Asam Lemak LIPIDA TANAMAN

B. LIPIDA TANAMAN

Lipida adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun jaringan tumbuhan dan binatang Tarigan, 1983. Lipida merupakan komponen mayor dalam pangan dan merupakan golongan senyawa organik kedua yang menjadi sumber makanan, merupakan kira-kira 40 dari makanan yang dimakan sehari-hari, dan bahan baku banyak komoditi penting seperti sabun. Lipida mempunyai sifat umum antara lain: larut dalam pelarut organik tertentu seperti benzene, kloroform, dietil eter, heksana, dan metanol Akoh et al., 2002; mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan kadang-kadang mengandung nitrogen dan fosfor; hidrolisis menghasilkan asam lemak atau dapat membentuk ester dengan asam lemak; dan berperan pada metabolisme tumbuhan dan binatang Tarigan, 1983. Pengklasifikasian lipida menurut Akoh et al. 2002, dapat didasarkan pada properti fisiknya minyak jika berwujud cair dan lemak jika berwujud padat pada suhu kamar, polaritasnya lipida polar dan lipida netral, esensialnya pada manusia asam lemak esensial dan asam lemak non esensial, atau strukturnya lipida sederhana dan lipida kompleks. Minyak dan lemak termasuk salah satu anggota lipida netral Ketaren, 1986. Minyak dan lemak merupakan campuran dari gliserida-gliserida dengan susunan asam-asam lemak yang tidak sama. Apabila minyak atau lemak mengandung gliserida sederhana dalam jumlah yang sedikit sekali atau sama sekali tidak ada, maka hal itu akan membuat gliserida-gliserida yang menyusun minyak dan lemak tersebut kelarutannya menjadi sama, sehingga sukar sekali untuk memisahkannya dan baru setelah dilakukan proses hidrolisa pada minyak atau lemak tersebut akan dapat dilakukan pemisahan asam lemaknya Djatmiko dan Widjaja, 1985.

1. Asam Lemak

Asam lemak merupakan sekelompok senyawa hidrokarbon dengan gugus karboksilat pada ujungnya. Asam lemak memiliki empat peranan utama. Pertama, asam lemak merupakan unit penyusun fosfolipida dan glikolipida. Molekul-molekul amfipatik ini merupakan komponen penting bagi membran biologi. Kedua, banyak protein dimodifikasi oleh ikatan kovalen asam lemak, yang menempatkan protein-protein tersebut ke lokasi-lokasinya pada membran. Ketiga, asam lemak merupakan molekul bahan bakar. Asam lemak disimpan dalam bentuk triasilgliserol, yang merupakan ester gliserol yang tidak bermuatan. Triasilgliserol disebut juga lemak netral atau trigliserida. Keempat, derivat asam lemak berperan sebagai hormon dan cakra intrasel Rusdiana, 2004. Asam-asam lemak yang ditemukan di alam biasanya merupakan asam-asam monokarboksilat dengan rantai yang tidak bercabang dan mempunyai jumlah atom karbon genap Winarno, 1992. Asam lemak merupakan asam lemah, dan dalam air terdisosiasi sebagian. Umumnya berfase cair atau padat pada suhu ruang 27°C. Semakin panjang rantai C penyusunnya, semakin mudah membeku dan juga semakin sukar larut Anonim, 2008b. Menurut Akoh et al. 2002, berdasarkan strukturnya asam lemak dapat dibedakan menjadi: saturated fatty acids yang merupakan asam lemak jenuh dimulai dari methanoic acid methanoic, ethanoic, dan propanoic acid jarang ditemukan secara alami; unsaturated fatty acids, asam lemak ini terbagi lagi menjadi monounsaturated fatty acids contohnya : asam oleat dan polyunsaturated fatty acids PUFAs; acetylenic fatty acids, asam lemak jenis ini diidentifikasi memiliki ikatan rangkap tiga, dan ditemukan di alam dalam bentuk molekul C-18; trans fatty acids, yang merupakan asam lemak yang memiliki ikatan rangkap dua dengan konfigurasi trans; branched fatty acids; cyclic fatty acids, asam lemak yang memiliki cincin karbon siklik; hydroxy dan epoxy fatty acids, yang merupakan jenis asam lemak yang jenuh atau tidak jenuh yang memiliki grup fungsional hidroksi dan epoksi contohnya : ricinoleic acid yang ditemukan pada biji spesies Ricinus sp.; dan furanoid fatty acids, asam lemak yang memiliki grup furan. Berikut pada Tabel 1 dapat dilihat asam lemak dari berbagai jenis biji-bijian.

2. Identifikasi komponen asam lemak dengan gas chromatograhy