Kinerja Keuangan Kerangka Pemikiran Teoritis .1 Struktur Modal

28

3.1.4 Kinerja Keuangan

Menurut Syamsuddin 2004, terdapat beberapa cara yang dapat digunakan di dalam menganalisa keadaan keuangan perusahaan, tetapi analisa dengan menggunakan rasio merupakan hal yang sangat umum dilakukan dimana hasilnya akan memberikan pengukuran relatif dari operasi perusahaan. Data pokok sebagai input dalam analisis rasio ini adalah laporan rugi-laba dan neraca perusahaan. Kedua laporan ini akan dapat ditentukan sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini dapat digunakan untuk menilai beberapa aspek tertentu dari operasi perusahaan. Rasio keuangan dapat dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu 1 Rasio likuiditas dan aktivitas, Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuiditas tidak hanya berkenan dengan keadaan seluruh keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuan untuk mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas. Terdapat tiga cara penting dalam pengukuran tingkat likuiditas diantaranya: a Net working capital, cara ini digunakan untuk menghitung kelebihan aktiva lancar di atas utang lancar. b Current ratio, cara ini digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar dengan aktiva lancar yang tersedia. c Acid test ratio, cara ini digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban atau utang lancar dengan aktiva yang lebih likuid. 2 Utang Jumlah utang di dalam neraca akan menunjukkan besarnya modal pinjaman yang digunakan dalam operasi perusahaan. Modal pinjaman dapat berupa utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. Pada umumnya perusahaan memiliki pinjaman jangka panjang yang lebih besar dibandingkan dengan pinjaman jangka pendek. Pengukuran tingkat utang didasarkan pada 29 data yang berasal dari neraca perusahaan. Rasio yang digunakan pada pengukuran ini yaitu, a Debt ratio, cara ini digunakan untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal yang berasal dari kreditur. b The debt equity ratio, cara ini digunakan untuk menghitung perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. c The debt to total capitalization, cara ini digunakan untuk mengukur beberapa bagian utang jangka panjang yang terdapat di dalam modal jangka panjang perusahaan. 3 Profitabilitas Terdapat beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan di mana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Secara keseluruhan ketiga pengukuran ini akan memungkinkan seorang penganalisa untuk mengevaluasi tingkat pendapatan dalam hubungannya dengan volume penjualan, jumlah aktiva dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan. Rasio yang digunakan pada pengukuran ini yaitu, a Gross profit margin, cara ini digunakan untuk membandingkan tingkat laba kotor dengan volume penjualan. b Operating profit margin, cara ini digunakan untuk membandingkan tingkat laba operasi dengan volume penjualan. c Net profit margin, cara ini digunakan untuk membandingkan laba bersih sesudah pajak dengan volume penjualan. d Total assets turn over, cara ini digunakan untuk mengukur berapa kali total aktiva perusahaan menghasilkan volume penjualan. e Return on investmentassets, cara ini digunakan untuk mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh dari total aktiva perusahaan. f Return on equity, cara ini digunakan untuk mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan. g Return on common stock, cara ini digunakan untuk mengukur tingkat penghasilan bagi pemegang saham biasa. 30 h Earning per share, cara ini digunakan untuk mengukur jumlah pendapatan per lembar saham biasa. i Dividend per share, cara ini digunakan untuk menghitung jumlah pendapatan yang dibagikan dalam bentuk dividen untuk setiap lembar saham biasa. j Book value per share, cara ini digunakan untuk menghitung nilai atau harga buku saham biasa yang beredar. Langkah awal dan yang terpenting agar mendapatkan saham yang menguntungkan adalah mengetahui kinerja perusahaan. Dengan mengetahui kinerja perusahaan penerbit saham emiten dapat dianalisa kemampuan emiten memberikan pendapatan bagi pemegang sahamnya. Salah satu cara popular untuk mengetahui kinerja emiten adalah menganalisa rasio keuangan Sulistyastuti, 2002. Menurut Samsul 2006 rasio keuangan terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas dan rasio profitbilitas. Apabila ingin menetahui kekuatan manajemen maka rasio likuiditas Cash Ratio, Acid Test Ratio, dan Current Ratio, rasio aktivitas Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan dan rasio solvabilitas Debt to Equity, Long term Debt to Equity, dan Debt to Total Assets harus dianalisis sedangkan jika ingin menilai kinerja perusahaan maka rasio profitabilitas Return on Equity, Return on Assets, dan Return on Investment harus diperhatikan. Selain menganalisis rasio keuangan, pengukuran kinerja saham juga dapat dianalisis melalui beberapa metode sesuai dengan keperluan analisis seperti Earning per Share EPS, dividend yield, Price Earning Ratio dan Dividend Discount Model. EPS merupakan metode pengukuran kinerja saham yang paling sederhana. EPS menceminkan pendapatan per lembar saham yang diperoleh dari laba bersih setelah pajak dibagi jumlah saham yang diterbitkan Sulistyastuti, 2002.

3.1.5 Bursa Efek