 66.8%, asam linolenat 0.2% asam arakhidat 0.5%, eicosenoic acid 0.2%, dan asam lemak lainnya sebesar 5.6%.


(35)

Gambar 7. Tanaman mengkudu Gambar 8. Buah mengkudu

5. Suku Caricaceae : Pepaya (Carica papaya L.) Klasifikasi dari pepaya adalah:

Kingdom: Plantae

Division: Magnoliophyta Class: Magnoliopsida Ordo: Brassicales Familia: Caricaceae Genus: Carica Spesies: Carica papaya L.

Tanaman pepaya diduga berasal dari Amerika tropis, yaitu Meksiko yang kemudian menyebar ke seluruh dunia (Sunarjo, 2005). Pohon pepaya umumnya tidak bercabang atau bercabang sedikit, tumbuh hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada batang pohon bagian atas. Daunnya menyirip lima dengan tangkai yang panjang dan berlubang di bagian tengah (Anonim, 2008k). Buahnya bergetah, namun getahnya semakin hilang pada saat mendekati tua (matang). Buah pepaya berbiji banyak dalam rongga buah yang lebar. Biji-biji tersebut ada yang berwarna hitam (fertile) dan ada yang berwarna putih yaitu jenis biji yang abortus atau tidak tumbuh (Sunarjo, 2005).

Selain untuk konsumsi buah segar, buah pepaya matang dapat diolah menjadi saos. Buah yang setengah matang biasanya dibuat manisan,


(36)

sedangkan buah muda disayur. Daunnya yang masih muda serta bunganya dibuat urap dan buntil. Waktu panen dapat dilakukan setiap saat karena tanaman pepaya tidak mengenal musim (Sunarjo, 2005).

Menurut Puangsri et al. (2005), minyak yang berasal dari biji pepaya mengandung asam oleat (78%), asam palmitat ( 14%), asam stearat (5%), dan asam linoleat (3.5%). Selain itu, minyak dari biji pepaya juga mengandung triacylglycerols (TG): sn-glycerol-oleate-oleate-oleate (OOO) (45.5%) and 1-palmitoyl-dioleoyl glycerol (POO) + stearoyl-oleoyl-linoleoyl glycerol (SOL) (30.5%). Kadar lemak yang dimiliki biji pepaya menurut Eckey (2002) adalah 25.3-28.8% (berat kering).

Gambar 9. Tanaman pepaya Gambar 10. Buah pepaya

6. Suku Sterculiaceae : Kepoh (Sterculia foetida L.) Klasifikasi dari kepoh adalah :

Kingdom: Plantae

Division: Magnoliophyta Class: Magnoliopsida Ordo: Malvales Famili: Sterculiaceae Genus: Sterculia Spesies Sterculia foetida L.


(37)

Pohon kepoh atau yang mempunyai nama Inggris Java olive ini tumbuh cepat dengan tinggi pohon mencapai 35 m. Batangnya besar dengan diameter 120 cm. Batang/kayunya berwarna putih keruh, ringan, permukaan batang kasar. Bentuk daun dari tanaman kepoh menjari, bundar telur sampai lanset dan meruncing ke ujung. Bunganya terdapat di ujung batang/ranting, pada awalnya bunga berwarna kuning keabuan kemudian menjadi merah. Buah mempunyai kulit yang tebal dan keras dan berwarna hijau kehitam. Kepoh terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura dan di pulau-pulau karang di laut Jawa. Tumbuhan ini tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl (Anonim, 2007f). Budidaya pohon kepoh belum dijumpai di Indonesia. Umumnya ditanam beberapa pohon saja di pojok pekarangan atau di pagar kebun. Abu kulit buah dan buah kepoh dan kembang pulu memberikan pewarnaan merah (Anonim, 2007f).

Minyak lemak dari inti biji pohon kepoh (Sterculia foetida L.) tergolong minyak nabati yang unik karena komponen utamanya adalah asam lemak sterkulat dengan rumus molekul C19H34O2, rantai karbonnya

mengandung gugus siklopropenoid. Asam sterkulat dapat dikonversi menjadi asam lemak bercabang metil oktadekanoat melalui penyusunan ulang rantai karbon kemudian dilanjutkan dengan hidrogenasi untuk menjenuhkan ikatan-ikatan rangkap. Asam-asam lemak bercabang memiliki sifat-sifat yang sangat berbeda dari asam-asam lemak berantai lurus, sehingga zat-zat ini atau turunannya dapat digunakan sebagai komponen racikan/ramuan yang melahirkan karakteristik unggul pada berbagai produk seperti kosmetik, sabun, shampoo, pelembut kain, pelumas, cat dan plastic (Pasae, 2007). Selain tersusun oleh sterculic acid (71.8%), minyak dari biji kepoh juga mengandung oleat, linoleat, myristat, dan asam palmitat (Varma et al.,1956).


(38)

Gambar 11. Tanaman kepoh Gambar 12. Buah kepoh

7. Suku Dipterocarpaceae : Tengkawang tungkul (Dipterocarpus retusus Bl.)

Klasifikasi dari tengkawang tungkul adalah : Kingdom: Plantae

Division: Magnoliophyta Class: Magnoliopsida Ordo: Malvales Family: Dipterocarpaceae Subfamily: Dipterocarpoideae Genus: Dipterocarpus

Species: Dipterocarpus retusus Bl.

Tinggi pohon tengkawang tungkul dapat mencapai 30 m dengan garis tengah sekitar 60 cm. Batang tegak, lurus, tidak berbanir. Permukaan batang berwarna abu-abu serta berbercak-bercak. Warna batang pohonnya coklat muda, tajuk lebat, daun tunggal, tebal, kaku, besar, bulat panjang. Perbungaan bentuk mulai terdapat di ujung ranting atau di ketiak daun. Buahnya bundar telur, berbulu tebal, bersayap 5. Penyebaran di Kalimantan Barat.

Tengkawang Tungkul atau dengan nama Inggrisnya brown-illipe nuts yaitu pohon yang nampak tumbuh subur di daerah hutan primer tanah rendah Kalimantan Barat dan Serawak. Biji tengkawang (Borneo Illipe


(39)

nut) merupakan salah satu Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang penting sebagai bahan baku lemak nabati. Karena sifatnya yang khas, lemak tengkawang dapat digunakan sebagai bahan pengganti minyak coklat, bahan lipstik, minyak makan dan bahan obat-obatan. Pohon tersebut merupakan pohon khas Kalimantan dan bijinya bernilai tinggi, sampai sekarang biji tengkawang dipungut dari pohon tengkawang yang tumbuh di hutan alam. Tengkawang tungkul merupakan jenis yang telah dikenal baik sebagai penghasil biji yang telah diperniagakan secara luas, terutama untuk tujuan ekspor (Anonim, 2008d).

Gambar 13. Tengkawang tungkul Gambar 14. Buah tengkawang tungkul

8. Suku Moraceae

a. Cempedak (Artocarpus integer (Thunb.) Merr.) Klasifikasi dari cempedak adalah :

Kingdom: Plantae

Division: Magnoliophyta Class: Magnoliopsida Ordo: Morales Family: Moraceae Genus: Artocarpus


(40)

Cempedak adalah tanaman buah-buahan yang mempunyai bentuk buah, rasa dan keharumannya seperti nangka, namun aromanya menusuk kuat mirip buah durian. Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara, dan menyebar luas. Pohonnya selalu hijau, tingginya dapat mencapai 20 m. Ranting-ranting dan pucuk dengan rambut halus dan kaku, kecoklatan. Buah semu majemuk (syncarp) berbentuk silinder sampai bulat, 10-15 × 20-35 cm, kehijauan, kekuningan sampai kecoklatan, dengan tonjolan piramida serupa duri lunak yang rapat atau licin berpetak-petak. Daging buah sesungguhnya adalah perhiasan bunga yang membesar dan menebal, putih kekuningan sampai jingga, manis dan harum, bertekstur lembut, licin berlendir di lidah dan agak berserat. Tidak seperti nangka, keseluruhan massa daging buah mudah lepas dari poros apabila masak.

Buah dimakan dalam keadaan segar atau diolah terlebih dulu. Daging buah cempedak, terkadang beserta bijinya diberi tepung, gula atau garam dan digoreng. Bijinya dapat digoreng, direbus atau dibakar, sebelum dimakan dengan campuran sedikit garam. Buah mudanya, seperti nangka muda, dapat dijadikan sayur. Kayunya digunakan sebagai kayu bangunan, bahan perabotan rumah, bahan perahu, dan bahan pewarna kuning.

Komposisi biji cempedak adalah : protein 10-13% (bk), lemak 0.5-1.5% (bk), karbohidrat 77-81%, kadar air 46-78% (Verheij et al., 1997). Minyak dari biji cempedak dilaporkan mengandung asam linoleat sebesar 40.2%, asam palmitat 30.2% (Daulatabad et al.,2002).


(41)

Gambar 15. Tanaman cempedak Gambar 16. Buah cempedak

b. Nangka (Artocarpus heterophyllus Lmk.) Klasifikasi dari nangka adalah :

Kingdom: Plantae

Division: Magnoliophyta Class Magnoliopsida Ordo: Rosales

Family: Moraceae Genus: Artocarpus

Spesies: Artocarpus heterophyllus Lmk.

Tanaman ini diduga merupakan tanaman asli India yang kini telah menyebar luas ke seluruh dunia, termasuk Asia tenggara (Sunarjo, 2005). Nama Inggrisnya adalah jackfruit (Anonim, 2007c).

Pohon nangka umumnya berukuran sedang, sampai sekitar 20 m tingginya, walaupun ada yang mencapai 30 m. Batang bulat silindris, sampai sekitar 1 m garis tengahnya. Tajuknya padat dan lebat, melebar dan membulat apabila di tempat terbuka. Seluruh bagian tumbuhan mengeluarkan getah putih pekat apabila dilukai. Buah majemuk (syncarp) berbentuk gelendong memanjang, seringkali tidak merata, panjangnya hingga 100 cm, pada sisi luar membentuk duri pendek lunak. Daging buah sesungguhnya adalah perkembangan dari tenda bunga, berwarna kuning keemasan apabila masak, berbau


(42)

harum-manis yang keras, berdaging, terkadang berisi cairan (nektar) yang manis (Anonim, 2007c).

Nangka terutama dipanen buahnya. Daging buah yang matang seringkali dimakan dalam keadaan segar, dicampur dalam es, dihaluskan menjadi minuman (jus), atau diolah menjadi aneka jenis makanan daerah. Biji nangka dapat direbus dan dimakan sebagai sumber karbohidrat tambahan. Daun-daun nangka digunakan sebagai pakan ternak (Anonim, 2007c). Biji nangka dilaporkan memiliki kadar air 57.7 %, kadar protein 4.2%, kadar lemak 0.1%, karbohidrat 36.7% (Nainggolan, 1985).

Gambar 17. Tanaman nangka Gambar 18. Buah nangka

9. Suku Euphorbiaceae

Jenis biji dari suku Euphorbiaceae yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari genus Ricinus, Hevea, Aleurites, dan Reutealis.

a. Jarak Kaliki (Ricinus communis L.) Klasifikasi dari jarak kaliki adalah :

Kingdom : Plantae Division : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida

Ordo : Euphorbiales


(43)

Jarak kepyar (Ricinus communis L.) merupakan tumbuhan yang diduga berasal dari Afrika bagian timur. Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi hingga di ketinggian ± 2000 m dpl, banyak dibudidayakan di perkebunan sebagai tanaman industri. Penyebaran tanaman ini terdapat di seluruh Indonesia, terutama di Jawa karena mutu bijinya bagus. (Anonim, 2008l). Tumbuhan ini berupa pohon kecil yang tingginya 1 - 5 m. Daun warna hijau sampai coklat merah. Perbungaan di ujung batang dan di dekat daun terdapat 1 - 7 bunga. Buahnya berupa buah kotak berbentuk bulat agak lonjong berlekuk tiga, berkumpul dalam tandan. Buahnya berduri lunak, berwarna hijau muda, dengan rambut berwarna merah. Setelah tua buah akan berubah menjadi hitam (Verheij et al.,1997).

Jarak kaliki yang mempunyai nama Inggris castor bean digunakan sebagai bahan baku minyak castrol, farmasi, dan kosmetika. Menurut Soerawidjaja, 2005 kandungan lemak dalam biji tumbuhan ini mencapai 45-50% dan sekitar 87.7% minyak yang dihasilkan dari jarak kaliki memilki kandungan asam lemak 12-hydroxy-9c-octadecenoic acid (ricinoleic acid).

Genus : Ricinus


(44)

Gambar 19. Tanaman jarak kaliki

Gambar 20. Buah jarak kaliki (Anonim, 2008u)

b. Karet (Hevea brasiliensis (Willd. Ex A. Juss.) M. A.) Klasifikasi dari karet adalah :

Kingdom : Plantae

Division : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Ordo : Euphorbiales Family : Euphorbiaceae Genus : Hevea

Spesies : Hevea brasiliensis (Willd. Ex A. Juss) M.A

Karet adalah tanaman perkebunan tahunan berupa pohon batang lurus dan berasal dari Brasil, Amerika Selatan. Di Indonesia, Malaysia dan Singapura tanaman karet mulai dicoba dibudidayakan pada tahun 1876. Tanaman karet pertama di Indonesia ditanam di Kebun Raya (Anonim, 2005b). Tanaman ini mempunyai tinggi sekitar 30-40 m dengan daun berbentuk elips (4-50) cm x (1.5-15) cm dan biji berukuran 2 x 1 cm.

Hasil utama dari pohon karet adalah lateks yang dapat dijual atau diperdagangkan di masyarakat berupa lateks segar, slab/koagulasi, ataupun sit asap/sit angin. Selanjutnya produk-produk tersebut akan


(45)

digunakan sebagai bahan baku pabrik Crumb Rubber/Karet Remah, yang menghasilkan berbagai bahan baku untuk berbagai industri hilir seperti ban, bola, sepatu, karet, sarung tangan, baju renang, karet gelang, mainan dari karet, dan berbagai produk hilir lainnya. Hasil sampingan dari pohon karet adalah kayu karet yang dapat berasal dari kegiatan rehabilitasi kebun atau peremajaan kebun karet tua yang sudah tidak menghasilkan lateks lagi (Anonim, 2005b).

Biji karet memiliki kadar lemak sekitar 40-50% menurut Soerawidjaja (2005), sedangkan menurut Wille et al. (1995), komosisi dari asam lemak pada biji karet adalah C16:0 sebesar 8.8%, C18:0 sebesar 8.7%, C18:1 sebesar 24.9%, C18:2 sebesar 38.6, C18:3α sebesar 16.7 %, dan asam lemak yang berupa komponen minor sebesar 2.3%.

Gambar 21. Tanaman karet Gambar 22. Buah karet (Anonim, 2008v)

c. Kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd.) Klasifikasi dari kemiri adalah :

Kingdom: Plantae

Division: Magnoliophyta Class: Magnoliopsida Ordo: Malpighiales Family: Euphorbiaceae Genus: Aleurites


(46)

Spesies: Aleurites moluccana (L.) Willd.

Kemiri adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah, dalam perdagangan antarnegara dikenal sebagai candlenut. Pohonnya disebut sebagai varnish tree atau kukui nut tree. Minyak yang diekstrak dari bijinya berguna dalam industri untuk digunakan sebagai bahan campuran cat (Anonim 2007e).

Tanaman ini sudah tersebar luas di daerah tropis. Tinggi tanaman ini mencapai sekitar 15-25 meter. Daunnya berwarna hijau pucat. Biji yang terdapat di dalamnya memiliki lapisan pelindung yang sangat keras dan mengandung minyak yang cukup banyak, yang memungkinkan untuk digunakan sebagai lilin. Kemiri adalah tumbuhan resmi negara bagian Hawaii (Anonim 2007e).

Biji kemiri mengandung bahan beracun dengan kekuatan ringan. Karena itu sangat tidak dianjurkan mengonsumsi biji kemiri secara mentah. Penggunaan kemiri harus diawali dengan menyangrai (memanaskan tanpa minyak atau air) hingga biji hangat. Pemanasan akan menguraikan toksin. Kadar lemak dari biji kemiri adalah 57-69% (berat kering), sedangkan komposisi asam lemaknya menurut Azam et al. (2005) adalah : C16: 0 (5.5%), C18:0 (6.7%), C18:1 (10.5%), C18:2 (48.5%), dan C18:3 (28.5%).


(47)

d. Kemiri Cina (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) Klasifikasi dari kemiri cina adalah :

Kingdom: Plantae

Division: Magnoliophyta Class: Magnoliopsida Ordo: Malpighiales Family: Euphorbiaceae Genus: Reutealis

Spesies: Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw Tumbuhan ini memang belum banyak dikenal, namun setelah diteliti, kandungan yang ada di dalam bijinya mampu memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan kehidupan manusia. Kemiri cina atau yang disebut kemiri sunan merupakan tanaman asli Filipina, namun saat ini banyak tumbuh di Jawa Barat. Belum diketahui secara pasti, mengapa tanaman ini banyak tumbuh di Jawa Barat sementara di daerah lain jarang terlihat. Sumedang merupakan daerah yang paling banyak ditumbuhi tanaman ini.

Tanaman ini bisa tumbuh optimal sampai pada ketinggian maksimal 1.000 meter dpl, dengan suhu 18,7 - 26,2oC pada tingkat keasaman (pH) 5,4 - 7,1. Tingginya dapat mencapai 15 meter dan mampu hidup sampai usia 75 tahun. Kanopinya yang cukup besar mampu menahan tetesan air hujan jatuh langsung ke permukaan tanah. Akar tunggangnya yang dalam diyakini mampu membantu mengurangi erosi dan tanah longsor (Achadiat, 2007).

Kemiri sunan yang usianya di atas 7 tahun mampu menghasilkan 500 kg biji kering per tahun. Dengan potensinya yang demikian besar, satu, dua, atau tiga pohon kemiri sunan yang ditanam di halaman akan sangat banyak memberikan manfaat bagi petani (Achadiat, 2007). Kandungan asam lemak yang dimiliki oleh miyak biji kemiri cina adalah asam palmitat, asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat (Anonim, 2008e).


(48)

Gambar 24. Tanaman kemiri cina

Gambar 25. Buah kemiri cina

10. Suku Fabaceae

Jenis biji dari suku Fabaceae yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari genus Arachis dan Adenanthera.

a. Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Klasifikasi dari kacang tanah adalah :

Kingdom: Plantae

Division: Magnoliophyta Class: Magnoliopsida Ordo: Fabales Family: Fabaceae Genus: Arachis

Spesies: Arachis hypogaea L.

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman polong-polongan atau legum kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis. Tiongkok dan India merupakan penghasil kacang tanah terbesar dunia. Tumbuhan ini memiliki tinggi sekitar 15-70 cm.

Sebagai tanaman budidaya, kacang tanah terutama dipanen bijinya yang kaya protein dan lemak. Biji ini dapat dimakan mentah,


(49)

direbus (di dalam polongnya), digoreng, atau disangrai. Di Amerika Serikat, biji kacang tanah diproses menjadi semacam selai dan merupakan industri pangan yang menguntungkan. Produksi minyak kacang tanah mencapai sekitar 10% pasaran minyak masak dunia pada tahun 2003 menurut FAO (Anonim, 2008g).

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) memiliki banyak manfaat bagi manusia, digunakan secara tradisional sebagai obat sakit sendi, aprodisiak, pencahar, obat bermacam-macam pendarahan dan leukimia. Kacang tanah yang mempunyai kadar lemak 35-55%, memiliki komposisi asam lemak : 20% asam lemak jenuh, 50% mono-unsaturated acid (asam oleat), 30% polymono-unsaturated acid (asam linoleat), dan kurang dari 1% asam linolenat (Bender, 2005).

Gambar 26. Tanaman kacang tanah

b.Saga pohon (Adenanthera pavonina L.) Klasifikasi dari saga pohon adalah :

Kingdom: Plantae Division: Magnoliophyta Class: Magnoliopsida Ordo: Fabales Family: Fabaceae Genus: Adenanthera

Spesies: Adenanthera pavonina L.

Saga pohon adalah pohon yang buahnya menyerupai petai (tipe polong dengan bijinya merah kecil-kecil, dahulu biji saga dipakai sebagai penimbang emas karena beratnya yang selalu


(50)

konstan. Saga pohon umum dipakai sebagai pohon peneduh di jalan-jalan besar (Anonim, 2007d).

Biji saga pohon merupakan tanaman asal daerah tropis dan hampir ditemukan semua pulau di Indonesia, disamping itu saga banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai makanan kecil atau dicampur nasi. Biji saga juga digunakan sebagai bahan baku pembuat tempe dan kecap menggantikan kedelai. Nilai gizi yang terdapat pada biji saga hampir sama tinggi dengan kacang kedelai, namun biji saga mengandung saponin yang cukup tinggi. (Aminah et al.,2007).

Menurut Soerawidjaja (2005), biji saga pohon mengandung kadar lemak sebesar 14-28% (berat kering), sedangkan menurut Minami et al. (2007), minyak dari biji saga pohon mengandung asam linoleat, asam oleat, dan lignocerotic acid.


(51)

11. Suku Anarcardiaceae

Jenis biji dari suku Fabaceae yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari genus Mangifera

a. Mangga (Mangifera indica L.) Klasifikasi dari mangga adalah :

Kingdom: Plantae

Filum: Magnoliophyta Class: Magnoliopsida Ordo: Sapindales Family: Anacardiaceae Genus: Mangifera Spesies: Mangifera indica L.

Mangga adalah nama sejenis buah, termasuk ke dalam marga Mangifera, yang terdiri dari 35-40 anggota, dan suku Anacardiaceae. Nama ilmiahnya adalah Mangifera indica. Nama buah ini berasal dari bahasa melayu “manga” yang kemudian diindonesiakan menjadi mangga (Anonim, 2008h). Tanaman mangga umumnya mulai berbunga pada bulan Juli – Agustus dan buahnya masak pada bulan November – Desember. Tanaman ini dapat beradaptasi dengan baik di dataran rendah dengan ketinggian 10 - 200 m dpl (Anonim, 2006a).

Mangga terutama ditanam untuk buahnya. Buah yang matang umum dimakan dalam keadaan segar, sebagai buah meja atau campuran es, sedangkan buah yang muda sering dijadikan rujak. Biji mangga dapat dijadikan pakan ternak atau unggas, minyak yang diekstrak dari biji terkadang digunakan sebagai cocoa butter substitute (Anonim, 2008i). Masyarakat India bahkan menjadikannya bahan pangan di masa paceklik. Daun mudanya dilalap atau dijadikan sayuran (Anonim, 2008h). Minyak dari biji mangga mengandung asam palmitat, asam stearat, dan asam oleat masing-masing sebesar 5.1-8.0%, 42-48%, dan 35-42% (Anonim, 2008i). Varietas mangga yang digunakan dalam penelitian ini adalah mangga


(52)

arummanis, mangga simanalagi, mangga gedong, dan mangga indramayu.

•Mangga Arummanis.

Mangga ini berasal dari daerah Probolinggo, Jawa Timur merupakan salah satu varietas unggul yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian. Buahnya berbentuk jorong, berparuh sedikit, dan ujungnya meruncing. Pangkal buah berwarna merah keunguan, sedangkan bagian lainnya berwarna hijau kebiruan. Kulitnya tidak begitu tebal, berbintik-bintik kelenjar berwarna keputihan, dan ditutupi lapisan lilin. Daging buahnya tebal, berwarna kuning, lunak, tak berserat, dan tidak begitu banyak mengandung air. Rasanya manis segar, tetapi pada bagian ujungnya kadang-kadang terasa asam. Panjang buahnya dapat mencapai 15 cm dengan berat rata-rata per buah 450 g (Anonim, 2005a).

•Mangga Indramayu

Mangga indramayu mengacu pada daerah Indramayu, Jawa Barat. Buahnya besar, dagingnya sangat berair. Biji mangga indramayu agak besar dan sebagian dari dagingnya melekat pada biji (Anonim, 2006a). Tinggi tanaman ini mencapai 10 meter, warna daun mudanya merah tua, tetapi ketika tua berwarna hijau tua. Bentuk daunnya bulat panjang dengan panjang daun 10-30 cm dan lebar 5-6 cm. Warna kulit buahnya hijau kekuningan sedangkan warna daging buahnya kuning. Buahnya mempunyai tekstur yang berserat halus dan berbentuk bulat panjang. Rasa daging buahnya manis segar. Buahnya memiliki kadar air: ± 78,3%, kandungan vitamin C ± 16 mg/100 g (Anonim, 2006a).

•Mangga Gedong

Mangga gedong berasal dari daerah Cirebon. Ciri khas mangga ini adalah warna kulit serta daging buahnya kuning kemerahan dan tampak mencolok. Buahnya berbentuk bulat dengan kulit tipis. Daging buah cukup tebal, berwarna kuning kemerahan dan berserat halus. Rasanya manis dan aromanya harum. Ukuran buahnya


(53)

tergolong sedang, panjangnya antara 10-12 cm, dan berat rata-rata 200 g/buah. Mangga gedong yang matang dapat tahan selama 5-7 hari dalam masa penyimpanan. Selain dikonsumsi segar, mangga gedong banyak digunakan sebagai bahan baku industri sari buah (Anonim, 2005c).

•Mangga Simanalagi

Daerah Pasuruan, Jawa Timur, merupakan asal mangga ini. Rasa buahnya manis dan aromanya harum. Mangga ini mempunyai bentuk buah yang jorong, pangkal meruncing, dan ujung membulat. Warna buah kuning pada pangkalnya dan hijau pada ujungnya. Kulit buah tebal dengan lapisan lilin dengan bintik-bintik kelenjar yang keputihan. Daging buah tebal, berwarna kuning menarik, teksturnya lembut dan lunak, dan tidak banyak mengandung air. Panjang buahnya sekitar 14 cm dan bobotnya lebih dari 500 g. Produktivitas rata-rata sekitar 36 kg/pohon. Buah mangga ini dipanen setelah tua benar. Cirinya, bagian pangkal buah telah membengkak rata dan warnanya mulai menguning. Pemungutan buah yang belum tua benar menyebabkan rasanya agak asam dan kelat (mutu rendah).


(54)

b. Kuweni (Mangifera odorata Griff) Klasifikasi dari kuweni adalah :

Kingdom: Plantae

Filum: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Sapindales Familia: Anacardiaceae Genus: Mangifera

Spesies: Mangifera odorata Griff

Kuweni adalah sejenis mangga-manggaan yang masih berkerabat dekat dengan bacang. Tumbuhan ini memiliki buah yang harum dan daging buah yang lembut. Konsistensi daging buah kuweni lebih padat daripada bacang dan seratnya lebih halus. Karakternya berada di antara mangga dan bacang, dan para ahli juga menganggapnya sebagai hibrida antarspesifik alami antara mangga dan bacang.

Pohon kuweni berukuran sedang, dengan tinggi antara 10-15 m. Berbatang lurus dengan tajuk bundar atau bundar telur melebar. Seluruh bagian tanaman, apabila dilukai, akan mengeluarkan getah berbau terpentin, yang mula-mula bening namun lama kelamaan akan menjadi coklat kehitaman. Getah ini bersifat menggatalkan bila terkena kulit. Daun tunggal tersebar, bentuk lonjong sampai lanset dengan urat daun yang tampak jelas terutama di sisi bawah. Buahnya berbentuk lonjong-jorong miring, kulitnya berwarna hijau sampai kekuningan, dengan bintik-bintik lentisel berwarna kecoklatan yang jarang-jarang. Kulit buah agak tebal, 3-4 mm, dengan daging berwarna kuning sampai agak jingga, manis-asam, berserat, mengandung banyak sari buah. Buahnya harum seperti harum dari buah bacang. Meski hampir serupa, buah kuweni agak mudah dibedakan dari bacang yang lebih bulat dan berkulit lebih keras dan tebal, dengan banyak bintik lentisel berjarak agak rapat.

Tanaman ini ditanam terutama untuk diambil buahnya yang dimakan sebagai buah meja atau dijadikan campuran minuman. Inti bijinya ditumbuk untuk dijadikan tepung dan digunakan sebagai bahan pembuatan makanan sejenis dodol. Kulit batangnya dapat digunakan sebagai bahan obat tradisional (Anonim,2008m).


(55)

B. LIPIDA TANAMAN

Lipida adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun jaringan tumbuhan dan binatang (Tarigan, 1983). Lipida merupakan komponen mayor dalam pangan dan merupakan golongan senyawa organik kedua yang menjadi sumber makanan, merupakan kira-kira 40% dari makanan yang dimakan sehari-hari, dan bahan baku banyak komoditi penting seperti sabun. Lipida mempunyai sifat umum antara lain: larut dalam pelarut organik tertentu seperti benzene, kloroform, dietil eter, heksana, dan metanol (Akoh et al., 2002); mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan kadang-kadang mengandung nitrogen dan fosfor; hidrolisis menghasilkan asam lemak atau dapat membentuk ester dengan asam lemak; dan berperan pada metabolisme tumbuhan dan binatang (Tarigan, 1983).

Pengklasifikasian lipida menurut Akoh et al. (2002), dapat didasarkan pada properti fisiknya (minyak jika berwujud cair dan lemak jika berwujud padat pada suhu kamar), polaritasnya (lipida polar dan lipida netral), esensialnya pada manusia (asam lemak esensial dan asam lemak non esensial), atau strukturnya (lipida sederhana dan lipida kompleks). Minyak dan lemak termasuk salah satu anggota lipida netral (Ketaren, 1986). Minyak dan lemak merupakan campuran dari gliserida-gliserida dengan susunan asam-asam lemak yang tidak sama. Apabila minyak atau lemak mengandung gliserida sederhana dalam jumlah yang sedikit sekali atau sama sekali tidak ada, maka hal itu akan membuat gliserida-gliserida yang menyusun minyak dan lemak tersebut kelarutannya menjadi sama, sehingga sukar sekali untuk memisahkannya dan baru setelah dilakukan proses hidrolisa pada minyak atau lemak tersebut akan dapat dilakukan pemisahan asam lemaknya (Djatmiko dan Widjaja, 1985).

1. Asam Lemak

Asam lemak merupakan sekelompok senyawa hidrokarbon dengan gugus karboksilat pada ujungnya. Asam lemak memiliki empat peranan utama. Pertama, asam lemak merupakan unit penyusun fosfolipida dan


(56)

glikolipida. Molekul-molekul amfipatik ini merupakan komponen penting bagi membran biologi. Kedua, banyak protein dimodifikasi oleh ikatan kovalen asam lemak, yang menempatkan protein-protein tersebut ke lokasi-lokasinya pada membran. Ketiga, asam lemak merupakan molekul bahan bakar. Asam lemak disimpan dalam bentuk triasilgliserol, yang merupakan ester gliserol yang tidak bermuatan. Triasilgliserol disebut juga lemak netral atau trigliserida. Keempat, derivat asam lemak berperan sebagai hormon dan cakra intrasel (Rusdiana, 2004). Asam-asam lemak yang ditemukan di alam biasanya merupakan asam-asam monokarboksilat dengan rantai yang tidak bercabang dan mempunyai jumlah atom karbon genap (Winarno, 1992). Asam lemak merupakan asam lemah, dan dalam air terdisosiasi sebagian. Umumnya berfase cair atau padat pada suhu ruang (27°C). Semakin panjang rantai C penyusunnya, semakin mudah membeku dan juga semakin sukar larut (Anonim, 2008b).

Menurut Akoh et al. (2002), berdasarkan strukturnya asam lemak dapat dibedakan menjadi: saturated fatty acids yang merupakan asam lemak jenuh dimulai dari methanoic acid (methanoic, ethanoic, dan propanoic acid jarang ditemukan secara alami); unsaturated fatty acids, asam lemak ini terbagi lagi menjadi monounsaturated fatty acids (contohnya : asam oleat) dan polyunsaturated fatty acids (PUFAs); acetylenic fatty acids, asam lemak jenis ini diidentifikasi memiliki ikatan rangkap tiga, dan ditemukan di alam dalam bentuk molekul C-18; trans fatty acids, yang merupakan asam lemak yang memiliki ikatan rangkap dua dengan konfigurasi trans; branched fatty acids; cyclic fatty acids, asam lemak yang memiliki cincin karbon siklik; hydroxy dan epoxy fatty acids, yang merupakan jenis asam lemak yang jenuh atau tidak jenuh yang memiliki grup fungsional hidroksi dan epoksi (contohnya : ricinoleic acid yang ditemukan pada biji spesies Ricinus sp.); dan furanoid fatty acids, asam lemak yang memiliki grup furan. Berikut pada Tabel 1 dapat dilihat asam lemak dari berbagai jenis biji-bijian.


(57)

2. Identifikasi komponen asam lemak dengan gas chromatograhy

Gas chromatography merupakan teknik yang pertama kali diperkenalkan oleh James dan Martin pada tahun 1952, teknik ini merupakan metode analisis kuantitatif dan kualitatif yang cepat untuk menganalisis komponen lipida volatil, seperti hidrokarbon, fatty acid esters, sterol, dll (Gunstone et al., 1995). Penggunaan kromatografi menurut Skoog et al. (1998) dibedakan antara dua metode penggunaan. Pertama, kromatografi gas digunakan sebagai alat untuk melakukan pemisahan. Penggunaan ini memerlukan pengubahan senyawa sampel menjadi senyawa volatil atau senyawa yang dapat diderivatisasi untuk menghasilkan senyawa volatil. Kedua, kromatografi gas sebagai pelengkap untuk hasil analisis yang sempurna, dalam hal ini waktu dan volume retensi digunakan untuk identifikasi senyawa, dan luas serta bobot peak sebagai informasi kuantitatifnya.

Bagian dasar suatu kromatografi gas adalah: tangki gas pembawa, system injeksi sampel, kolom kromatografi, detektor, oven, dan rekorder (Nielsen, 1998). Gas pembawa merupakan gas yang inert dan memiliki tingkat kemurnian yang tinggi seperti helium, nitrogen, dan hidrogen. Penggunaan jenis gas tergantung dari jenis detektor yang digunakan. Menurut Skoog et al. (1998), sistem gas pembawa biasanya berisi molekul penyaring air dan zat pengotor lain. Tangki gas pembawa dilengkapi dengan regulator aliran dan tekanan. Sampel diinjeksikan dengan menggunakan syringe ke tempat injeksi (injection port). Oven berfungsi mengontrol temperatur dalam kolom kromatografi. Kolom kromatografi gas dapat berupa packed column atau capillary column. Penggunaan awal kromatorafi gas banyak menggunakan tipe packed column, tetapi pada perkembangannya tipe capillary lebih banyak digunakan. Detektor yang sering digunakan pada kromatografi gas adalah flame ionization (FID), thermal conductivity (TCD), electron capture (ECD), flame photometric (FPD), dan photoionzation (PID). Detektor haruslah peka terhadap komponen-komponen yang terpisahkan didalam kolom serta mengubah kepekaan menjadi sinyal.


(58)

Komposisi asam lemak dapat dianalisis dengan menggunakan metode kromatografi gas. Prinsip analisis komposisi asam lemak dengan GLC adalah dengan mengubah komponen asam lemak menjadi senyawa volatile metil ester asam lemak (Fatty Acid Methyl Esther atau FAME). Metil ester asam lemak tersebut akan dibawa oleh gas (carrier) untuk melewati fase diam berupa cairan di dalam kolom dan kemudian akan dipisahkan sesuai dengan tingkat volatilitas dan interaksinya dengan fase diam. Perbedaan volatilitas asam lemak serta interaksinya dengan fase diam akan menyebabkan masing-masing komponen asam lemak berada di dalam kolom dengan waktu retensi yang berbeda. Komponen yang keluar kemudian akan dideteksi dengan detektor flame ionization (FID), yang memberikan responnya berupa peak kromatogram. Jenis dan jumlah asam lemak yang ada pada contoh dapat diidentifikasi dengan membandingkan peak kromatogram contoh dengan peak kromatogram asam lemak standar yang telah diketahui jenis dan konsentrasinya

3. Trigliserida

Trigliserida merupakan turunan dari gliserol. Substituennya dapat ditunjukkan menurut sistem sn (stereospecific number). Jadi, suatu trigliserida yang mengandung asam palmitat (C-1), asam oleat (C-2), dan asam stearat (C-3) dinamakan sn-gliseril-1-palmitat-2-oleat-3-stearat. Kata gliseril lebih sering dihilangkan, sehingga nama gliserida tersebut menjadi palmito-oleo-stearin. Jika trigliserida mengandung dua molekul asam palmitat dan satu asam stearat, maka dinamakan dipalmitostearin atau stearodipalmitin (Djatmiko dan Widjaja, 1985).

Sifat-sifat trigliserida tergantung pada komposisi dan distribusi asam lemaknya. Titik cair dan tingkat kepadatannya tergantung pada panjang rantai dan tingkat kejenuhannya. Semakin banyak rantai pendek dan ikatan tidak jenuh semakin rendah tingkat kepadatannya. Sebaliknya, semakin banyak asam lemak jenuh rantai panjang semakin tinggi tingkat kepadatannya. Trigliserida terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol. Apabila terdapat satu asam lemak dalam ikatan dengan gliserol maka


(1)

Sampel Ulg Duplo W sampel

(g)

W labu lemak (g)

Bobot akhir (labu lemak +

sampel)

K.Lemak

(%BK) Std. Dev

RSD

Analisis KL (%BB) Std. Dev

RSD Analisis

Biji Mengkudu

1 1 2.0329 58.9093 59.0015 4.54

0.04

0.87

2.53

0.02

0.78

2 2.0373 61.5401 61.6335 4.58 2.56

2 1 2.0747 59.2873 59.3801 4.47 2.49

2 2.0316 68.4983 68.5951 4.76 2.66

Rata-rata 4.59 2.56

4.59 ± 0.04 2.56 ± 0.02

Biji Nangka

1 1 3.0088 59.8516 59.8887 1.23

0.02

1.71

0.42

0.01

2.44

2 3.0302 60.9020 60.9384 1.20 0.41

2 1 3.0057 57.1024 57.1396 1.24 0.42

2 3.0063 58.5854 58.6214 1.20 0.40

Rata-rata 1.22 0.41

1.22 ± 0.02 0.41 ± 0.01

Biji Pepaya

1 1 2.5010 58.9065 59.5014 23.79

0.70

3.06

6.82

0.20

3.05

2 2.4965 61.5358 62.1079 22.92 6.57

2 1 3.0268 59.1519 59.8330 22.50 6.45

2 3.0285 68.7853 69.4583 22.22 6.37

Rata-rata 22.86 6.55

22.86 ± 0.70 6.55 ± 0.20

Biji Jarak Kaliki

1 1 4.0171 59.1484 60.5369 34.56

1.04

3.06

30.08

0.90

3.04

2 4.0453 57.1448 58.5558 34.88 30.36

2 1 4.0047 59.1451 60.4916 33.62 29.26

2 4.0299 57.1428 58.4682 32.89 28.62

Rata-rata 33.99 29.58


(2)

Sampel Ulg Duplo W sampel

(g)

W labu lemak (g)

Bobot akhir (labu lemak +

sampel)

K.Lemak (%BK)

Std. Dev

RSD Analisis

KL (%BB)

Std. Dev

RSD Analisis Biji

Kacang Tanah

1 1 3.0281 68.2634 69.5900 43.81

2.81

6.75

40.16

2.58

6.76

2 3.0146 61.5292 62.8378 43.41 39.79

2 1 3.0159 59.0937 60.2891 39.64 36.33

2 3.0403 57.3235 58.5285 39.63 36.33

Rata-rata 41.62 38.15

41.62 ± 2.81 38.15 ± 2.58

Biji Saga Pohon

1 1 4.0335 68.2652 68.7028 10.85

0.07

0.65

9.04

0.01

0.11

2 4.0855 58.9028 59.3525 11.01 9.17

2 1 4.0893 59.1437 59.5892 10.89 9.08

2 4.0734 57.1396 57.5863 10.97 9.14

Rata-rata 10.93 9.11

10.93 ± 0.07 9.11 ± 0.01

Biji Kemiri

Cina

1 1 4.0470 59.1460 61.3903 55.46

1.53

2.83

21.14

0.58

2.82

2 4.0138 57.1425 59.3360 54.65 20.83

2 1 4.0051 59.1465 61.2412 52.30 19.94

2 4.0030 57.1385 59.2794 53.48 20.39

Rata-rata 53.97 20.57

53.97 ± 1.53 20.57 ± 0.58

Kemiri

1 1 4.0122 58.9036 61.4982 64.67

0.18

0.28

57.70

0.16

0.28

2 4.0113 61.5349 64.0838 63.54 56.70

2 1 4.0686 57.1452 59.7533 64.10 57.20

2 4.0390 68.2701 70.8383 63.59 56.74

Rata-rata 63.97 57.08


(3)

Sampel Ulg Duplo W sampel

(g)

W labu lemak (g)

Bobot akhir (labu lemak +

sampel)

K.Lemak (%BK)

Std. Dev

RSD Analisis

KL (%BB)

Std. Dev

RSD Analisis

Biji Karet

1 1 4.0648 68.2696 69.8262 38.29

0.20

0.52

22.31

0.12

0.53

2 4.0388 58.9080 60.4617 38.47 22.41

2 1 4.0257 59.1436 60.7102 38.91 22.67

2 4.0132 57.1392 58.6814 38.43 22.39

Rata-rata 38.53 22.45

38.53 ± 0.20 22.45 ± 0.12

Biji Kepoh

1 1 3.0016 60.9008 62.5566 55.16

0.16

0.29

14.16

0.04

0.28

2 3.0013 59.8662 61.5240 55.24 14.18

2 1 3.0108 59.1447 60.8110 55.34 14.21

2 3.0474 57.1572 58.8209 54.59 14.01

Rata-rata 55.08 14.14

55.08 ± 0.16 14.14 ± 0.04

Biji Tengkawang

1 1 3.0075 58.9078 60.1755 42.15

0.13

0.31

33.57

0.10

0.30

2 3.0137 61.5387 62.7979 41.78 33.28

2 1 3.0213 68.2651 69.5097 41.19 32.81

2 3.0063 57.0945 58.3687 42.38 33.76

Rata-rata 41.88 33.36

41.88 ± 0.13 33.36 ± 0.10

Biji mangga arumanis

1 1 2.0504 60.8826 60.9910 5.29

0.03

0.58

1.67

0.10

6.10

2 2.0862 59.8901 59.9956 5.06 1.60

2 1 2.0281 60.8830 60.9919 5.37 1.70

2 2.0410 59.8950 59.9984 5.07 1.60

Rata-rata 5.19 1.64


(4)

Sampel Ulg Duplo W sampel

(g)

W labu lemak (g)

Bobot akhir (labu lemak +

sampel)

K.Lemak

(%BK) Std. Dev

RSD

Analisis KL (%BB) Std. Dev

RSD Analisis Biji

Mangga simanalagi

1 1 2.0137 59.1575 59.2605 5.11

0.03

0.58

2.48

0.02

0.80

2 2.1076 58.8798 58.9893 5.20 2.52

2 1 2.0418 57.1128 57.2161 5.06 2.46

2 2.0474 60.6279 60.7335 5.16 2.50

Rata-rata 5.13 2.49

5.13 ± 0.03 2.49 ± 0.02

Biji Mangga Indramayu

1 1 3.0075 57.1190 57.3000 6.02

0.08

1.29

2.96

0.04

1.31

2 3.0130 59.1586 59.3479 6.28 3.09

2 1 3.0445 60.8940 61.0873 6.35 3.12

2 3.0363 60.8356 61.0235 6.19 3.05

Rata-rata 6.21 3.06

6.21 ± 0.08 3.06 ± 0.04

Biji Mangga Gedong

1 1 3.0353 60.8929 61.2061 10.32

0.02

0.19

5.00

0.01

0.20

2 3.0974 59.1506 59.4725 10.39 5.04

2 1 3.0456 57.1110 57.4268 10.37 5.02

2 3.0732 60.7363 61.0525 10.29 4.98

Rata-rata 10.34 5.01

10.34 ± 0.02 5.01 ± 0.01

Biji Kuweni

1 1 3.0175 57.1056 57.3719 8.83

0.07

0.81

3.57

0.03

0.85

2 3.0230 58.8768 59.1370 8.61 3.48

2 1 3.0334 68.2466 68.5105 8.70 3.52

2 3.0737 60.7473 61.0095 8.53 3.45

Rata-rata 8.67 3.51


(5)

(6)