Kesempatan Studi Kualitatif Kekerasan Seksual Pada Anak Di Kabupaten Pidie Tahun tahun 2013

4. Kesempatan

Adanya kesempatan, membuat pelaku melakukan tindakan kekerasan seksual pada anak. Seperti terlihat dari wawancara dengan informan. Kasus 1. “...abang mendatangi rumah saya pada saat istrinya ke pasar untuk belanja.” NA “Dia melakukan itu karena ada kesempatan. Kalau orang tuanya tidak membiarkan anaknya bebas dan dijaga pasti kejadiannya tidak seperti ini.” AY Kasus 2. “Waktu itu saya sedang bermain di halaman rumah kakek sama teman-teman. Kami sedang mengambil jambu dari pohon miliki kakek.” “Kakek memanggil saya ke dalam rumahnya dan teman-teman terus disuruh pulang.” BD Selama ini, diakui atau tidak, sebagian masyarakat masih banyak yang beranggapan bahwa perkosaan adalah tindakan spontan karena nafsu birahi si pelaku tiba-tiba bangkit akibat faktor daya tarik korban. Masyarakat juga beranggapan bahwa perkosaan umumnya dilakukan oleh orang tak dikenal di tempat gelap dan berbahaya, dan si pelaku sering dikatakan mengidap penyakit jiwa, tidak normal, atau orang yang secara psikologis bermasalah. Padahal, kenyataannya yang sering terjadi kasus perkosaan justru dilakukan oleh orang yang dikenal, orang yang sehat, dan tidak memiliki masalah kejiwaan apapun. Selain itu, perkosaan tidak cuma terjadi di tempat yang sepi dan rawan, melainkan seringkali perkosaan terjadi karena ada kesempatan di rumah dan dilakukan dengan perencanaan yang teliti. Tempat terjadinya tindak perkosaan tidak selalu di kawasan sepi di luar kontrol komunitas, melainkan justru sering terjadi tindak perkosaan dilakukan di dalam rumah serta adanya kesempatan pelaku untuk melampiaskannya Suyanto, 2010. Kasus kejahatan seksual terhadap anak kebanyakan karena adanya kesempatan atau situasional yang mendukung untuk dilakukannya perbuatan tersebut Muarif, 2012. Menurut Lambroso dalam Mulyadi 2008 bahwa bentuk-bentuk penjahat terdiri dari penjahat bawaan lahir; penjahat yang kurang beres ingatanpikiran penjahat gila. Penjahat peminum alkoholminuman keras; penjahat karena adanya kesempatan, ada kalanya karena terdesak dan adakalanya karena kebiasaan; penjahat karena hawa nafsu yang sifatnya bernafsu melaksanakan kemauannya secara bebas dan seenaknya saja; penjahat bentuk campuran antara penjahat kelahiranbakat ditambah dengan kesempatan. Kasus tindakan kekerasan seksual yang dialami korban salah satu penyebabnya adalah karena pelaku memanfaatkan kesempatan. Pelaku mengetahui benar bagaimana perilaku hidup sehari-hari korban, dan bagaimana kondisi lingkungan sekitar yang mendukung kesempatan pelaku untuk melakukan tindakan kekerasan seksual pada anak. Mereka telah mengenal situasi dan kegiatan orang- orang sehingga dia akan mencari peluang dan kesempatan melakukan tindakan kekerasan, apabila orang-orang yang ada di lingkungan korban sudah tidak ada atau pergi. Seperti yang terjadi pada kasus NA , pelaku melakukan pemerkosaan pada korban pada saat istrinya pergi ke pasar. Pada saat ZF melakukan perkosaan di rumah orang tua korban, keadaan rumah sedang sepi karena orang tua korban sedang bekerja. Sedangkan pada kasus BD, munculnya kesempatan bagi pelaku melakukan perkosaan karena korban sering bermain-main di halaman rumah pelaku, selain itu korban juga jarang diawasi oleh orangtua dan kakak korban, sehingga dengan leluasa pelaku memanggil korban untuk masuk ke rumah atau kamarnya diajak melakukan hubungan seksual.

5. Takut Karena Ancaman