4.3. Potensi Flora dan Fauna di Kawasan Padanglawas 4.3.1. Flora lampiran 6
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Vita diketahui bahwa tumbuhan yang ada di Kawasan Padanglawas meliputi jenis-jenis
Macaranga, Melastoma, Myrtaceae, Euphorbiaceae, Asterceae, serta Piperaceae Piperaduncum
yang mendominasi kawasan. Ini adalah lingkungan tumbuhan tipe ekosistem belukar dengan bioma hutan hujan Vita, 2010. Hasil analisis pollen sedimen
memperlihatkan bahwa Kawasan Padanglawas pada masa kerajaan Pannai Pane memiliki lingkungan ekosistem hutan hujan tropik tanah rendah dengan berbagai
jenis tumbuhan. Diketahui juga adanya salah satu jenis tumbuhan Euphorbiaceae
hasil pollen sedimen berasal dari jenis kemiri Aleurites moluceana yang
merupakan salah satu komoditibarang dagangan wilayah Kawasan Padanglawas pada masa lalu Vita, 2010.
4.3.2. Phylantus emblica balaka
Gambar 4.48. Tanaman Balaka
Universitas Sumatera Utara
Berkenaan dengan keberadaan tumbuhan balaka di Padanglawas, dapat pula diacu susastra yang dikenal di India dan Indonesia. Pohon Balaka
Phylanthus emblica dikenal dikenal juga dengan nama amalaka Sanskerta, aavalaa Marathi,
amla Hindi, amlaki আমলকী – Bengali language, nellikka നെല്ലിക്ക
Malayalam, nellikkai Tamil dan usirikai Telegu, amala Nepal, ma kham pom
Thailand dan mak kham bom Laos. Nama lain balaka dalam dari berbagai bahasa
adalah olay Punjabi, heikru Manipuri, nelli Sinhala, amlakhi Asam, usirikai
Telugu, atau aonla, aola, ammalaki, dharty, aamvala, aawallaa, emblic, Emblic
myrobalan, Malacca tree, nillika, dan nellikya. Di Arab, balaka dikenal dengan nama
haliilaj atau ihliilaj. Bila di kawasan Padanglawas dikenal dengan nama balaka, maka di Sumatera biasa disebut malaka Melayu, balaka Minangkabau
dan malaka Sunda, kemloko Jawa, malakah Madura.
Pohon Balaka ini dikenal dalam kitab Ayurveda dana dalam susastra Ayurveda adalah
upaveda dari Rgveda, dan susastra Ayurveda merupakan ajaran bentuk pengobatan alternatif yang biasa dilakukan di India. Kata Ayurveda berasal dari
gabungan kata āyus hidup dan veda ilmu, dan bisa diartikan menjadi Ilmu
Kehidupan. Ayurveda mencakup pengukuran hidup yang sehat, dengan terapi yang berhubungan dengan fisik, mental, sosial, dan keselarasan spiritual.
Weda Sanskerta: Vid, ilmu pengetahuan adalah kitab suci agama Hindu.
Weda merupakan kumpulan sastra-sastra kuno dari zaman India Kuno yang jumlahnya sangat banyak dan luas. Dalam ajaran Hindu,
Weda termasuk dalam
Universitas Sumatera Utara
golongan sruti secara harfiah berarti yang didengar, karena umat Hindu percaya
bahwa isi Weda merupakan kumpulan wahyu dari Brahman Tuhan. Weda diyakini
sebagai sastra tertua dalam peradaban manusia yang masih ada hingga saat ini. Pada masa awal turunnya wahyu, Weda diturunkandiajarkan dengan sistem lisan -
pengajaran dari mulut ke mulut, karena pada masa itu tulisan belum ditemukan - dari guru ke siswa. Setelah tulisan ditemukan, para Resi menuangkan ajaran-ajaran
Weda ke dalam bentuk tulisan. Weda bersifat
apaurusheya, karena berasal dari wahyu, tidak dikarang oleh manusia, dan abadi. Maharesi Byasa, menyusun kembali
Weda dan membagi
Weda menjadi empat bagian utama, yaitu: Regweda, Yajurweda, Samaweda dan Atharwaweda. Semua itu disusun pada masa awal Kaliyuga.
Berikutnya adalah upaweda, turunan dari Weda yang merupakan jurusan ilmu
yang lebih spesifik dalam aplikasi kehidupan. Upaweda digolongkan dalam beberapa jurusan, antara lain:
ayurweda - Ilmu pengobatan dan dhanurweda - seni bela diri dan persenjataan.
Ayurweda dan dhanurweda memiliki beberapa kesamaan dalam kegiatan prakteknya. Keduanya bekerja dengan memanfaatkan
marma, energi prana yang mengalir di dalam tubuh. Ayurveda berfungsi mengobati badan jasmani,
sedangkan dhanurveda memanfaatkan energi prana sebagai pelindung tubuh. Konsep
ini juga dikenal dalam ilmu pengetahuan di Cina, dalam akupuntur dan seni beladiri- nya.
Ayurveda pertama kali dipaparkan oleh Agnivesha dalam bukunya Agnivesh
Tantra. Buku ini kemudian diperbaiki oleh Charaka dengan judul Charaka Samhitā.
Ayurveda juga erdapat pula teks lain, yaitu Sushruta Samhitā. Teks-teks tersebut
Universitas Sumatera Utara
dipercaya ditulis pada awal tahun masehi, dan didasarkan pendekatan holistik pada awal kebudayaan Vedis. Awal dari Ayurveda ini dianggap sebagai wahyu dari dewa
Brahma. Dalam Ayurveda disebutkan tentang lima elemen besar, yaitu tanah, air, api,
udara dan gas yang, semuanya membentuk dunia, termasuk tubuh manusia, yang mengandung ada asam lambung
rasa dhatu, darah rakta dhatu, daging mamsa dhatu, lemak medha dhatu, tulang asthi dhati, sumsum majja dhatu, dan
jaringan reproduksi wanita sukra dhatu, yang juga merupakan tujuh elemen utama.
Ayurveda juga menekankan keberadaan tiga energi dalam tubuh manusia, yaitu vata
udara, pitta empedu, dan kapha lendir.
Menurut Ayurveda, buah balaka atau buah amla mempunyai rasa asam amla,
astringent kashaya, dengan rasa lainnya anurasas manis madhura, pahit tikta
dan pedas katu. Di dalam sifatnya gunas, buah amla dikenal sebagai api laghu
dan rasa haus ruksha, yang memberikan dampak bagi pencernaan vipaka,
sementara dengan rasa manisnya madhura memberikan energi virya untuk
mendinginkan tubuh shita Menurut kitab Ayurveda.
Keberadaan pohon balaka pada lingkungan biara di Padanglawas dapat dihubungkan dengan dewi Laksmi, istri dewa Wisnu yang mempunyai atribut
amla atau balaka. Hal ini sesuai dengan anggapan bahwa pohon balaka adalah sejenis
pohon suci yang disembah sebagai ibu bumi di India, sehingga dewi Laksmi dianggap sebagai ibu bumi.
Universitas Sumatera Utara
Dalam susastra-susastra India itu juga diterangkan bahwa buah amla atau
balaka berfungsi untuk membuat keseimbangan vata udara dan kapha lendir di
dalam rasa asam tersebut. Itu semua dapat membuat umur panjang dari hasil peremajaan
rasayana, juga meningkatkan fungsi pencernaan dipanapachana, menyembuhkan sembelit
anuloma, menurunkan panas tubuh jvaraghna, membersihkan darah
raktaprasadana, menurunkan batuk kasahara, meredakan asma
svasahara. Buah amla juga berfungsi menguatkan jantung hrdaya, men- cerlangkan mata
chakshushya, merangsang pertumbuhan rambut romasanjana, mengenakan tubuh
jivaniya, serta meningkatkan kepandaian medhya. Selanjutnya dalam
dragyguna disebut juga adanya rasa yang terdapat di dalam buah
amla atau balaka, rasa tersebut adalah : -
rasa : yaitu rasa amla asam, tikta pahit dan kashaya astringent, juga ada manis
madhura, katu pedas -
vipaka : madhura manis
- virya : shita mendinginkan tubuh
- karma : dipanapachana, anuloma, jvaraghna, raktaprasadana, kasahara,
svasahara, hrdaya, chakshushya, romasanjana, jivaniya, medhya, rasayana, tridoshaghna
- prabhava : amalaki, memberikan keberuntungan, cinta, dan panjang umur jika
memakannya.
Universitas Sumatera Utara
Karena hal-hal tersebut di atas, sejak dahulu buah balaka ini dianggap sebagai salah satu buah yang paling ampuh dan bergizi. Charaka Samhita mengatakan
amalaki adalah yang terbaik di antara rejuvenative herbal. Semua bagian tanaman balaka dapat digunakan untuk berbagai obat herbal ayurveda, termasuk buah, biji,
daun, akar, kulit dan bunga. Adapun dalam masakan, buah balaka diasamkan dengan garam, minyak dan
bumbu-bumbu. Kadang dimakan mentah atau dimasak untuk berbagai macam masakan. Di Andhra Pradesh, buah
amla atau balaka ini digunakan untuk masakan yang bernama ’
dal’ juga amle ka murabbah. Di India Utara buah amla dibuatkan manisan, yang dimakan setelah makanan utama selesai disantap.
4.3.3. Masakan Holat