Identifikasi Trigliserida Pembuatan ko-kromatogram Perhitungan Persentase Trigliserida

masing-masing ke dalam sistem HPLC. Waktu retensi direkam sebagai waktu retensi dari standar TG. 4. Standar TG OOO, OOS, PPP, SSS, OOP dicampurkan ke dalam vial dengan perbandingan 10:2:2:2:4. Larutan kemudian diinjeksikan ke dalam sistem HPLC. Waktu retensi direkam dan identifikasi peak pada kromatogram standar dilakukan berdasarkan waktu retensi dari masing-masing TG No. 3. 5. Larutan No. 1, No. 2, No. 4 dicampurkan ke dalam vial dengan perbandingan 1:1:1. Larutan kemudian diinjeksikan ke dalam sistem HPLC. Identifikasi peak dilakukan berdasarkan ECN dari TG yang teridentifikasi pada No. 1, No. 2, No. 4. Waktu retensi direkam dan dijadikan sebagai acuan untuk identifikasi TG pada sampel ekstrak minyaklemak.

c. Analisis Sampel Pembuatan kromatogram sampel

Larutan dari tahap persiapan sampel diinjeksikan 20 µL ke dalam HPLC dengan menggunakan syringe. HPLC yang digunakan memiliki tipe pompa isokratik dengan laju aliran fase bergerak yang terdiri dari aseton: asetonitril 85:15 v v . Kolom yang digunakan adalah dua kolom C-18 yang dipasang seri. Rekam waktu retensi dari pelarut dan puncak trigliserida, juga persentase dari tiap trigliserida. Larutan dari tahap persiapan standar trigliserida juga diinjeksikan dengan parameter proses analisis ini.

d. Identifikasi Trigliserida

Identifikasi dilakukan dengan membandingkan waktu retensi standar trigliserida dengan sampel.

e. Pembuatan ko-kromatogram

Ko-kromatogram dilakukan pada sampel kecuali sampel kepoh dan jarak kaliki kandungan unknown fatty acid tinggi sehingga penentuan TG hanya bisa dilakukan berdasarkan literatur tengkawang tungkul komposisi TG sudah diketahui berdasarkan literatur, mangga gedong dan mangga simanalagi sudah dilakukan pada varietas lainnya. Hal ini dilakukan untuk lebih meyakinkan urutan trigliserida pada sampel. Larutan yang dibuat dari tahap persiapan sampel dicampur dengan larutan standar 5 yang diperkirakan terdapat pada sampel mengacu pada data tahap d. Larutan campuran sampel dan standar diinjeksikan sebanyak 20 µL dan direkam luas areanya. Penentuan peak standar trigliserida pada ko-kromatogram dilakukan dengan membandingkan urutan peak TG dan luas area ko-kromatogram dengan kromatogram sampel. Peak pada ko-kromatogram yang memiliki luas area yang berbeda dengan peak pada kromatogram sampel merupakan peak jenis TG yang ditambahkan. Selanjutnya penentuan TG pada kromatogram sampel dilakukan sesuai urutan equivalent carbon number ECN. Penentuan standar TG yang ditambahkan ke dalam ekstrak lemak minyak dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 4. Penentuan jenis standar TG yang ditambahkan pada ekstrak lemakminyak Sampel ekstrak lemakminyak Standar TG yang ditambahkan Perbandingan sampel: masing – masing standar TG Alpukat OOO, OOS, dan OOP 1 : 1 : 1 : 1 Rambutan OOO, PPP, dan SSS 1 : 1 : 1 : 1 Sirsak OOO dan OOP 1 : 1 : 1 Mengkudu OOP 1 : 1 Pepaya OOO dan OOS 1 : 1 : 1 Cempedak OOO 1 : 1 Nangka OOP 1 : 1 Karet OOO dan OOS 1 : 1 : 1 Kemiri OOP 1 : 1 kemiri cina OOO dan OOP 1 : 1 : 1 kacang tanah OOO dan OOS 1 : 1 : 1 saga pohon OOP dan OOS 1 : 1 : 1 mangga arumanis ekstrak minyak tengkawang 1 : 1 mangga indramayu ekstrak minyak tengkawang 1 : 1 Kuweni ekstrak minyak tengkawang 1 : 1

f. Perhitungan Persentase Trigliserida

Perhitungan persentase trigliserida menunjukkan luas area TG per luas area TG yang teridentifikasi, perhitungannya mengikuti perhitungan rumus berikut ini : T i = [ ] 100 area luas jumlah TG puncak area Luas ×

4. Identifikasi Potensi Ekstrak LemakMinyak Berdasarkan Profil Asam