keseharian masyarakat Padanglawas. Para orangtua selalu mengajak anak-anak untuk mengenal dan mempraktekkannya.
4.5. Nilai Penting dan Hambatan Kawasan Padanglawas Berkaitan Dengan
Rencana Pengelolaan
Untuk menjawab permasalahan kedua di dalam disertasi dicoba melalui kuesioner yang diedarkan kepada 140 orang responden, dengan jumlah laki-laki
sebanyak 95 orang dan wanita 45 orang. Responden adalah penduduk yang bertempat tinggal tak jauh dari lokasi bangunan biara dan situs. Berikut di bawah ini
adalah hal-hal terkait dengan kondisi nyata responden, harapan, dan juga kekuatiran.
4.5.1. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kawasan Padanglawas
Gambar 4.49. Diagram jenis kelamin responden Gambar 4.49. memperlihatkan bahwa jumlah lelaki lebih banyak yang menjadi
responden di bandingkan wanita. Jumlah responden lelaki 95 orang dan responden
wanita sebanyak 45 orang.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.50. Diagram tentang tingkat pendidikan responden
Terkait dengan tingkat pendidikan gambar di atas memperlihatkan bahwa di Kawasan Padanglawas penduduk yang menjadi responden rata-rata berpendidikan
Sekolah Dasar. Tidak ada responden yang berpendidikan Strata D3 atau sarjana.
Gambar 4.51 Diagram tentang pekerjaan responden
Petani merupakan urutan terbesar dari responden, dan hampir tidak ada responden yang bekerja sebagai pengrajin. Dari 140 responden hanya 4 orang saja
yang merupakan pegawai negeri sipil, dan lain-lainnya adalah mereka yang berjualan
10 20
30 40
50 60
70
Universitas Sumatera Utara
kedai depan rumah mereka, atau di dekat lokasi biara. Misalnya berjualan makan dan minuman di depan pintu gerbang Biara Bahal I.
Gambar 4.52. Diagram tentang pendapatan dan pengeluaran pokok rata-rata perbulan
Penghasilan responden terbesar dapat dikatakan antara Rp. 1.250.000 sampai lebih dari Rp. 3.000.000 per bulan. Tingkat penghasilan dapat dikatakan sudah di
atas Upah Minimum Regional, namun upah tersebut masih dirasakan kurang. Menarik untuk diperhatikan bahwa hasil kuesioner diketahui bahwa rata-rata
pendapatan pokok perbulan masyarakat di sekitar Kawasan Padanglawas sekitar Rp. 300.000 tiga ratus ribu rupiah atau kurang dari Rp. 600.000. Adapun tingkat
pengeluaran rata-rata perbulan responden mencapai Rp.1.250.000 sampai lebih dari Rp. 3.000.000., hal tersebut dapat diterima mengingat mereka cenderung memiliki
pencaharian lain.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.53. Diagram tentang memiliki mata pencaharian lain
Rata-rata responden mempunyai mata pencaharian lain selain mata pencaharian pokok. Pekerjaan lain itu, misalnya membuka kedai di rumah, dan juga bertani atau
berkerja di perkebunan kelapa sawit. Mereka yang berkerja di perkebunan kelapa sawit rata-rata sudah bekerja selama sekitar 7 sampai 10 tahun. Pegawai negeri atau
swasta juga mempunyai sawah, atau ladang.
Gambar 4.54. Diagram Tentang Pendapatan Sampingan Responden Perbulan
Universitas Sumatera Utara
Masyarakat di Kawasan Padanglawas yang menjadi responden mempunyai pendapatan sampingan perbulan. Jumlahnya mencapai paling sedikit 500.000 rupiah
dan paling banyak 2.000.000 rupiah. Jika ditambahkan dengan pendapatan rutin perbulan, dirasakan sudah mencukupi.
Gambar 4.55. Diagram Tentang Keberadaan Biara Memberikan Peningkatan Ekonomi
Masyarakat Kawasan Padanglawas mengetahui bahwa di Kawasan Padanglawas terdapat biarasitus cagar budaya yang memberikan dampak positip
terhadap peningkatan ekonomi mereka. Alasannya karena di sekitar lokasi tersebut dapat menjadi tempat untuk mereka bekerja sebagai tenaga lokal dalam pekerjaan
penggalianekskavasi atau kegiatan pemeliharaan bagi aktivitas penelitian maupun pemugaran biara. Penduduk sekitar juga dapat memanfaatkan lahan mereka untuk
tempat parkir kendaraan roda dua maupun roda empat. Ada pula yang merasa dengan adanya biarasitus cagar budaya makin banyak pengunjung yang membeli dagangan
makanan dan minuman di kedai atau warung mereka, walaupun banyaknya pengunjung hanya pada waktu libur sekolah atau lebaran.
Universitas Sumatera Utara
Penduduk juga merasa bahwa keberadaan biarasitus cagar budaya membawa suatu kenyamanan bagi penduduk, yakni karena adanya jalan beraspal, sehingga
aksesbilitas dari satu desa ke desa lain mudah. Demikian demikian karena dengan adanya biarasitus cagar budaya mereka dapat lebih cepat merasakan listrik masuk
desa. Penerangan listrik di desa membuat mereka merasa hidup lebih nyaman.
Gambar 4.56. Diagram Tentang Kesejahteraan Ekonomi Responden Meningkat
dengan aktivitas Pariwisata
Responden merasa bahwa kesejahteraan ekonomi mereka meningkat dengan adanya aktivitas pariwisata di Kawasan Padanglawas. Aktivitas pariwisata dilakukan
pada saat-saat tertentu misalnya, hari raya keagamaan lebaran atau pada hari besar kenegaraan memperingati HUT Kemerdekaan RI17 Agustus.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.57. Diagram Tentang Responden Lebih Leluasa Dalam Mencari Penghasilan
Responden juga menyebutkan bahwa alasan mereka memilih lebih leluasa dalam mencari penghasilan di Kawasan Padanglawas, karena mereka dapat membuka
kedai atau berjualan makananmakanan kecilkue-kue dan minuman di sekitar biara. Bagi mereka yang tidak meningkat pendapatannya disebabkan karena ada pengutipan
pajakrestribusi sehingga hasilnya tidak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh salah satu responden pernah berjualan rokok di sekitar Kawasan .
Gambar 4.58. Diagram tentang peran pemerintah dalam Pemanfaatan Kawasan Padanglawas
Universitas Sumatera Utara
Selain hal tersebut di atas, ada pula penduduk yang merasa tidak ada hubungannya pendapatan ekonomi mereka dengan keberadaan biarasitus cagar
budaya. Hal ini, menurut mereka, karena tidak adanya pengarahan pihak pemerintah setempat. Mereka sendiri belum mengetahui apa yang dapatharus mereka perbuat
dan apa keuntungan yang didapat dengan adanya biarasitus cagar budaya tersebut. Dahulu penduduk sekitar Kawasan Padanglawas membuat kerupuk untuk dijual
dan membantu perekonomian keluarga. Mereka juga membuat kerajinan tikar dan kerajinan
sumpit. Sumpit merupakan tempatsemacam karung terbuat dari daun tanaman pandan yang digunakan untuk tempat salak, beras, dodol atau tempat nasi.
Umumnya pembuatan kerajinan dilakukan oleh kaum wanita, sementara kaum lelaki berkebun. Usaha yang dilakukan tidak berkembang, dan menurut mereka, hal itu
disebabkan masalah permodalan. Tidak mudah bagi mereka untuk mendapatkan pinjaman dari bank.
Penduduk sekitar Kawasan Padanglawas juga menginginkan adanya pinjaman modalkredit, sehingga mereka dapat membuat fasilitas yang dibutuhkan sebuah
destinasi pariwisata, misalnya membuat kamar mandi yang dapat disewakan bagi para pengunjung. Selain itu harapan mereka juga untuk mendapat pinjaman bagi
pembuatan rumah inap atau semacam home stay bagi para pengunjung. Dengan
menginap di Kawasan Padanglawas para pengunjung juga pasti akan memperpanjang waktunya di sana.
Universitas Sumatera Utara
4.5.2. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat di Kawasan Padanglawas