Gambar 4. 39. Situs Porlak Dolok dekat Sungai Barumun
Masih di situs yang sama, pada tahun 1920 juga ditemukan arca Ganesa yang digambarkan duduk di atas sebuah lapik, dengan sikap bersila serta telinga distilir.
Tangannya ada empat, tangan kanan belakang memegang kapak; tangan kiri belakang memegang cakra; tangan kanan depan memegang patahan gigi gading; dan tangan
sebelah kiri depan memegang wadah makan Callenfels, 1920.
4.2.22 Situs Rondaman
Situs Rondaman di Desa Tanjung Bangun, Kecamatan Portibi, Kabupaten Padanglawas Utara pada koordinat 01
˚ 26’ 15” LS dan 99˚ 41’ 10” BT. Pada situs Rondaman terdapat sisa-sisa bangunan biaro yang terbuat dari bata.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.40. Lingkungan Situs Rondaman dekat Batang Pane
4.2.23
Situs Si Soldop
Situs Si Soldop di Kelurahan Tanga-Tanga Hambeng, Kecamatan Padang Bolak Julu, Kabupaten Padanglawas Utara, pada koordinat 01
˚ 29’ 21” LS dan 99˚ 30’ 43” BT. Lokasi situs terletak di puncak bukit batu oleh penduduk setempat
disebut tortor Si Soldop yang memanjang baratdaya – timurlaut. Di sebelah selatan
situs, terdapat lembah hijau disebut dengan rura paya yang digunakan sebagai
tempat menggembalakan ternak karena permukaannya dipenuhi tumbuhan rumput dan pepohonan seperti balaka, kelapa, kayu lambo, aren, ibus, kapuk, mangga, kayu
orastaji, dan petai cina.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.41. Lingkungan Bukit Si Soldop
Gambar 4. 42. Lembah rura paya di situs Si Soldop
Universitas Sumatera Utara
Pada situs terdapat lapik stambha, batu berpahatkan gambaran kaki dan tangan,
serta fragmen stambha. Lapik stambha berbahan batuan andesit berpahatkan
banaspati. Selain itu ada batuan andesit berpahatkan kaki manusia sepanjang 24 cm serta tangan sepanjang 24 cm. Ada pula tiga buah fragmen
stambha yang pada bagian sisinya berpahatkan
banaspati dan untaian mutiara, dan di atasnya ada berhiasankan banaspati berselang - seling dengan hiasan kelopak bunga.
4.2.24 Biara Sitopayan I dan II
Biara terletak di wilayah Sitopayan, Kecamatan Portibi, Kabupaten Padanglawas Utara pada koordinat 01
˚ 28’ 59” LS dan 99˚ 38’ 23” BT. Dari gambar yang dibuat oleh van Stein Callenfels dalam
Oudheikundige Verslag tahun 1920, terlihat bahwa biara Sitopayan terdiri atas biara induk biara Sitopayan I yang
berdenah berbentuk segi empat, menghadap ke arah timur, yang ditandai dengan adanya tangga. Di kanan kiri tangga terdapat makara dalam keadaan utuh. Di bagian
depan tangga terdapat halaman biara dengan dua lapik prasasti. Di sebelah timur halaman biara ada pendapa berdenah segi empat biara Sitopayan II dengan tangga
di sisi barat Callenfels, plate 4 dan plate 6; 1920. Secara keseluruhan bangunan biara Sitopayan I dan II membujur barat timur. Saat ini kedua bangunan yang berada
pada bagian lahan yang agak tinggi tampak tertutup rumput.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.43. Biara Sitopayan I
Sitopayan I Sitopayan II
Gambar 4.44. Denah Biara Sitopayan
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. 45. Biara Sitopayan I dan II dekat Batang Pane
Biara Sitopayan I dan II terletak dekat dengan pemukiman penduduk yang cukup padat. Di sebelah utara kedua bangunan mengalir Batang Pane. Pada situs
Sitopayan I dan II juga ditemukan dua buah prasasti, masing-masing disebut prasasti Sitopayan I dan Sitopayan II lihat daftar prasasti. Kedua prasasti yang ditemukan di
depan kiri dan kanan biara Sitopayan I dan II itu sekarang berada di Museum Negeri Sumatera Utara.
Pada tahun 1920 di Biara Sitopayan ditemukan arca yang hanya tinggal bagian pinggang ke bawah dalam posisi berdiri. Arca dipahatkan berkain panjang dengan
rempel plooi di bagian depan.
Universitas Sumatera Utara
Prasasti Sitopayan I
Gambar 4. 46 Prasasti Sitopayan I Transkripsi dari Prasasti Sitopayan I adalah :
tatakala hang tahi si ranggit kabayin pwanyawari barbwat bagas
brhala sãtap
16
Terjemahan dari Prasasti Sitopayan I adalah: Ketika itu Hang Tahi, Si Ranggit dan
Kabayin Pu Anyawari membuat rumah berhala satu atap Setianingsih, 2003 : 8.
Gambar 4. 47 Prasasti Sitopayan II
Universitas Sumatera Utara
Transkripsi dari Prasasti Sitopayan II adalah : pu sapta hang buddhi sang imba hang langgar tat la itu
barbwat tapah nanggang byara sang rāja
17
Terjemahan dari Prasasti Sitopayan II adalah: Pu Sapta, Hang Buddhi, Sang Imba, dan Hang Langgar ketika itu
membuat tempat bertapa wihara sang raja Setianingsih, 2003 ; 8.
4.2.25 Situs Tor Na TambangMangaledang