Deskripsi Pertemuan dengan BD

Selain mengalami kehamilan, NA juga mengalami masalah pada kesehatan reproduksi, seperti keluar lendir pada malam hari terutama ketika dirinya tidak bisa tidur, kadang-kadang keluar cairan kuning kadang putih, kemaluan terasa gatal, dan kadang-kadang berbau. Berdasarkan informasi RT sebagai penyidik di unit Perlindungan Anak Polres Pidie hasil BAP di kantor polisi, NA sebelumnya juga pernah diperkosa ayahnya pada saat dia berumur 9 tahun karena mereka tidur bersama dalam satu ruangan yang sempit. Namun NA membantahnya bahwa dirinya tidak pernah melakukan hubungan seks dengan abunya. NA menangis sewaktu peneliti menanyakan hal tersebut dan meminta untuk tidak menanyakan hal itu lagi, sebab kalau ibunya tahu NA bisa dimarahi telah menceritakan hal tersebut pada orang lain. Ketika disinggung masalah menikah, NA mengatakan tidak ada keinginan untuk menikah walaupun sama ZF. Dia sangat membenci dan dendam terhadap ZF, walaupun dia ayah dari anaknya.

4.3 Kasus BD Informan 2

4.3.1 Deskripsi Pertemuan dengan BD

Untuk dapat mewawancarai kasus yang kedua, peneliti menghubungi Kepala Puskesmas Padang Tiji yaitu tempat wilayah domisili BD. Kebetulan peneliti memiliki hubungan pertemanan dengan kepala Puskesmas. Kepala Puskesmas kemudian menunjuk salah seorang petugas yang juga bertempat tinggal dekat dengan rumah BD. Bersama petugas Puskesmas, kemudian peneliti mendatangi rumah BD. Pada saat itu peneliti mendampingi petugas Puskesmas dalam melaksanakan kunjungan ke rumah warga untuk pemberian makanan tambahan pada anak yang mengalami gizi buruk, yang rumah anak tersebut bersebelahan dengan rumah BD. Pada saat itu BD sedang bermain di rumah tersebut. Di situlah awal mula perkenalan peneliti dengan BD. Peneliti memperkenalkan diri dan mulai membina hubungan saling percaya dengan BD. Peneliti menjelaskan kalau peneliti ingin ke rumah untuk berkenalan dengan orang tuanya dan membuat kontrak waktu untuk kembali esok hari pada pukul 10.00 Wib. Pada pertemuan kedua, peneliti datang tepat pukul 10.00 Wib pagi sesuai dengan kontrak dengan BD. BD menyambut dengan sangat senang apalagi peneliti datang membawa oleh-oleh. Pada pertemuan kedua ini peneliti memperkenalkan diri kembali dengan BD dan orang tua BD. Orang tua BD sudah bercerai sekitar 8 tahun lalu, ibunya menderita stroke sehingga mengalami gangguan dalam berkomunikasi. Peneliti meminta izin kepada ibunya untuk mengajak BD ke Padang Tiji untuk jalan- jalan dan menanyakan kesediaan BD. Dengan semangat dan senang, BD memenuhi permintaan peneliti untuk diajak jalan-jalan. Peneliti berjanji bahwa dua hari lagi akan datang menjemput BD sekitar pada pukul 11.00 WIB. Selang dua hari,kembali peneliti mendatangi rumah BD jam 11.00 wib Alasan peneliti datang pada hari itu, karena di kota tersebut merupakan hari pasar sehingga bisa membawa BD jalan-jalan dengan peneliti untuk membeli kebutuhan BD. Selama ini BD tidak diberi izin oleh orang tuanya untuk bepergian jauh, selain itu juga BD merasa malu bertemu dengan teman-temannya karena mereka sering mengejek dan merendahkan BD. Sesampainya di pasar, peneliti menawarkan makanan yang paling disukainya. Di saat itulah peneliti menjelaskan keinginannya untuk mewawancarai BD tentang peristiwa perkosaan yang pernah dialaminya. BD sering menunduk dan ekspresi wajah mulai murung, sehingga pada hari itu peneliti tidak melanjutkan wawancara, karena dapat membuat suasana jalan-jalan tidak menyenangkan. Sebelum pulang, peneliti menanyakan kapan BD bisa diwawancara tentang perkosaan yang pernah dialaminya. BD mengatakan bahwa peneliti datang saja atau kembali ke rumahnya esok hari dan peneliti membuat kontrak pertemuan lanjutan pada pukul 09.00 WIB. Pada saat itu peneliti datang, BD sudah menunggu dengan wajah berseri dan sudah mandi. Pagi itu BD kelihatan begitu cerah dan siap bercerita. Ibunya sudah pergi ke Puskesmas bersama kakaknya untuk berobat sehingga kami lebih mudah berkomunikasi. Pada saat datang, peneliti membawa mie, sebelum melakukan wawancara kami makan mie dulu agar terbentuk keakraban antara peneliti dan BD. Di sela-sela makan mie tersebut, BD menceritakan bagaimana peristiwa perkosaan yang dialaminya. Selama wawancara kadang-kadang BD nampak sedih, menunduk, menerawang ke langit, kadang tersenyum tidak jelas.

4.3.3 Temuan Penelitian untuk Informan BD