Kinerja Initial Public Offering Sektor Agribisnis

82 reputasi di Bursa Efek Indonesia, total aktiva yang rendah, umur perusahaan yang masih muda, nilai DAR dan DER yang tinggi, nilai ROA dan ROE yang rendah. Initial return PT Wahana Phonix Mandiri Tbk dipengaruhi oleh persentase saham yang ditawarkan ke publik besar.

6.3 Kinerja Initial Public Offering Sektor Agribisnis

Sebelas perusahaan agribisnis yang melakukan initial public offering di Bursa Efek Indonesia periode 2000 hingga 2008, terdapat satu perusahaan yang memiliki nilai initial return lebih dari seratus persen, yaitu PT Wahana Phonix Mandiri Tbk. Perusahaan tersebut memiliki nilai initial return 189 persen. Nilai initial return yang tinggi menunjukkan harga saham perusahaan agribisnis tersebut pada saat perdagangan mengalami peningkatan yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan harga initial public offering. Initial return yang tinggi memperlihakan bahwa perusahaan berhasil dalam melakukan initial public offering pada hari pertama dengan memperoleh keuntungan yang besar. Hal yang sebaliknya terjadi pada PT Sampoerna Agro Tbk dan PT Tunas Baru Lampung Tbk, kedua perusahaan tersebut hanya memperoleh initial return sebesar 8 dan 9 persen. Sebelum melakukan initial public offering, perusahaan agribisnis terlebih dahulu akan menunjuk sebuah perusahaan penjamin emisi underwriter untuk membantu perusahaan dalam menawarkan saham perdananya ke publik. Perusahaan agribisnis yang akan initial public offering dapat menunjuk secara bebas underwriter sesuai dengan kriteria yang diterapkan perusahaan tersebut. Underwriter yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki reputasi yang berbeda. Reputasi underwriter dapat dinilai dari peringkat berdasarkan jumlah nilai perdagangan dan jumlah frekuensi perdagangan yang dilakukan. Pada penelitian ini, underwriter yang memiliki reputasi yang baik yaitu underwriter yang masuk kedalam sepuluh besar underwriter paling aktif berdasarkan total frekuensi perdagangan. Terdapat empat perusahaan menggunakan jasa penjamin emisi yang memiliki reputasi baik dan tidak ada perusahaan yang memiliki nilai initial return yang tinggi. Perusahaan yang tidak menggunakan jasa penjamin emisi yang beputasi berjumlah tujuh perusahaan dan terdapat empat perusahaan yang memiliki initial return tinggi. Perusahaan tersebut diantaranya seperti PT 83 Bumi Teknokultura Unggul Tbk, PT Wahana Phonix Mandiri Tbk, PT Bisi International Tbk, dan PT Central Proteinaprima Tbk. Perusahaan agribisnis yang initial public offering pada 2000 hingga 2008 rata-rata telah berdiri sejak lama. Terdapat tujuh perusahaan yang telah berumur sama atau lebih dari sepuluh tahun ketika melakukan initial public offering. Perusahaan tersebut diantaranya PT Bisi International Tbk, PT Sampoerna Agro Tbk, Tunas Baru Lampung Tbk, PT Central Proteinaprima Tbk, PT Anugerah Tambak Perkasindo Tbk, PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk, dan PT FKS Multi Agro Tbk. Sedangkan terdapat empat perusahaan yang berumur di bawah sepuluh tahun ketika melakukan initial public offering. Perusahaan tersebut diantaranyaPT Malindo Feedmill Tbk, PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk, PT Gozco Plantations Tbk, dan PT Wahana Phonix Mandiri Tbk. Perusahaan yang berumur di atas sepuluh tahun yang memiliki initial return tinggi berjumlah dua perusahaan dan perusahaan yang berumur di bawah sepuluh tahun berjumlah dua perusahaan. Namun, perusahaan yang memiliki initial return paling tinggi berasal dari perusahaan yang berumur di bawah sepuluh tahun. Perusahaan tersebut adalah PT Wahana Phonix Mandiri Tbk. Ukuran perusahaan yang initial public offering pada 2000 hingga 2008 diukur berdasarkan total aktivanya. PT Central Proteinaprima Tbk merupakan perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang paling besar dari sebelas perusahaan yang ada. Total aktiva perusahaan tersebut pada saat melakukan initial public offering tercatat sebesar 2,4 triliun rupiah. Total aktiva yang tinggi menunjukan perusahaan tersebut mampu menghasilkan total penjualan yang sangat tinggi. Perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang paling kecil yaitu PT FKS Multi Agro Tbk dengan total aktiva perusahaan sebesar 42,1 milyar rupiah. Perusahaan yang memiliki ukuran lebih besar memperoleh initial return lebih tinggi daripada perusahaan yang memiliki ukuran lebih kecil. Setiap perusahaan membutuhkan dana dari sumber lain seperti pinjaman dari pihak lain untuk membiayai operasional perusahaan. Debt to Total Assets Ratio DAR merupakan perbandingan antara total utang terhadap jumlah aktiva perusahaan. Semakin tinggi DAR maka besar resiko keuangan yang dihadapi perusahaan. Perusahaan yang memiliki DAR tertinggi adalah PT Tunas Baru 84 Lampung dengan nilai initial return 9 persen sedangkan perusahaan yang memiliki DAR terendah adalah PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk dengan initial return 68 persen. Debt To Equity Ratio DER menggambarkan struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan, yaitu perbandingan antara utang terhadap modal sendiri. Semakin kecil DER maka struktur modal perusahaan semakin baik. Perusahaan yang memiliki DER tertinggi adalah PT Tunas Baru Lampung dengan nilai initial return 9 persen sedangkan perusahaan yang memiliki DAR terendah adalah PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk dengan initial return 68 persen. Dari 11 perusahaan agribisnis yang diteliti, terdapat satu perusahaan yang memiliki nilai Return on Assets ROA paling tinggi. Perusahaan yang memiliki ROA tertinggi yaitu PT Sampoerna Agro Tbk dan perusahaan yang memiliki ROA terendah yaitu PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk. Nilai ROA yang tinggi menunjukan tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tinggi dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset. Perusahaan dengan ROA tertinggi tersebut memiliki nilai initial return sebesar 9 persen sedangkan perusahaan dengan ROA terendah memiliki initial return sebesar 68 persen. Return on Equity ROE bertujuan untuk menggambarkan seberapa besar kemampuan pendapatan bersih perusahaan yang dapat diperoleh para pemegang saham atas modal yang disetor. ROE yang tinggi akan memberikan keuntungan kepada pemegang saham. Terdapat empat perusahaan yang memiliki ROE tinggi diantaranya PT Malindo Feedmill Tbk, PT Tunas Baru Lampung Tbk, PT Bisi International Tbk, dan PT Sampoerna Agro Tbk. Sedangkan perusahaan yang memiliki ROE paling rendah yaitu PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk. Pada perusahaan dengan ROE tinggi hanya terdapat satu perusahaan yang memiliki nilai initial return yang tinggi sedangkan perusahaan dengan ROE rendah memiliki initial return yang tinggi. Jumlah saham yang dilepaskan perusahaan agribisnis pada saat initial public offering beragam sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Perusahaan agribisnis yang paling besar menawarkan saham perusahaannya adalah PT Tunas Baru Lampung Tbk. Perusahaan tersebut menawarkan 41,24 persen saham perusahaan ke publik. Meskipun jumlah saham yang ditawarkan besar tapi initial 85 return perusahaan agribisnis tersebut kecil. Perusahaan agribisnis yang menawarkan saham perusahaan paling sedikit yaitu PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk. Perusahaan tersebut hanya menawarkan saham sebesar 13,04 persen dari total saham perusahaan. Meskipun perusahaan tersebut menawarkan saham dengan jumlah yang sedikit, perusahaan tersebut dapat memperoleh initial return yang tinggi.

6.4 Kinerja Perusahaan Agribisnis setelah Initial Public Offering