Hamil Studi Kualitatif Kekerasan Seksual Pada Anak Di Kabupaten Pidie Tahun tahun 2013

perkembangan baik secara fisik maupun secara psikologi. Anak yang menjadi korban perkosaan atau keluarganya, kerap kali tidak tahu apa yang harus dikerjakan atau segan mengusahakan penyelesaian permasalahan itu, karena kurangtidak mempunyai pengetahuan, dana, keberanian, dan harapan; Mungkin juga karena adanya anggapan bahwa kejahatan perkosaan yang menimpa diri anak sudah nasibnya. Berbagai dampak akibat kasus tindakan kekerasan seksual perkosaan yang dialami anak adalah sebagai berikut:

1. Hamil

Kehamilan merupakan dampak yang sering terjadi pada kasus tindak kekerasan seksual. Pada dua kasus yang diteliti, kasus pertama NA mengalami kehamilan, sedangkan pada kasus BD korban tidak hamil. Kehamilan yang dialami oleh korban 1 seperti terungkap dari hasil wawancara dengan informan Kasus 1. “Dua bulan setelah perkosaan saya sudah merasakan pusing- pusing, sering mual, dan muntah-muntah.” NA “Ada warga yang melaporkan kepada kami. Kalau si NA sudah hamil.” ”Kan perutnya sudah membesar, kalau tidak salah sudah masuk 5 bulan waktu itu. Masyarakat sering melihat kalau dia sedang bermain sering muntah-muntah dan kadang-kadang sudah pusing.” AY Dampak yang muncul dari kekerasan seksual pada anak kemungkinan adalah depresi, fobia, dan mimpi buruk, curiga terhadap orang lain dalam waktu yang cukup lama. Ada pula yang merasa terbatasi di dalam berhubungan dengan orang lain, berhubungan seksual dan disertai dengan ketakutan akan munculnya kehamilan akibat dari perkosaan, kehamilan yang tidak diinginkan. Bagi korban perkosaan yang mengalami trauma psikologis yang sangat hebat, ada kemungkinan akan merasakan dorongan yang kuat untuk bunuh diri Sulistyaningsih Faturochman, 2002. Kehamilan akibat perkosaan tidak hanya menimbulkan penderitaan fisik, mental dan sosial bagi korban, tetapi juga sangat bertentangan dengan hak-hak reproduksinya. Kehamilan tersebut akan membawa dampak negatif bagi korban yakni mengalami penderitaan secara fisik, mental dan sosial. Korban mengalami trauma psikologis dan merasa tidak berharga lagi di mata masyarakat Wangi, 2012. Dalam kasus tindak kekerasan seksual pada korban NA telah terjadi kehamilan tanpa disadari dan diketahuinya. Dua bulan setelah perkosaan korban sudah merasakan pusing-pusing, sering mual, dan muntah-muntah, tetapi korban tidak tahu kalau itu tanda-tanda orang hamil. Pendidikan yang kurang serta korban mengalami retardasi mental menyebabkan dirinya tidak mengetahui bahwa dirinya hamil akibat perbuatan perkosaan yang dilakukan oleh abang iparnya. Bahkan warga masyarakat mengetahui korban sudah hamil lima bulan dengan kondisi perut yang membesar buncit.

2. Penerimaan terhadap Bayi