Suku Sapindaceae : Rambutan Nephelium lappaceum L. Suku Annonaceae : Sirsak Annona muricata L.

Gambar 58. Kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji rambutan Gambar 59. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak lemak biji rambutan dengan penambahan standar OOO,PPP, dan SSS

3. Suku Annonaceae : Sirsak Annona muricata L.

Profil trigliserida pada ekstrak biji sirsak dapat dilihat pada Tabel 10. Komponen trigliserida PLO, OLO, dan OOP merupakan jenis trigliserida yang memiliki persentase tertinggi. Hasil ini sesuai dengan komposisi asam lemaknya dimana oleat, linoleat, dan asam palmitat merupakan asam lemak yang dominan menyusun biji sirsak. Untuk lebih meyakinkan urutan trigliserida pada sampel, maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar trigliserida jenis OOO dan OOP dengan perbandingan 1:1:1. Hasil ko-kromatogram TG ekstrak minyak biji sirsak dapat dilihat pada Gambar 61. Terlihat pada Gambar 61, peak ke-11 luas area bertambah akibat penambahan standar OOO dan peak ke-13 luas area bertambah akibat penambahan standar OOP. Tabel 14 menunjukkan perbandingan luasan area antara ekstrak minyak biji sirsak, standar TG, dan ekstrak minyak biji sirsak dengan penambahan standar. Hasil kromatogram sampel sendiri dapat dilihat pada Gambar 60. Hasil analisis menunjukkan bahwa sampel jenis ini memiliki kandungan trigliserida tertinggi dengan struktur SUU sebesar 45.92 Tabel 14. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak minyak biji sirsak TG Area pada ekstrak minyak biji sirsak x105nRIUs Area pada standar x105nRIUs Prediksi area pada ko- kromatogram x105nRIUs Area pada ko- kromatogram x105nRIUs OOO 6.28332 7.41419 8.75471 8.01603 OOP 8.86227 5.41691 10.66790 9.26065 Gambar 60. Kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji sirsak Gambar 61. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji sirsak dengan penambahan standar OOO dan OOP.

4. Suku Rubiaceae : Mengkudu Morinda citrifolia L.

Profil trigliserida pada ekstrak biji mengkudu dapat dilihat pada Tabel 10. Komponen trigliserida LLL, OLL, dan LLP memiliki persentase yang lebih tinggi dibandingkan trigliserida lainnya. Hasil ini sesuai dengan komposisi asam lemaknya dimana linoleat, oleat, dan asam palmitat merupakan asam lemak yang dominan menyusun biji mengkudu. Untuk lebih meyakinkan urutan trigliserida pada sampel, maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar trigliserida jenis OOP dengan perbandingan 1:1. Hasil ko-kromatogram TG ekstrak minyak biji mengkudu dapat dilihat pada Gambar 63. Terlihat pada Gambar 63, peak ke- 10 luas area bertambah akibat penambahan standar OOP. Tabel 15 menunjukkan perbandingan luasan area antara ekstrak minyak biji mengkudu, standar TG, dan ekstrak minyak biji mengkudu dengan penambahan standar. Hasil kromatogram sampel sendiri dapat dilihat pada Gambar 62. Hasil analisis menunjukkan bahwa sampel jenis ini memiliki kandungan trigliserida tertinggi dengan struktur UUU triunsaturated sebesar 53.92. Tabel 15. Perbandingan luasan area kromatografi TG ekstrak minyak biji mengkudu TG Area pada ekstrak minyak biji mengkudu x105nRIUs Area pada standar x105nRIUs Prediksi area pada ko- kromatogram x105nRIUs Area pada ko- kromatogram x105nRIUs OOP 2.57671 5.41691 5.28516 3.87796 Gambar 62. Kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji mengkudu Gambar 63. Ko-kromatogram trigliserida ekstrak minyak biji mengkudu dengan penambahan standar OOP.