studi di Amerika Serikat yang dilakukan Linda E. Ledray terhadap korban perkosaan setelah 2-3 jam kejadian menemukan dampak dan akibat sebagai berikut: 96
mengalami gemetar dan menggigil tak henti, 68 mengalami rasa pusing, 68 mengalami kekejangan otot yang hebat, 65 mengalami sakit kepala, nyeri yang
hebat. Sementara itu, untuk periode pasca perkosaan, penderitaan yang dialami korban adalah 96 kecemasan, 96 rasa lelah secara psikologis, 88 kegelisahan
tiada henti, 88 terancam, dan 80 merasa diteror oleh keadaan Suyanto, 2010. Tindak kekerasan seksual pemerkosaan memberi dampak psikologis dan
fisik yang buruk bagi anak yang menjadi korbannya. Selain memberi efek stres dan trauma pemerkosaan dapat menyebabkan anak memiliki memori tentang aktivitas
yang pernah dialami dan seperti menginginkan kembali. Pada beberapa kasus, anak jadi sering melakukan masturbasi. Dampak stres dan trauma menyebabkan psikologis
korban menjadi tergangggu. Dengan mengalami kejadian tindak kekerasan seksual, korban merasa stres
dan trauma. Hal tersebut disebabkan dampak yang dialami dari kasus perkosaan tersebut sangat besar seperti kakaknya istri pelaku tidak percaya lagi pada korban,
orang tua yang kurang memperhatikan korban, malu pada masyarakat desa, lelah menjalani pemeriksaan polisi, dan lain-lain.
5. Dendam
Salah satu dampak tindak kekerasan seksual perkosaan pada anak menyebabkan anak menjadi dendam dengan pelaku dan orang-orang sekitar,
terungkap dari hasil wawancara dengan informan.
Kasus 1. “Saya dendam sama dia pelakuabang ipar, dia sudah
memfitnah Abu saya. Sampai mati saya dendam sama dia.” “Saya marah sama mereka yang melaporkan kasus ini ke
keuchik. Suatu hari nanti saya kan balas dendam sama mereka.”
NA Hasil penelitian Fuadi 2012, didapatkan bahwa kekerasan seksual yang
terjadi tidak sesederhana dampak psikologisnya. Korban akan diliputi perasaan dendam, marah, penuh kebencian yang tadinya ditujukan kepada orang yang
melecehkannya dan kemudian menyebar kepada obyek-obyek atau orang-orang lain. Setelah mengalami kekerasan seksual berbagai macam penilaian terhadap masalah
yang dialami subyek , seperti muncul perasaan sedih, tidak nyaman, lelah, kesal dan bingung hingga rasa tidak berdaya muncul.
Kekerasan seksual yang terjadi tidak sesederhana dampak psikologisnya. Korban akan diliputi perasaan dendam, marah, penuh kebencian yang tadinya
ditujukan kepada orang yang melecehkannya dan kemudian menyebar kepada obyek- obyek atau orang-orang lain. Setelah mengalami kekerasan seksual berbagai macam
penilaian terhadap masalah yang dialami korban bermacam-macam muncul perasaan sedih, tidak nyaman, lelah, kesal dan bingung hingga rasa tidak berdaya muncul.
Korban berusaha mengevaluasi sumber stress yang muncul primary appraisal dengan menilai apakah suatu situasi menimbulkan stress pada dirinya
Dari hasil penelitian ini terlihat korban pada kasus NA merasa dendam dan marah pada pelaku karena korban merasa pelaku telah mengotori dirinya dan telah
memfitnah ayahnya di kantor polisi kalau ayahnya juga turut memperkosanya. Dendam yang dirasakan korban sangat mendalam dan sampai matipun dirinya merasa
dendam dan mungkin tidak akan memaafkan perbuatan pelaku. Dendam yang dirasakan korban juga ditujukan pada orang-orang yang telah melaporkan kasusnya
pada tokoh masyarakat dan polisi. Dengan banyak orang yang tahu masalah yang dialaminya, korban merasa malu dan terus menjadi bahan ejekan dari orang-orang
sekitar. Berbeda halnya pada kasus BD, BD tidak merasa dendam terhadap kek AL, dia hanya takut terhadap kek AL, kerana perkosaan yang terhadap dirinya sudah
diketahui oleh masyarakat.
6. Gangguan pada Kemaluan