2.3. Produksi dan Kebutuhan Benih Jagung Nasional
Produksi jagung nasional untuk tahun 2011 hingga tahun 2014 diharapkan dapat meningkat sebanyak 10,02 Tabel 4. Peningkatan tersebut perlu ditunjang
oleh luas lahan yang mencukupi dan benih jagung unggul. Produksi benih yang diusahakan petani diharapkan dapat mencapai 80.000 ton 77,14 dari
kebutuhan nasional sebanyak 350.000 ton. Produktivitas jagung nasional untuk varietas lokal masih sangat rendah, yaitu 2-3 tonha, jagung hibrida 7-10 tonha,
dan jagung komposit kurang dari 5 tonha
.
Oleh karena itu, penelitian terhadap jagung hibrida dapat lebih diarahkan pada upaya memenuhi kebutuhan benih
jagung nasional, sehingga dapat mengurangi importasi benih jagung yang saat ini sudah mencapai 22,9. Pemasukan benih jagung tertinggi untuk penelitian
sampai dengan saat ini diperoleh dari negara Thailand Badan Litbangtan, 2011. Keunggulan menggunakan benih jagung hibrida adalah tahan terhadap penyakit
tertentu, masa panennya lebih cepat dengan kualitas dan mutu produksi lebih tinggi Pioneer dalam Oktavianto, 2011.
Tabel 4. Sasaran Produksi Tanaman Pangan
Komoditas 2010
2011 2012
2013 2014
Pertumbuhan No.
000 ton tahun
1. Padi
66.680 68.800
71.000 73.300
75.700 3,22
2. Jagung
19.800 22.000
24.000 26.000
29.000 10,02
3. Kedelai
1.300 1.560
1.900 2.250
2.700 20,05
4. Kacang
tanah 882
970 1.100
1200 1.300
10,20 5.
Kacang hijau
360 370
390 410
430 4,55
6. Ubi kayu
22.248 22.400
25.000 26.300
27.600 5,54
7. Ubi jalar
2.000 2.150
2.300 2.450
2.600 6,78
Sumber : Kementerian Pertanian, 2011.
2.4. Pendekatan Teoritis Hasil Invensi
Invensi adalah upaya untuk menciptakan sesuatu yang baru dan bermanfaat untuk memecahkan persoalan secara teknis yang dihadapi oleh masyarakat,
setelah melalui proses penelitian yang panjang Badan Litbangtan, 2010. Inovasi adalah kegiatan untuk membawa hasil invensi, baik dalam bentuk teknologi
dalam bentuk proses, model, atau prototipe maupun jasa ke pengguna akhir dan pasar untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ide, gagasan, maupun konsep.
Pengertian inovasi harus dibedakan dari pengertian penemuan invention. Penemuan adalah proses kreatif yang mencakup penggunaan pengetahuan dan
informasi untuk menciptakan sesuatu yang baru. Inovasi mempunyai proses yang lebih panjang; dimulai dengan penemuan, kemudian dilanjutkan dengan
pengenalan penemuan tersebut dan akhirnya konsep tersebut dapat diwujudkan dan diterapkan menjadi sesuatu yang bernilai guna dan menguntungkan
Widyaningrum, 1999. Di lapangan, pelaksanaan pengenalan hasil invensi Badan Litbangtan perlu
dilakukan melalui kerjasama dengan mitrainvestor guna komersialisasi. Goenadi 2004 menjelaskan bahwa tahapan umum komersialisasi produk bioteknologi
pertanian melalui 5 lima tahapan hingga pemasaran produk Gambar 4. Sebuah invensi bioteknologi pada dasarnya merupakan ide atau solusi bagi sebuah
masalah teknis. Oleh karena itu, menjadi penting untuk memperoleh perlindungan hukum sebelum mengkomersialkannya dengan melakukan pendaftaran paten.
Dalam beberapa kasus, penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan sebelum sebuah invensi dapat diwujudkan dalam bentuk produk yang dapat dipasarkan kemudian
dibutuhkan upaya untuk memasarkannya dengan dukungan sumberdaya manusia, investasi, waktu, dan kerja kreatif. Riset pengembangan merupakan tahapan yang
sangat penting sebelum sebuah hasil penelitian bioteknologi dapat menjadi sebuah produk atau proses. Walaupun banyak tahapan yang dapat ditempuh, pengalaman
menunjukkan bahwa riset pengembangan menentukan keyakinan pihak investor dalam mengkomersialisasikan teknologi yang dihasilkan Goenadi, 2004.
Gambar 4. Tahapan umum komersialisasi produk bioteknologi Goenadi, 2004
2.5. Komersialisasi, KerjasamaKemitraan Iptek dan Aliansi Strategik