4.6.2. Klaster II Peta dapat dilihat pada lampiran 12
a. Hasil analisis terhadap pola aliran sungai dengan biarasitus cagar budaya
atau penggabungan antara dua penyebaran, yakni pola aliran dan biarasitus cagar budaya menjadi satu memperlihatkan bahwa Situs Aek Haruaya
berada di 200 m dari aliran Batang Pane; Situs Nagasaribu berjarak 200 m dari aliran Sungai Sirumambe; Situs Rondaman berada 200 m dari aliran
Batang Pane; Biara Sitopayan I dan II berada 150 m dari aliran Batang Pane; Situs Tor Na TambangMangaledang berada 400 m dari aliran Sungai
Sirumambe; dan Situs Gunung Tua berada 250 m dari aliran Batang Pane. b.
Hasil analisis terhadap biarasitus cagar budaya
dengan pemukimanpenduduk atau penggabungan antara dua penyebaran biarasitus
cagar budaya dengan pemukimanpenduduk menjadi satu memperlihatkan bahwa memperlihatkan bahwa situs Gunung Tua berada jauh dari rumah
penduduk, dekat dengan sawah dan tegalan; biara Sitopayan I dan II berada dekat dengan rumah penduduk, juga dekat dengan tegalan dan pemukiman.
Sedangkan situs Aek Haruaya berada dekat dengan rumah penduduk dan tegalan. Situs Rondaman berada dekat dengan pemukiman penduduk,
tegalan, sedangkan Situs Tor Na Tambang atau Mangaledang berada jauh dari rumah penduduk tetapi berada di tengah tegalan. Situs Nagasaribu
berada di dekat pemukiman dan di sekitarnya ada tegalan. c.
Hasil analisis terhadap biarasitus cagar budaya dengan jalan atau penggabungan antara dua penyebaran biarasitus cagar budaya dengan jalan
Universitas Sumatera Utara
menjadi satu memperlihatkan bahwa memperlihatkan bahwa hanya Situs Gunung Tua yang jauh dari jalan raya, sedangkan biarasitus cagar budaya
lainnya yang berada di klaster II dekat dengan jalan raya.
4.6.3. Klaster III Peta dapat dilihat pada lampiran 13
a. Hasil analisis terhadap biarasitus cagar budaya dengan sungai atau
penggabungan antara dua penyebaran, yakni pola aliran dan biarasitus cagar budaya menjadi satu memperlihatkan bahwa biara Bara berada 2000 m dari
aliran Sungai Sirumambe, biara Bahal I berada hanya 50 m dari Batang Pane; biara Bahal II berada 100 m dari aliran Batang Pane; biara Bahal III
berada 350 m dari aliran Batang Pane; biara Pulo berada 200 m dari aliran Batang Pane; biara Si Pamutung berada di pertemuan aliran Sungai Barumun
dan Batang Pane; biara Tandihat I berada 300 m dari aliran Sungai Barumun; biara Tandihat II berada 380 m dari aliran Sungai Barumun; dan
biara Tandihat III terletak 20 m dari aliran Sungai Barumun. Khususnya untuk biara Tandihat III sangat dekat sekali dengan bantaran sungai, dan
diharapkan adanya pembuatan talud di sisi biara. Hal ini jika terus dibiarkan, maka aliran sungai akan menggerus bibir sungai, sehingga keberadaan biara
akam terancam longsor. b.
Hasil analisis terhadap biara dengan pemukiman penduduk atau penggabungan antara dua penyebaran biarasitus cagar budaya dengan
pemukiman penduduk menjadi satu memperlihatkan bahwa memperlihatkan
Universitas Sumatera Utara
bahwa biara Bara; biara Bahal I; Bahal II, Bahal III, biara Si Pamutung; biara Tandihat I; biara Tandihat II dan biara Tandihat III berada jauh dari
pemukiman penduduk. c.
Hasil analisis terhadap biarasitus cagar budaya dengan tata guna lahan atau penggabungan antara dua penyebaran, yakni biarasitus cagar budaya dengan
tata guna lahan menjadi satu memperlihatkan bahwa pada klaster III ini hampir semua biara berada dekat dengan tegalan, dan masih jauh dari
perkebunan kelapa sawit. d.
Hasil analisis terhadap biarasitus cagar budaya dengan jalan raya atau penggabungan antara dua penyebaran biara atau situs dengan jalan raya
menjadi satu memperlihatkan bahwa ke tiga situs tersebut jauh dari jalan raya, terutama situs Porlak Dolok.
4.6.4. Klaster IV Peta dapat dilihat pada lampiran 14