Situs Aek Haruaya Situs Aek Korsik Biara Aek Sangkilon

danatau benda buatan manusia, baik bergerak maupun tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya, atau sisa-sisanya yang memiliki hubungan erat dengan kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia. Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, atau Struktur Cagar Budaya apabila memenuhi kriteria, a. berusia 50 lima puluh tahun atau lebih; b. mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 lima puluh tahun; c. memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, danatau kebudayaan; dan d. memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa. Kilasan kedua puluh lima bangunan biarasitus itu adalah sebagai berikut.

4.2.1. Situs Aek Haruaya

Terletak di Kelurahan Aek Haruaya, Kecamatan Portibi, Kabupaten Padanglawas Utara, terletak pada koordinat 01 ˚ 27’ 45” LS - 99˚39’06” BT. Pada situs ini terdapat umpak batu yang terbuat dari batu andesit dan tak banyak temuan peninggalan budaya di daerah ini, bangunan cagar budayanya dekat Batang Pane. Aek Haruaya merupakan sebuah situs, karena tinggalan yang ditemukan belum dapat memperlihatkan bahwa ada didirikan biara. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2. Lokasi Situs Aek Haruaya berada di dekat Batang Pane

4.2.2. Situs Aek Korsik

Situs berada di Kelurahan Aek Tolong, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padanglawas Utara, terletak pada koordinat 01 ˚ 27’ 26” LS dan 99˚ 32’ 13” BT. Tinggalan situs berupa susunan melingkar lempengan batu putih, pada bagian tengah terdapat batu tegak, bagian atas melengkung. Menurut penduduk, situs merupakan kuburan leluhur Jama i Tahon dan kedua anaknya. Kuburan Jama i Tahon berada di sebelah timur laut kuburan anak pertama, sedangkan kuburan anak kedua terletak di tenggara kuburan anak pertama. 1 Lingkungan situs berada di lokasi semak belukar, walaupun di lokasi makam bersih dari semak belukar. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3. Situs Aek Korsik

4.2.3. Biara Aek Sangkilon

Biara Aek Sangkilon berada di wilayah Kelurahan Sangkilon, Kecamatan Lubuk Barumun Kabupaten Padanglawas dengan koordinat 01 ˚ 07’ 10” LS dan 99˚ 45’ 20” BT. Biara Aek Sangkilon berupa beberapa gundukan tanah yang terletak di tengah areal persawahan, sekitar 30 meter di bagian selatan Sungai Sangkilon ruas Sungai Barumun di daerah hulu yang mengalir ke arah barat - timur laut. Pada areal kompleks yang dibatasi dinding keliling terdapat empat buah runtuhan bangunan, masing-masing diketahui sebagai sebuah bangunan induk dan tiga buah bangunan pelengkap yang lebih kecil diperkirakan merupakan perwara. Kompleks Sangkilon mempunyai tembok pagar keliling yang dibuat dari bata. Runtuhan gerbang pintu masuk halaman kompleks yang masih tersisa, terletak di sisi utara menghadap ke Sungai Sangkilon, berukuran 1 x 2 meter dengan tinggi sekitar Universitas Sumatera Utara 0,6 meter. Bangunan Biara Induk sudah tidak utuh lagi karena bagian yang masih tersisa hanya bagian kaki dan tubuh, sedangkan atapnya sudah hilang. Bagian kaki bangunan tertimbun runtuhan bangunan bercampur tanah, berukuran 11 x 11 meter dan tinggi 3,1 meter. Tubuh bangunan yang masih tersisa hanya dua sisi, yaitu sisi utara dan sisi barat. Masing-masing sisi berukuran lebar 2 meter dan tinggi 2,6 meter. Di ujung tangga naik biara induk terdapat sepasang makara dalam keadaan rusak bagian atas belalai patah, dan sebagian badan makara terbenam di tanah. Makara berhiaskan sulur-sulur daun, serta pada bagian mulutnya terdapat hiasan makhluk raksasa dalam posisi berdiri. Gambar 4.4 Denah Biara Aek Sangkilon Universitas Sumatera Utara Pada tahun 1935 dalam bilik Biara Induk Aek Sangkilon dijumpai sebuah lempengan emas berukuran 5cm x 14 cm. Lempengan itu berhiaskan wiswavajra dan pada bagian tengahnya terdapa tulisan hūm. Prasasti beraksara Nagari dan berbahasa Sansekerta, dengan 4 baris tulisan. Berdasarkan analisis paleografi memperlihatkan bahwa biara Sangkilon tersebut dibangun pada abad ke-13. Saat ini prasasti tersebut disimpan di Museum Nasional dengan nomor inventaris 6146. 2 Transkripsi : ….rasyasapari ….r ān wanwa ya wanwa ….sakap ālamālānika om ast āna h ūm d arrānandasya dīpamkarasya dara ramya ramy aśrīkaruņālayawi m āraya māraya kāraya kāra caturwimsatinetrā yata hana Gambar 4.5. Prasasti Aek Sangkilon Isi prasasti mengenai mantra-mantra Buddha serta kata catur wimsa tinetra yatahana merupakan sengkalan, yang artinya catur =empat= 4; wimsa = tubuh = 1; tinertra = mata ketiga = 3; yata hana = ada = 1. Jadi 4131 = 1314 = 1392 M Setianingsih, 2003. Universitas Sumatera Utara

4.2.4. Situs Aek Tolong Huta Jae