4.2.4. Situs Aek Tolong Huta Jae
Situs Aek Tolong Huta Jae berada di Kelurahan Aek Tolong, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padanglawas Utara, terletak pada koordinat 01
˚ 28’ 08” LS dan 99
˚ 32’ 25” BT. Tinggalannya berupa papan batu berbentuk segi empat dengan ukuran 5,5 x 4,5 meter. Menurut penduduk bahwa dahulu pernah ada arca
nandi yang terbuat dari di lokasi ini tetapi telah hilang. Lingkungan situs ditumbuhi pohon
hapadan, hamoting dan pora-pora, dan sebagian masih ditumbuhi dengan semak belukar.
3
4.2.5. Situs Batu Gana
Situs Batu Gana berada di Kelurahan Batu Gana, Kecataman Padang Bolak Padang Bolak Julu, Kabupaten Padanglawas Utara, dan terletak pada koordinat
01 ˚ 27’ 35” LS dan 99˚ 28’ 35” BT. Keberadaan situs telah diberi cungkup dan di
depan cungkup ada makam keluarga Siregar dengan papan atau blok batu andesit
yang disusun rapi dalam bentuk melingkar. Pada salah satu blok batu atau papan batu pada bagian sisi timur dijumpai prasasti Batu Gana II. Prasasti beraksara Batak
Kuna dan berbahasa Angkola Mandailing, dan sekarang masih in situ. Pada cungkup
bangunan terdapat 2 buah batu andesit dalam bentuk asana atau umpak berbentuk
lingkaran.
Universitas Sumatera Utara
Prasasti Batu Gana II
Gambar 4. 7 Situs Batu Gana
Lingkungan sekitar situs terdapat kebun penduduk dan tanaman kopi. Lokasi Batu Gana tidak jauh dari jalan besar dan jalan menuju desa, beraspal dapat dilalui
oleh mobil roda empat. Pada tahun 1986 di lokasi Situs Batu Gana ditemukan prasasti Batu Gana I terbuat dari batu kapur, beraksara dan berbahasa Jawa Kuna
campur Melayu Kuna. Sekarang prasasti tersebut disimpan di Museum Negeri Sumatera Utara.
Secara garis besar prasasti Batu Gana I menyebutkan tentang sawah dan sungai yang dapat dilayari perahu hingga ke hilir. Serta penyebutan sima di daerah Nan
Mularang dan nama Kudhi Haji. Nama Batu Gana disebutkan juga dan terletak di daerah Padang .....tulisan selanjutnya tidak terbaca Setianingsih, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Transkripsi : …..
lanarjakdata ….. yapawaga sawah ja i sã
….. kabanatya ….. pwa n mangsak ã
….. da parahu dan pahilira ..... ba batu ganam ya di padang
….. damarhaya mahilir ….. n prapadar man pangkara diyam a
…..mahadana…manusuk
śima i nan mularang …..arang kabajay pu gwa kudhi hang daja kudhi
haji bawa bwat parnnosamuha
4
Gambar 4.8. Prasasti Batu Gana I
Di bawah ini gambar prasasti Batu Gana II dengan transkripsinya.
Gambar 4.9. Prasasti Batu Gana II
Universitas Sumatera Utara
Transkripsi Prasasti Batu Gana II : ila do ho na ngarata ti hamo ba….yo to ya ta….
do i ke ku do i pa ke amang di powang ku bayo ba mang da mang satan. mangala bubuh andon. maen. san. na
da mang yata lan. da huta le baba nyewa. bil. nga bara rusa da ? rena nda nangam. bana nabi bah ganag do gatem. angnara
dasa hi gudoha mabenga. ha de sa be met jaya ta ma bauh.as ban . dita nu ….. da dung busa lolibuno i …..la calak. pane le dang a
…hab bu sa di bani no a ha ca gap. di nadomi ..ba wa bani dala tuwisa ni hate da
…dang paharat nga….basa bunda dongi bada …nurat na …nan. ma ….
…pa nak. wa…. ngak. ta i bada a au
bajan. nya …iaya na ….
5
Secara garis besar isi prasasti Batu Gana II memperlihatkan penyampaian sebuah ancaman yang hanya meminta orang untuk malu melanggar ...
ila do ho na..... Ini merupakan sesuatu hal yang sangat menarik, orang dipaksa untuk menaati
sebuah peraturan atau perjanjian, tidak diperlukan ancaman melainkan hanya diminta untuk malu melangar. Berlainan dengan isi prasasti di Jawa, ancamannya dapat
menyebutkan tentang orang berjalan di hutan dimakan singa, berada di sungai di makan buaya, berada di tempat terbuka disambar petir Setianingsih, 2003.
4.2.6. Biara Bahal I
Biara Bahal I terletak di Kelurahan Bahal, Kecamatan Portibi, Kabupaten Padanglawas Utara, terletak pada koordinat 1
˚ 24’ 33” LS dan 99˚ 43’ 36” BT. Biara Bahal I menghadap timur, mempunyai pagar keliling dengan dinding keliling
setebal 50 cm serta permukaan pagar keliling ini rata, sehingga orang dapat berjalan
Universitas Sumatera Utara
di atasnya. Pintu masuk ada di sisi kanan dan kiri, gerbangnya hanya sebatas atau setinggi kurang lebih satu meter. Di depan tangga turun tersebut dijumpai batur.
Batur terbuka ini mempunyai tangga naik di sisi barat dan setelah melewati lantai batur terdapat tangga turun di sisi timur. Di depan batur terdapat biara induk dengan
sebuah tangga masuk dari timur.
pagar keliling biara induk
batur biara Gambar 4.10. Biara Bahal I
Pada kaki biara yang berbentuk segi empat terdapat hiasan sulur-suluran, serta pada dinding kaki bangunan sisi utara dan selatan terdapat relief raksasa dalam posisi
menari dengan tangan kanan memegang pisau yang siap digunakan untuk membunuh atau mengorbankan manusia berhubungan Tantrayana.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.11. Relief raksasa menari di dinding bagian kaki biara induk Bahal I
Pada bagian kaki biara induk dijumpai juga relief stilirian arca singa dalam posisi duduk dengan surai-surainya.
Gambar 4.12. Stiliran singa pada kaki Biara Bahal I
Universitas Sumatera Utara
Biara Bahal I mempunyai sebuah bilik dengan pintu masuk dari timur, bagian tubuh yang memiliki selasar, tapi tanpa pagar langkan. Tubuh biara polos tanpa
hiasanrelief, tetapi di bagian tubuh di kanan kiri pintu masuk dijumpai relief arca dalam posisi berdiri arca penjaga pintu –
mahakala dan nandiswara. Sementara atap biara tampak dari bagian dalam berbentuk piramid, pada bagian dinding atap
berbentuk stupa dengan bagian luar terdapat hiasan kain bentuk draperi. Lingkungan Biara Bahal I jauh dari rumah penduduk dan di sekitar biara
terdapat tanaman kelapa sawit, pisang, kelapa dan ketela pohon. Pada saat tertentu kerbau penduduk digembalakan dekat dengan pagar keliling Biara Bahal I. Hal ini
dikuatirkan akan merusak dinding bata pagar keliling biara, karena kerbau sering mengosok-gosokan tubuhnya ke dinding bata.
kerbau penduduk
pagar keliling biara
Gambar 4. 13. Pagar keliling Biara Bahal I
Universitas Sumatera Utara
4.2.7. Biara Bahal II