Mengevaluasi konsistensi untuk seluruh hirarki

5 Perhitungan Ratio Consistency CR dengan rumus CR = RI CI ............................................................. 8 RI : Random Index yang dikeluarkan oleh Oak Ridge Laboratory Saaty, 1993 dari matriks berorde 1 sd 15 yang menggunakan contoh berukuran 100 Tabel 17. b. Pengolahan vertikal, yaitu menyusun prioritas pengaruh setiap unsur pada tingkat hirarki keputusan tertentu terhadap sasaran utama atau fokus. Apabila CV ij didefinisikan sebagai nilai prioritas pengaruh unsur ke-j pada tingkat ke-i terhadap sasaran utama, maka : CV ij =     1 1 ,     i VW i t CH t ij Untuk i = 1,2,3,...n j = 1,2,3,...n t = 1,2,3,...n Tabel 16. Nilai Random Index matrik berorde 1 sd 15 N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 1,59 Sumber: Fewidarto, 1996

8. Mengevaluasi konsistensi untuk seluruh hirarki

Langkah ini dilakukan dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas kriteria yang bersangkutan dan menjumlah hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak yang sesuai dengan dimensi dari masing-masing matriks. Dengan cara yang sama, setiap indeks konsistensi acak juga dibobot berdasarkan prioritas kriteria yang bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. Rasio konsistensi ini harus bernilai 10 atau kurang, jika tidak mutu informasi harus ditinjau kembali dan diperbaiki, antara lain dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan pada saat pengisian ulang kuesioner dan dengan lebih mengarahkan responden membuat perbandingan berpasangan. Tahapan ini dilakukan dengan menggunakan komputer dimana rasio konsistensi diperoleh secara otomatis setelah input setiap matriks dimasukkan seluruhnya pada software Expert Choice 2000. Untuk langkah pertama sampai langkah ke enam, pengolahan dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excell 2007, sedangkan untuk langkah ke tujuh sampai langkah ke delapan, pengolahan data dengan menggunakan software Expert Choice 2000. Metode AHP digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan strategi komersialisasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang dimiliki oleh mitra investor, khususnya keputusan yang diambil guna meningkatkan komersialisasi jagung hibrida hasil invensi agar lebih banyak lagi dilisensikan kepada mitrainvestor. 56

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Badan Litbang Pertanian

Badan Litbangtan merupakan lembaga penelitian di bidang pertanian dibawah Kementerian Pertanian yang mengemban tugas, pokok dan fungsi pelayanan pada penelitian dan pengembangan pertanian demi mendukung pembangunan di bidang pertanian. Sesuai dengan Undang-undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi disebutkan dalam pasal 16, bahwa Perguruan Tinggi dan Lembaga Litbang wajib mengusahakan alih teknologi kekayaan intelektualnya dan berhak menggunakan pendapatan yang diperolehnya untuk mengembangkan diri. Selanjutnya Undang-undang ini diperjelas oleh diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual serta Hasil Kegiatan Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan. Pada PP No. 20 Tahun 2005 tersebut disebutkan pada beberapa pasal, seperti : a. Pasal 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 : kepemilikan HKI dan pengaturan kepemilikannya. b. Pasal 14 dan 15 : alih teknologi dapat dilakukan, baik komersial dan non komersial. c. Pasal 16 dan 17 : Perguruan Tinggi dan Lembaga Litbang wajib membentuk lembaga pengelola KI dan alih teknologi dan diatur lebih lanjut oleh pimpinan Perguruan Tinggi dan Lembaga Litbang. d. Pasal 20 : Alih teknologi KI dapat dilaksanakan melalui mekanisme lisensi, kerja sama, pelayanan iptek dan publikasi. e. Pasal 38 : Pendapatan dari hasil alih teknologi dapat digunakan langsung untuk meningkatkan anggaran UKUPT, memberi insentif kepada inventor, memperkuat unit pengelola alih teknologi, memperkuat sumber daya iptek, dan memperluas jaringan kerja sama iptek. Oleh karenanya pelaksanaan komersialisasi hasil-hasil invensi Badan Litbangtan diupayakan dengan berpegang pada keseluruhan aturan tersebut.