Retardasi Mental Studi Kualitatif Kekerasan Seksual Pada Anak Di Kabupaten Pidie Tahun tahun 2013

mengalami stroke sehingga menambah beban hidup mereka. Selain itu, kakak korban yang ditinggali BD jarang memberi uang jajan kepada BD sehingga ketika ada seorang kakek yang berkecukupan dengan bujuk rayu memberi uang jajan, maka BD dengan mudahnya menuruti semua ajakan pelaku. Kemudahan mendapatkan uang dari sang kakek dengan balasan menyerahkan barang yang paling berharga milik perempuan membuat BD gampang saja diiming-imingi dirayu untuk melakukan hubungan seks.

2. Retardasi Mental

Keterbelakangan atau retardasi mental pada anak kerap menjadi salah satu penyebab anak-anak kerap menjadi korban kekerasan seksual. Kasus 1. “Paling sering adalah anak-anak yang bodoh, seperti retardasi mental, sehingga gampang dibohongi. Anak-anak yang cacat paling sering pada anak bisu.” RT Kasus 2. “BD orangnya agak pendiam, walaupun dia ada bermain dengan teman-teman tapi anaknya tidak lincah. Lagian anaknya agak lambat dalam berpikir.” FT Bagi keluarga yang memiliki anak bermasalah seperti anak cacat retardasi mental idiot kerap kurang dapat mengendalikan diri dan kesabarannya sewaktu menjaga atau mengasuhnya, sehingga mereka juga merasa terbebani atas kehadiran anak-anak tersebut dan tidak jarang orang tua menjadi kecewa dan frustasi sehingga melampiaskan kekesalannya pada anak tersebut Suyanto, 2010. Demikian juga dengan orang-orang terdekat korban yang memanfaatkan kecacatan korban dengan tindakan perkosaan, karena korban tidak mampu melawan. Salah satu faktor penyebab terjadinya kekerasan seksual terhadap anak yaitu: anak mengalami cacat tubuh, retardasi mental, gangguan tingkah laku, autisme, terlalu lugu, memiliki temperamen lemah, ketidaktahuan anak akan hak-haknya, dan terlalu bergantung kepada orang dewasa Liunir, 2008. Ada banyak faktor kenapa terjadi kekerasan terhadap anak: 1 Anak mengalami cacat tubuh, retardasi mental, gangguan tingkah laku, autisme, terlalu lugu, memiliki temperamen lemah, ketidaktahuan anak akan hak-haknya, dan terlalu bergantung kepada orang dewasa. 2 Kemiskinan keluarga, banyak anak.3Keluarga pecah broken home akibat perceraian, ketiadaan ibu dalam jangka panjang, atau keluarga tanpa ayah. 4 Keluarga yang belum matang secara psikologis, ketidakmampuan mendidik anak, harapan orang tua yang tidak realistis, anak yang tidak diinginkan unwanted child Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa korban perkosaan, NA termasuk dalam retardasi mental bersekolah di SMPLB, demikian juga dengan BD termasuk anak yang lambat cara berpikirnya. Kedua kasus yang diangkat dalam penelitian ini adalah anak-anak dengan keterbelakangan mental dan kelambatan , anak lahir di luar nikah. 5 Penyakit gangguan mental pada salah satu orang tua. 6 Pengulangan sejarah kekerasan: orang tua yang dulu sering ditelantarkan atau mendapat perlakukan kekerasan sering memperlakukan anak-anaknya dengan pola yang sama. 7 Kondisi lingkungan sosial yang buruk, keterbelakangan Marzuki, 2007. berpikir. Kalaupun tidak idiot tapi kepandaiannya di bawah rata-rata, sehingga gampang dibodohi pelaku. Lemahnya kemampuan mereka berfikir dimanfaatkan oleh orang-orang yang tahu pasti kelemahan tersebut untuk mengikuti kehendak nafsunya dengan berharap agar tidak ada orang tahu dan korban tidak mampu menceritakan kepada orang lain.

3. Balas Dendam dan Membuat Malu