mendedikasikan seluruh waktu dan hasil karyanya pada negara dan belum diatur mengenai penghasilan yang dapat diperoleh dari paten invensiinovasi yang telah
komersial bahkan bernilai ekonomi tinggi. Sedangkan pemerintah Australia telah merancang suatu lembaga yang bekerja di bawah koordinasi Department of
Innovation, Industry, Science and Research DIISR dengan berbagai lembaga milik pemerintah negara bagian bahkan tingkat kota. Australia membangun
kelembagaan tersebut demi menunjang kerjasama yang harmonis antara pihak swasta dengan pihak intelektual. Termasuk didalamnya berkontribusi dalam
insentif inovasi, penanaman modal dan mitra pembina akademisi hingga aktivitas bisnis Hartiningsih, 2010.
2.8. Kerjasama Lisensi dalam Komersialisasi Hasil Invensi
Sebuah kerjasama dibentuk oleh individu atau sebuah organisasi ketika individu atau organisasi tersebut mulai bekerja bersama untuk mencapai tujuan
dengan memanfaatkan sumberdaya secara efektif Rammer, 2006. Gray dalam Rammer 2006 menuliskan bahwa kerjasama memerlukan seperangkat aturan
untuk mencapai konsensus dalam menjamin ‘win-win solution’ untuk semua pihak. Dalam hal ini, kedua pihak harus terlibat pada tahap pemecahan masalah,
pengarahan dan implementasi. Kuswarno 2006 memberikan kesimpulan dari hasil penelitiannya agar
hasil riset iptek secara komersial menguntungkan, maka peranan jaringan institusi pengguna hasil riset iptek inventor dengan institusi pengguna hasil riset tersebut
misalnya masyarakat industri dan investor sangat diperlukan terutama untuk pemasyarakatan hasil riset dalam jumlah besar atau produksi massal. Hubungan
antara investor dan inventor perlu tercipta secara berkesinambungan. Di dalam konteks komersialisasi produk riset, mekanisme yang sudah umum dilakukan
yaitu melalui perjanjian lisensi, penyediaan jasa konsultasi dan penjualan teknologi melalui divestasi. Skema model kerjasama dari berbagai penelitian
sebelumnya Gambar 8 memperjelas kebutuhan kerjasama antar pihak inventor, investor dan pengguna.
Gambar 8. Skema Mekanisme Kerjasama dari Inventor, Investor dan Pengguna
Gans dan Stern 2002 menyatakan, apabila ketersediaan kekayaan intelektual dikombinasikan dengan keahlian dalam peraturan dan distribusi
dilaksanakan oleh masing-masing pihak dengan baik, maka transaksi di pasar ide untuk strategi komersialisasi inovasi bioteknologi akan menjadi efektif.
Strategi komersialisasi menjadi salah satu keputusan yang paling penting bagi mitrainvestor dalam memperoleh keuntungan dari teknologi yang dikembangkan.
Strategi komersialisasi yang efektif merupakan hasil analisis yang cermat terhadap lingkungan komersialisasi, dengan mempertimbangkan manfaat dan
biaya strategi alternatif untuk memperoleh keuntungan dan keunggulan kompetitif melalui inovasi. Bagi sebagian besar inovator pemula, lingkungan komersialisasi
mencakup 2 dua elemen penting bagi pilihan strategi komersialisasi : 1 biaya relatif dan profitabilitas rantai nilai kemudian dibandingkan dengan suatu rantai
nilai yang sudah mapan; dan 2 kemungkinan bahwa pengetahuan atas inovasi yang dibangun tersebut dapat dikendalikan, bahkan setelah perusahaan yang
didirikan tersebut menjadi lebih sadar pada teknologi baru. Menurut Osman 2004 variabel kerjasama yang efektif dapat dibagi
menjadi 2 dua komponen. Komponen pertama yaitu proses kerjasama. Proses ini merupakan aktifitas yang dilakukan individu dalam bekerjasama mempertukarkan
informasi untuk mencapai hasil yang inovatif. Komponen kedua, proses
manajemen yang merupakan asimilasi hasil kerjasama pada operasional investor dalam memproduksi hasil yang inovatif.
Bentuk-bentuk kerjasama dalam pemanfaatan hasil riset sebagaimana dituliskan dalam Narayanan 2001 yang merupakan hasil perumusan dari EB.
Roberts dan C.A. Berry 1985 Gambar 9. Model kerjasama lisensi sesuai untuk karakteristik produk hasil riset pada pasar dan teknologi yang baru akan tetapi
sudah dikenal new market but familiar; new technology but familiar.
M A
R K
E T
New Unfamiliar
Usaha bersama Joint venture
Modal Bersama Venture Capital
Pendirian usaha Venture nurturing
Akuisisi pendidikan Educational
Acquisition Modal Bersama
Venture Capital Pendirian usaha
Venture nurturing Akuisisi pendidikan
Educational Acquisition
New but Familiar
Pemasaran Internal Internal Market
Pengembangan Akuisisi
Development Acquisition
Usaha internal Internal venture
Akuisisi Acquisition
Lisensi Licensing
Modal Bersama Venture Capital
Pendirian usaha Venture nurturing
Akuisisi pendidikan Educational Acquisition
Existing Pemasaran Internal
Internal Market Pengembangan
Akuisisi Development
Acquisition Usaha internal
Internal venture Akuisisi
Acquisition Lisensi
Licensing Usaha baru dengan gaya
yang baru New Style Joint Venture
Gambar 9. Bentuk Pengaturan Kerjasama Roberts dan Berry, 1985
2.9. Pra Lisensi dan Valuasi Invensi