30 h Earning per share, cara ini digunakan untuk mengukur jumlah
pendapatan per lembar saham biasa. i Dividend per share, cara ini digunakan untuk menghitung jumlah
pendapatan yang dibagikan dalam bentuk dividen untuk setiap lembar saham biasa.
j Book value per share, cara ini digunakan untuk menghitung nilai atau harga buku saham biasa yang beredar.
Langkah awal dan yang terpenting agar mendapatkan saham yang menguntungkan adalah mengetahui kinerja perusahaan. Dengan mengetahui
kinerja perusahaan penerbit saham emiten dapat dianalisa kemampuan emiten memberikan pendapatan bagi pemegang sahamnya. Salah satu cara popular untuk
mengetahui kinerja emiten adalah menganalisa rasio keuangan Sulistyastuti, 2002.
Menurut Samsul 2006 rasio keuangan terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas dan rasio profitbilitas. Apabila ingin menetahui
kekuatan manajemen maka rasio likuiditas Cash Ratio, Acid Test Ratio, dan Current Ratio, rasio aktivitas Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan
dan rasio solvabilitas Debt to Equity, Long term Debt to Equity, dan Debt to Total Assets harus dianalisis sedangkan jika ingin menilai kinerja perusahaan
maka rasio profitabilitas Return on Equity, Return on Assets, dan Return on Investment harus diperhatikan. Selain menganalisis rasio keuangan, pengukuran
kinerja saham juga dapat dianalisis melalui beberapa metode sesuai dengan keperluan analisis seperti Earning per Share EPS, dividend yield, Price Earning
Ratio dan Dividend Discount Model. EPS merupakan metode pengukuran kinerja saham yang paling sederhana. EPS menceminkan pendapatan per lembar saham
yang diperoleh dari laba bersih setelah pajak dibagi jumlah saham yang diterbitkan Sulistyastuti, 2002.
3.1.5 Bursa Efek
Menurut buku Panduan Go Public yang di terbitkan pada tahun 2007 oleh otoritas Bursa Efek Indonesia, Bursa efek adalah pihak ynag menyelenggarakan
dan menyediakan sistem atau sarana untuk perdagangan efek. Bursa efek sebenarnya sama dengan pasar-pasar lainnya yaitu tempat dimana bertemunya
31 penjual dan pembeli. Hanya saja, di bursa efek yang diperdagangkan adalah efek-
efek surat berharga. Pemegang saham dari bursa efek adalah para pialang broker anggota bursa efek bersangkutan yang telah memperoleh izin usaha
sebagai perantara pedagang efek. Bursa efek memiliki peran yaitu: 1 Menyediakan semua sarana perdagangan efek fasilitator
2 Membuat peraturan yang berkaitan dengan kegiatan bursa 3 Mengupayakan likuiditas instrument
4 Mencegah praktik-praktik yang dilarang di bursa kolusi, pembetukan harga yang tidak wajar, insider trading, dsb
5 Meyebarluaskan informasi bursa transparansi 6 Menciptakan instrumen dan jasa baru
Selain memiliki peran, bursa efek juga memiliki kewajiban yaitu: 1 Menyerahkan laporan kegiatannya kepada BAPEPAM-LK
2 Menetapkan peraturan mengenai keanggotaan, pencatatan, perdagangan, kesepadanan efek, kliring dan penyelesaian transaksi bursa, dan hal-hal lain
yang berkaitan dengan kegiatan bursa 3 Memiliki satuan pemeriksa
3.1.6 Pengertian Saham
Investasi yang paling banyak dikenal dan dipilih oleh para investor karena memberikan banyak keuntungan adalah saham. Saham merupakan sertifikat yang
menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Pemegang saham memiliki hak pengakuan untuk memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan
sesuai dengan proporsi modal yang ditanamkan di dalam perusahaan tersebut Puspopranoto, 2004.
Menurut buku Panduan Go Public yang di terbitkan pada tahun 2007 oleh otoritas Bursa Efek Indonesia, terdapat dua keuntungan yang diperoleh investor
dengan membeli atau memiliki saham antara lain: 1 Dividen, yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan kepada
pemegang saham. Dividen tersebut diberikan perusahaan setelah tercapai persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
Pemodal harus memegang saham dalam kurun waktu yang relatif lama hingga pemegang saham tersebut diakui sebagai pemegang saham yang
32 berhak mendapatkan dividen. Dividen yang diterima pemegang saham dapat
berupa dividen tunai dan dividen saham. Dividen tunai diberikan kepada setiap pemegang saham berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk
setiap saham. Sedangkan dividen saham diberikan kepada setiap pemegang saham dalam bentuk sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki
seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
2 Capital Gain, yaitu selisih antara harga beli dan harga jual. Perusahaan memperoleh capital gain pada saat harga jual lebih tinggi dari pada harga
beli. Capital gain tersebut terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Selain menguntungkan, saham sebagai instrument investasi juga memiliki risiko, antara lain:
1 Capital Loss, yaitu kebalikan dari capital gain, yaitu selisih antara harga beli dan harga jual. Capital loss terjadi pada kondisi dimana investor menjual
saham lebih rendah dari harga beli. 2 Risiko Likuidasi, terjadi pada saat perusahaan yang sahamnya dimiliki,
dinyatakan bangkrut atau perusahaan tersebut dibubarkan. Hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban
perusahaan dapat dilunasi. Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional
kepada seluruh pemegang saham. Risiko yang terberat terjadi jika tidak terdapat kekayaan perusahaan, pemegang saham tidak akan memperoleh hasil
dari likuidasi tersebut. Menurut Puspopranoto 2004, para pemegang saham mempunyai hak
untuk memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan sesuai dengan besar modal yang ditanamkan pada perusahaan. Saham dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1 Saham biasa, merupakan pengakuan kepemilikan dasar atas suatu perusahaan. Pemegang saham memiliki satu suara per satu saham dalam penentuan suatu
keputusan yang penting seperti perubahan anggaran dasar dan pemilihan dewan direktur. Pembayaran keuntungan perusahaan kepada para pemegang
saham disebut dividen. Dividen saham biasa tidak dijamin dan sebuah
33 perusahaan tidak menjadi default ingkat janji jika tidak ada pembayaran
dividen. Dividen terkena pajak dua kali, sekali ketika perusahaan membayar pajak penghasilan dan yang kedua ketika investor membayar pajak pribadi.
2 Saham preferen, merupakan pengakuan kepemilikan dasar atas suatu perusahaan dengan ciri-ciri dividen tunai dijamin, dividen tidak meningkat
jika keuntungan perusahaan meningkat, pemegang saham preferen memperoleh prioritas pertama dalam pembagian dividen sebelum dividen
dibagikan kepada para pemegang saham biasa dan pemegang saham preferen tidak memiliki hak suara dalam operasi perusahaan kecuali perusahaan
menunggak dalam pembayaran dividen. Saham preferen kebanyakan bersifat kumulatif dengan tuntutan bahwa jika ada dividen yang tidak terbayar maka
dividen tersebut harus dibayarkan terlebih dahulu sebelum dividen untuk saham biasa dibayarkan.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional