kedua tangan digambarkan dalam posisi menabuh gendang tersebut
Schnitger,1938 dan hasil survei ke lokasi pada tahun 2007. Gendang – alat musik pukul termasuk golongan membranofon, dan gendang
dalam sejarah musik telah dikenal sejak jaman weda. Dalam Atharvaveda sudah
digunakan sebuah kalimat pemujaan kepada gendang dundubbi oleh masyarakat
India, alat ini terbuat dari kayu dan jika dipukul, bunyinya dilambangkan seperti pahlawan menghancurkan musuh-musuh. Para dewa menghancurkan musuh-
musuhnya dengan bunyi dundubbi Ferdinandus, 2003. Serta bunyi gendang
mempunyai effek psikologis terhadap manusia sehingga sering digunakan dalam upacara. Karena kandungan daya magisnya yang memukau, tidak jarang bila gendang
ditabuh dengan irama tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi tidak sadar diri. Dalam upacara
bhairava-raga dan tantrayana bunyi gendang memegang peranan penting Setianingsih: 2008.
4.2.13 Biara Tandihat II
Biara Tandihat II berada di Kelurahan Tandihat, Kecamatan Barumun Tengah, Kabupaten Padanglawas dan terletak pada koordinat 01
˚22’41” LS dan 99˚45’20” BT. Biara Tandihat II juga terbuat dari bata, dan sekarang hanya tinggal
reruntuhannya saja yang ditumbuhi rumput. Bangunan biara menghadap ke arah timur dan di depannya tangga naik masih terdapat dua makara yang sebagian
terbenam dalam tanah.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.28. Biara Tandihat II
Gambar 4.29. Denah Biara Tandihat II
Di lokasi Biara Tandihat II ditemukan prasasti yang dipahatkan di kaki kanan arca singa. Prasasti dipahatkan pada bagian paha kanan dengan menggunakan Jawa
Kuna dan bahasa Jawa Kuna.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. 30 Prasasti Tandihat II
Transkripsi :
buddha i swakarmma
11
Artinya buddha dengan sebab akibat sendiri untuk penderitaan dan kebahagiaan.
Di lokasi reruntuhan biara Tandihat II Biara Joreng Belangah ini pada tahun 1935 juga ditemukan prasasti berbahan batu putih yang pada salah satu sudutnya
berhiaskan relief yang menggambarkan tengkorak dan bulan sabit. Prasasti itu berbahasa Melayu Kuno dan beraksara Sumatera Kuno, dengan angka tahun 26 April
1101 Saka 1179 M. Transkripsi prasasti Tandihat III adalah sebagai berikut:
Om diń śaka 1101 bulan besākha tithi pañca mi krsnap
āksa brhapati wara diwasa na tatk
āla hulun kambang
12
Artinya : Selamat pada tahun 1101 = 1179 M, pada bulan wesakha Mei, saat
tanggal 5 bulan gelap, hari Kamis brhapati atau wrspati, ketika itu Hulun nama
jabatan Kambang.
Universitas Sumatera Utara
4.2.14 Biara Tandihat III
Secara administratif berada di Kelurahan Tandihat, Kecamatan Barumun Tengah, Kabupaten Padanglawas dan terletak pada koordinat 01
˚ 22’ 59” LS dan 99
˚ 45’ 30” BT. Biara Tandihat III tinggal reruntuhan saja dan permukaannya ditumbuhi rumput, sehingga tampak sebagai gundukan saja. Arah hadap biara ini ke
arah timur. Sebagian bangunan menggunakan bahan berupa bata merah, dan sebagian lagi batu andesit. Di bagian sisi timur dijumpai umpak berbahan
sandstone. Lingkungan biara dipenuhi tanaman kelapa.
Gambar 4.31. Biara Tandihat III terpendam tanah
Bangunan biara berjarak hanya satu meter di atas permukaan Sungai Barumun. Dapat dibayangkan jika tidak diberi tanggul, maka tanah di sekitar bangunan akan
terkikis dan pasti menyebabkan kerusakan bangunan.
Universitas Sumatera Utara
4.2.15 Situs Gunung Tua