Batasan Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Perlengkapan Pengolah Data Unsur-unsur biarasitus cagar budaya

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Batasan Penelitian

Berkaitan dengan topik penelitian, maka penelitian dibatasi pada pemanfaatan tinggalan budaya di Kawasan Padanglawas, sedangkan permasalahan yang akan diteliti dibatasi pada masalah potensi sumberdaya cagar budaya, lingkungan alam, komuniti yang bertempat tinggal di Kawasan Padanglawas dan upaya menjadikan Kawasan Padanglawas menjadi Kawasan Pelestarian.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian berlokasi di wilayah Kabupaten Padang Lawas dan Kabupaten Padang Lawas Utara. Di kedua kabupaten ini banyak ditemui tinggalan budaya berupa bangunan biara, makam dan tinggalan yang berupa prasasti. Adapun luas wilayah penelitian mencakup 3.892,74 km² di wilayah Kabupaten Padanglawas dan 3.918,05 km² di Kabupaten Padanglawas Utara. Jadi luas seluruh arealnya 7.810,79 km². Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2009 selama dua minggu kemudian dilanjutkan pada bulan Juni 2009 selama 3 minggu.

3.3. Alat Penelitian

3.3.1. GPS Global Positioning System

Merupakan sebuah alat digital yang digunakan untuk mengetahui posisi Universitas Sumatera Utara keberadaan suatu benda dalam hal ini biarasitus cagar budaya sehingga dapat ditentukan lokasi Lintang Utara-Selatan dan Bujur Timur-Barat serta dapat dipetakan keberadaannya. Keberadaan lokasi bangunan biarasitus cagar budaya yang ada di Kawasan Padanglawas tersebut akan memperlihatkan luas area yang dijadikan obyek penelitian. Pengunaan GPS dilakukan pada saat survei ke lokasi biarasitus cagar budaya yang dikunjungi, alat dinyalakan dan ditunggu sehingga mendapatkan posisi lokasi yang akurat, dan alat diletakan di bawah tanah tidak dalam posisi dipegang. Setelah didapatkan koordinat lokasi yang dikehendaki kemudian dipetakan.

3.3.2. SIG Sistem Informasi Geografis

Merupakan sistem untuk mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi memodelkan, menganalisis, dan menyajikan sekumpulan data keruangan yang memiliki referensi geografis atau acuan lokasi. 1

3.3.3. Kuesioner

Pengumpulan data utama berkaitan dengan kondisi sosial-ekonomi dan budaya berkenaan dengan tanggapan, harapan dan keinginan masyarakat Kawasan Padanglawas dilakukan melalui kuesioner. Pada saat pengisian kuesioner peneliti tatap muka langsung dengan responden yang ada di lapangan. Kuesioner atau angket berupa angket berstruktur yang bersifat tertutup dan terbuka, dimana angket tertutup hanya meminta responden untuk memilih salah satu Universitas Sumatera Utara jawaban dari sekian jawaban yang sudah tersedia. Di sini hanya disediakan dua jawaban atau lebih dan responden hanya memilih salah satu daripadanya. Tipe ini sangat mudah bagi responden dalam memberikan jawaban, karena tidak banyak memakan waktu dan tenaga. Mengenai angket yang bersifat pertanyaan terbuka, responden diberi kebebasan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, hanya saja kebebasan yang diberikan itu terbatas sifatnya. Kegiatan dalam rangka menyebarkan kuesioner dilakukan dengan mendatangi langsung penduduk yang berada di sekitar bangunan biarasitus cagar budaya, dan itu terbatas akan hanya pada 10 biarasitus cagar budaya saja yang di sekelilingnya dihuni penduduk, sebagian lagi jauh dari pemukiman penduduk. Ada beberapa penduduk atau responden yang tidak dapat membaca terutama kaum ibu, oleh sebab itu pertanyaan dan jawaban dari kuesioner langsung dipandu oleh peneliti kuesioner dapat dilihat pada lampiran nomor 21.

3.3.3.1. Responden

Responden yang diambil 140 orang penduduk untuk mendapatkan hasil mengenai apa yang dikehendaki dan apa yang menjadi tanggapan penduduk tentang bangunan cagar budaya yang ada, diambil dari penduduk sekitar yang tinggal di dekat bangunan biarasitus cagar budaya. Pada saat pengambilan responden ternyata tidak semua biarasitus cagar budaya dapat terwakili. Hal ini disebabkan beberapa lokasi bangunan biara situs cagar budaya yang di sekitarnya tidak ada penduduknya. Dari 25 biarasitus cagar budaya yang diteliti, terdapat 10 biarasitus cagar budaya yang di Universitas Sumatera Utara sekitarnya terdapat penduduk. Oleh karena itu responden hanya diambil di daerah Biara Bahal I; Biara Bahal II; Biara Bahal III; Biara Pulo, Biara Si Pamutung, Makam Jiret MertuahPagaran Bira; Biara Tandihat Idan II; Biara Sitopayan I dan II serta Situs Batu Gana. Sedangkan data yang didapatkan untuk lokasi bangunan lainnya diperoleh dari para juru pelihara yang memelihara lokasi tersebut. Pemilihan responden berdasarkan atas beberapa kriteria, yakni : 1. Responden memiliki pengalaman dan pengetahuan sesuai dengan permasalahan; 2. Usia reponden telah dewasa; 3. Responden sehat jasmani dan rohani; dan 4. Responden harus bersifat netral.

3.3.3.2. Penentuan Sampel Responden

Pemilihan sampel responden dilakukan dengan metode sampel acak stratifikasi stratified random sampling 2 artinya dalam kerangka berpikir dicantumkan beberapa unsur yang akan diteliti, meliputi cagar budaya, lingkungan alam dan komuniti yang ada di Kawasan Panglawas. Sedangkan untuk memperoleh data bagi harapan dan keinginan masyarakat maka satuan yang dipakai sebagai sampel penelitian adalah orang atau penduduk yang tinggal di dekat biarasitus cagar budaya. Satuan ini dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa gambaran kondisi sosial, ekonomi, dan budaya suatu masyarakat dapat diwakili dari kumpulan orang atau penduduk. Untuk menentukan strata adalah kelompok umur, didasarkan pada asumsi Universitas Sumatera Utara bahwa setiap kelompok umur tersebut memiliki tanggapan, penilaian, atau kesan yang berbeda terhadap suatu fenomena yang ada di sekitarnya karena dipengaruhi oleh pengalaman hidup dan tingkat kedewasaan seseorang. Pemilihan sampel yang dilakukan berdasarkan kelompok umur di atas hanya terbatas satu orang dalam satu keluarga, hal ini disebabkan karena sedikitnya penduduk yang tinggal di dekat bangunan biarasitus cagar budaya. Dari semua penduduk hanya 140 orang saja yang diambil yang dijadikan obyek penelitian dari penduduk yang tinggal tidak jauh dari bangunan biarasitus cagar budaya. 3 3.4. Tehnik Pengumpulan Data 3.4.1. Data Utama Data utama yang digunakan sebagai sumber data adalah data yang merupakan hasil survei atau pengamatan langsung ke lokasi penelitian, yaitu Kawasan Padanglawas. Pengamatan merupakan penjaringan datainformafi arkeologis secara visual langsung pada obyeknya. Pada umumnya untuk obyek-obyek yang sudah tersingkap di atas tanah, yang meliputi 1 bangunan biarasitus cagar budaya; 2 kondisi sosial-ekonomi dan budaya masyarakat sekitar Kawasan Padanglawas dan 3 data mengenai tanggapan, harapan dan keinginan masyarakat sekitar Kawasan Padanglawas melalui kuesioner. Pembacaan prasasti yang merupakan penjaringan datainformasi arkeologis melalui kegiatan pembacaan diberlakukan khusus pada obyek bersifat tertulis. Adapun data utama untuk mengetahui lokasi 25 biarasitus cagar budaya diperoleh dengan menggunakan GPS Global Positioning System. Universitas Sumatera Utara

3.4.2. Data Pendukung

Data pendukung diperoleh dari dokumen, arsip, peta, laporan yang digunakan untuk menambah bahan rujukan. Selain itu data pendukung berupa peta umum digunakan dengan mengunduh bahan lewat internet melalui geoggle earth. Untuk data pola aliran; pemukiman penduduk; tata guna lahan; jalan; batas administratif; dan garis konturketinggian tanah diambil dari peta digital Bakorsurtanal Badan Koordinasi Survei dan Pertanahan Nasional. Data berupa dokumen yang berkenaan dengan Kawasan Padanglawas yang dimiliki instansi pemerintah juga menjadi data pendukung. Instansi dimaksud adalah Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Nanggroe Aceh Darussalam, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Padang Lawas Utara dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Padang Lawas; serta Balai Arkeologi Medan. Data yang diperoleh dari instansi Balai Arkeologi Medan lebih banyak merupakan hasil penggalianekskavasi yang merupakan penjaringan datainformasi arkeologis pada obyek-obyek di bawah tanah atau di dalam air dengan cara menggali secara sistematis dan terkendali. Data pendukung berupa laporan perjalanan dan notulen masa pemerintahan Belanda diperoleh dari beberapa perpustakaan yang ada, baik yang ada di Indonesia maupun di Leiden, Belanda. Universitas Sumatera Utara

3.5. Perlengkapan Pengolah Data

Komputer sangat diperlukan untuk pengolahan data dan pembuatan laporan akhir penelitian berupa sebuah desertasi. Komputer juga digunakan untuk mengolah data dan membuat peta digital seperti yang diharapkan. Perangkat untuk pengolahan data menggunakan SIG Sistem Informasi Geografis. Komputer juga digunakan untuk memasukkan data dari GPS Geography Positioning System.

3.6. Unsur-unsur biarasitus cagar budaya

Data mengenai bangunan biarasitus cagar budaya terdiri dari unsur-unsur berikut 1 pola aliran; 2 jalan; 3 batas administrasi; 4 potensi CB Cagar Budaya atau bangunan yang ada sebagai obyek dan daya tarik wisata; 5 pendudukpemukiman; dan 6 tata guna lahan. Misalnya dari pola aliran sungai yang ada di Kawasan Padang Lawas akan menghasilkan Peta Aliran Sungai di Kawasan Padang Lawas. Begitu pula jika pola aliran digabungkan dengan jalan, akan menghasilkan hasil analisis terhadap pola aliran dan jalan. Data mengenai sosial-ekonomi dan budaya masyarakat antara lain meliputi beberapa unsur sebagai berikut. 1. Pendapatan dan pengeluaran perbulan; 2. Jenis mata pencaharian pokok dan mata pencaharian sampingan; 3. Kelembagaan sosial budaya; dan 4. Kegiatan yang berhubungan dengan sosial-budaya. Universitas Sumatera Utara Data mengenai tanggapan, harapan dan keinginan masyarakat di Kawasan Padanglawas dari kuesioner terdiri atas beberapa unsur-unsur berikut. 1. Sikap atau pendapat terhadap pelestarian benda cagar budaya dan lingkungan 2. Keterlibatan masyarakat sebagai tenaga kerja pada pengelolaan Kawasan Padanglawas; 3. Ada tidaknya peningkatan pendapatan yang dihasilkan dari keterlibatan masyarakat dengan adanya benda cagar budaya; 4. Dampak positip dan negatip dari keberadaan benda cagar budaya; 5. Manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya benda cagar budaya; 6. Partisipasi dan atensi masyarakat dalam menjaga kelestarian Kawasan Padanglawas; 7. Keperdulian pemerintah terhadap kesejahteraan masyarakat di sekitar Kawasan Padanglawas; 8. Adanya atraksi wisata di Kawasan Padanglawas; dan 9. Status pengamanan Kawasan Padanglawas oleh warga setempat. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1 Jumlah Keluarga Di Dekat Bangunan Biara No Nama BiaraSitus Jumlah KK Jumlah Sampel 1. Aek Haruaya - - 2. Aek Korsik 8 6 3. Aek Sangkilon - - 4. Aek Tolong Huta Jae 5 5 5. Batu Gana 20 18 6. Biara Bahal 1 15 12 7. Biara Bahal 2 5 5 8. Biara Bahal 3 - - 9. Biara Bara - - 10. Biara Pulo 5 2 11. Si Pamutung 10 10 12. Tandihat I 10 10 13. Tandihat 2 7 7 14. Tandihat 3 - - 15. Gunung Tua 100 45 16. Lobu Dolok - - 17. Makam KeramatJiret MertuahPageran Bira 7 5 18. Manggis - - 19. Nagasaribu - - 20. Padang Bujur - - 21. Pordak Dolok - - 22. Rondaman - - 23. Si Soldop - - 24. Sitopayan 1 dan 2 20 15 25. Tor Na Tambang Mangaledang - - Jumlah 212 140 Catatan : 1. Untuk SIG yang datanya didapatkan dari Kantor Bakorsurtanal Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional dalam bentuk peta digital, adapun peta digital yang didapat berkenaan dengan data Kawasan Padanglawas berupa data mengenai jalan, pola aliran sungai, garis pantai, geologi, lansekap, batas administrasi, pemukiman penduduk dan tata guna lahan. Kesemua data dijadikan satu peta yang nantinya akan menghasilkan peta hasil analisis terhadap pola aliran sungai, jalan, batas administrasi, pemukiman dan tata guna lahan. Sistem yang digunakan untuk menjadikan hasil yang diinginkan Universitas Sumatera Utara adalah sistem ArcView GIS, yang merupakan jenis perangkat lunak sofware yang mencakup program dan user interface untuk mengendalikan perangkat keras, baik berupa sofware sistem yang mengontrol kerja komputer secara umum, maupun sofware aplikasi yang melaksanakan fungsi-fungsi khusus sesuai kebutuhan pengguna. Adapun unsur yang digunakan adalah pola aliran sungai, jalan, batas administrasi, penduduk dan tata guna lahan. Misalnya dari pola aliran sungai yang ada di Kawasan Padang Lawas akan menghasilkan Peta Aliran Sungai di Kawasan Padang Lawas. Juga jika pola aliran sungai digabungkan dengan jalan, maka akan dihasilkan hasil analisis terhadap pola aliran dan jalan. ArcView GIS mampu mengintergrasikan file-file drawing format CAD ke dalam lingkungan tanpa harus terlebih dahulu memindahkan ke dalam themes atau shape file ArcView GIS. Hanya dengan mengaktifkan Cad Reader, pengguna akan mampu membuat, menampilkan dan mengaktifkan tema-tema secara langsung drawing format CAD tersebut apa adanya, termasuk menyisipkan beberapa file secara simultan, memberikan simbol, warna, mengirim query, dan melakukan analisis Yuwono, 2007. Seluruh data penggunaan ArcView GIS dibantu oleh tenaga komputer untuk mengaksesnya. 2. Dimana prinsip dasar dalam sampel acak stratifikasi adalah seluruh populasi dikelompokkan ke dalam strata golongan menurut kriteria yang sudah ditentukan. 3. Jumlah sampel responden ada 140 orang, ini diambil dari rumus Slovin, N n = N 1 + Ne 2 Keterangan: n = ukuran sampel, N = ukuran populasi, e = persen kelonggaran ketidaktelitian, karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan misalnya, 1 , 5 , 10 , dll. . populasi = 212 orang n = 212 1+212 x 0,05 2 = 139 orang Universitas Sumatera Utara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Identifikasi Sumberdaya Alam dan Budaya Kawasan Padanglawas 4.1.1. Letak Kawasan Padanglawas Kawasan Padanglawas yang berada di Kabupaten Padang Lawas dan Kabupaten Padang Lawas Utara tersebut selain mempunyai potensi alam dan budaya, juga dihuni oleh penduduk yang tinggal tak jauh dari lokasi bangunan biarasitus cagar budaya. Letak biara satu dengan yang lain berjauhan, serta penduduk pun yang tinggal di dekat lokasi biarasitus cagar budaya dapat dikatakan tidak banyak. Mereka tinggal di rumah panggung yang pada umumnya terbuat dari kayu atau bambu, walaupun ada juga dijumpai rumah penduduk yang terbuat dari bata Tabel 1. Daftar Nama BiaraSitus dan Nama Daerah Administrasi. Penduduk yang bermukim di Kawasan Padanglawas merupakan etnis Batak Mandailing dan Angkola, yang merupakan penduduk asli, walaupun begitu ada juga etnis lain seperti Jawa, Cina, dan Minang yang tinggal di lingkungan tersebut. Kawasan Padanglawas dahulu berada di Wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan, yang pada masa Pemerintahan Hindia Belanda disebut dengan Afdeeling Padangsidimpuan yang dikepalai oleh seorang residen berkedudukan di Padangsidimpuan. Afdeeling Padangsidimpuan pada waktu itu dibagi atas 3 tiga Onder Afdeeling, masing-masing dikepalai oleh seorang Controleur yang dibantu seorang Demang. Universitas Sumatera Utara