mempertahankan warna rambut muda dan menghambat prematur mulai memutih, dan mendukung kekuatan folikel rambut.
13. Bertindak sebagai pendingin tubuh, baik untuk semua doshas dan musim, itu
sangat efektif terutama di musim panas untuk mendinginkan pitta dosha.
14. Memperkuat mata chakshushya - chakshu berarti mata dan ayushya berarti
rasayana, secara harfiah merupakan rasayana untuk mata Mishra. 2008.
4.3.4. Fauna
Tabel 4.3. Fauna di Kawasan Padanglawas
No Nama Indonesialokal
Nama latin
1. Babi hutan
Sus scrofa 2.
Kancil Tragalus javanicus
3. Musang
Paradoxurus hermaphroditus 4.
Musang kesturi Viverra zibetha
5. Rusa
Cervus equunus 6.
Lutung Phytecus pyrrahus
7. KelelawarKalong
Pterocarpus edulis 8.
Biawak Varanus
9. Gajah
Elephas maximus Sumber : Hasil pengamatan di lapangan
4.4. Potensi Peninggalan Budaya Masyarakat di Kawasan Padanglawas
Pada tahun 1932, seorang bangsa Belanda, yakni H.J. Eggink, mencatat bahwa di daerah Mandailing atau Angkola termasuk daerah Kawasan Padanglawas
mempunyai beberapa bentuk permainan anak-anak yang sekarang sudah mulai hilang.
Universitas Sumatera Utara
Jenis-jenis permainan anak-anak itu terbagi atas : 1.
Permainan lempar werpspelen Permainan ini terbagi atas beberapa permainan yang berhubungan dengan
permainan lempar, seperti : a.
margincir, permainan lempar yang menggunakan buah kemiri. Kata gincir ini juga berarti
lajo marlajo atau tanaon. b.
margincir sibila, permainan lempar yang menggunakan buah kelapa c.
markelereng markaderen, permainan lempar dengan menggunakan kelereng atau gundu. Permainan ini sampai sekarang masih dilakukan oleh
anak-anak di sekitar Kawasan Padanglawas. d.
marderoe, seperti main kelereng dengan menggunakan lubang-lubang kecil. e.
marsengget Angkola : marsimbak, ini seperti permainan bikkel bahasa Belanda,
bekel = bahasa Indonesia, dengan menggunakan bola kecil. Dahulu menggunakan batu-batu kecil yang dijadikan bahan permainan.
2. Permainan berjalan loopspelen
a. margala.
b. margiri jomba, seperti permainan cari-carian Inggris : hide and seek.
c. marbusuk robung, permainan terdiri atas 3 tiga orang, seorang yang
menjadi seekor kerbau, seorang menjadi pembeli dan seorang lagi pencari kerbau. Mereka mulai dengan berteriak :
busuk ma rubungmu rebungmu
Universitas Sumatera Utara
menjadi busuk, si pencari kerbau harus menangkap kerbaunya, setelah ditangkap cukup dengan menepuk badan kerbau tersebut.
d. marsalancat calala ila ila permainan dengan orang buta, beberapa anak
membuat lingkaran besar dan ada dua orang anak, seorang seolah-olah buta.
3. Permainan Jembatan bruggespel.
Biasanya orang menyebut juga permainan marsuruk gala, yaitu bermain
dengan galah tongkat yang pajang dan merangkak, dimainkan oleh dua orang anak, dan pada saat main mereka menyanyikan :
Dan duanden, sakaln danden Torabang pulo, pulo nakuden
Anjing tuek marabong Lumpat jom
4. Permainan tempur vechtspelen
a. marmanuk-manuk, bermain pukul-pukulan dengan tangan. Dua orang anak
yang bermain kadang-kadang menggunakan bambu sebagai pisaunya. b.
marporang-porang, permainan perang-perangan, permainan ini dimainkan di tempat terbuka, dan terdiri atas dua kelompok, seorang yang menjadi
rajanya, dua orang yang menjadi pembela dan seorang menjadi duta. Raja mengendarai seekor kuda yang terbuat dari batang pisang, dan mereka
dipersanjatai dengan tangkai daun pisang.
Universitas Sumatera Utara
5. Permainan tukang-tukangan ambachtspelen
Dalam permainan ini anak-anak membuat macam-macam benda berupa pedati, sangkar burung atau benda lain.
6. Permainan Persahabatan gezelschapenspelen
Permainan ini juga disebut marsongka, permainan ini seperti permainan
harimau-harimauan atau main babiat.
Selain permainan tersebut di atas juga ada permainan lain yang berupa : marsipak rago main sepak bola rotan, marlayang-layang main layang-layang,
maruyup-uyupmarole-ole main dengan alat bunyi-bunyian yang terbuat dari batang padi dan digulung dengan daun kelapa berbentuk terompet
alanglio; marsimeldeng permainan kaum perempuan dengan suling dari bambu;
marlubuk marsilindak main air di lubuksungai; permainan tindakan semacam permainan hipnotis.
Permainan yang mereka lakukan terkadang juga diiringi dengan lagu-lagu, dan sebuah lagu yang menarik adalah lagu yang menyebutkan nama-nama daerah
toponim di daerah Tapanuli Selatan, dari Padang Sidimpuan sampai ke Kota Nopan. Kata-kata dalam lagu itu diawali dari Padang Sidimpuan ke Pijor Koling, kemudian
Bintudju – Muara Tais – Si Dadi – Si Galangan – Pintu Padang – Huta Tolang – Si Laiya – Sayur Matinggi – Aek Badak – Huta Puli – Si Mangambat – Si Abu – Huraba
– Lumban Dolok – Malintang – Maompang – Gunung Tua – Si Galapang – Panyabungan – Huta Siantar – Pidoli – Huta Tambangan – Rao Rao – Saba Dolok –
Singengu – sampai ke Huta Nopan Eggink, 1932 : 707-714.
Universitas Sumatera Utara
Lagu yang dinyanyikan karena beberapa nama daerahkampung yang disebutkan dalam liriknya mempunyai tinggalan budaya. Itu berkenaan dengan
daerah Sayur Matinggi, Si Mangambat, Si Abu, Gunung Tua, dan Panyabungan yang memiliki tinggalan budaya berupa biara dan arca-arca perunggu.
18
Ada kearifan tradisional yang turun temurun ditanamkan di daerah Kawasan Padanglawas, yang disebut disebut
Poda Na Lima yang artinya berarti lima yang teradat, yakni :
1. paias rohamu, bersihlah hatimu;
2. paias pamatangmu, bersihlah badanmu;
3. paias parabitonmu, bersihlah pakaianmu;
4. paias bagasmu, bersihlah rumahmu; dan
5. paias pakaranganmu, bersihlah lingkunganperkaranganmu.
Paias rohamu, yang menghendaki agar hati tetap bersih, dalam hal ini tidak ada rasa iri dan dengki;
paias pamatangmu, mengharapkan manusia bersih tubuhnya dan jika tubuh kita sehat maka rohani kita pun akan sehat pula sehat jasmani dan rohani;
paias parabitonmu, manusia harus bersih pakaiannya sehingga tampak keindahan dan kesehatannya.
Paias bagasmu dan paias pekaranganmu merupakan sebuah simbol yang memberikan makna bahwa manusia diharapkan untuk selalu menjaga
lingkungan dimana mereka tinggal. Kebersihan lingkungan mutlak dilakukan Harahap, 2001. Hingga saat ini,
Poda Na Lima tetap mewarnai kehidupan
Universitas Sumatera Utara
keseharian masyarakat Padanglawas. Para orangtua selalu mengajak anak-anak untuk mengenal dan mempraktekkannya.
4.5. Nilai Penting dan Hambatan Kawasan Padanglawas Berkaitan Dengan