Bakuan Komersialisasi Hasil Invensi

pengembangan ilmu pengetahuan hanya akan menjadi sebuah studi dan kajian tertulis jika tidak ada suatu proses produksi. Proses produksi hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut tidak dapat dilakukan oleh akademiki atau ilmuwan sebagai peneliti atau oleh pemerintah sebagai regulator. Hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut harus melibatkan swasta dalam hal ini industri dalam proses produksinya dalam suatu kemitraan pola ABG Academic, Business dan Government. Gambar 23. Bakuan komersialisasi hasil invensi

4.9. Bakuan Komersialisasi Hasil Invensi

Dari hasil analisis terhadap proses komersialisasi yang dilaksanakan di Badan Litbangtan bahwa untuk sebuah bakuan komersialisasi yang sudah dilaksanakan pada dasarnya sudah sesuai dengan beberapa rekomendasi kajian tersebut. Oleh karenanya guna penyempurnaan rancangan komersialisasi yang sudah ada perlu dilakukan juga valuasi atas hasil invensi. Valuasi memberikan gambaran akan ‘harga jual’ sebuah teknologi atau bisa juga digunakan untuk menentukan jangka waktu pelaksanaan kontrak lisensi termasuk menentukan diperlukan atau tidaknya pelaksanaan pra lisensi, pendampingan untuk pengembangan lanjutan dan kemudian baru bisa menentukan upaya-upaya pemasaran yang sudah menjadi kewajiban pihak mitrainvestor Gambar 23. Valuasi merupakan nilai pendekatan atas suatu teknologi atau invensi. Pendekatan nilai ini harus berdasarkan pada persepsi yang berbeda baik bagi inventor maupun investor Dharmawan, 2007. Oleh karenanya yang dapat dilakukan adalah memberikan penilaian pendekatannya saja. Valuasi - jangka waktu lisensi - pelaksanaan pra lisensi Pendampingan Technical service Komersialisasi -pemasaran - promosi

V. IMPLIKASI HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis terhadap pengembangan strategi komersialisasi jagung hibrida hasil invensi terhadap faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal serta unsur-unsur pada tingkat faktor, aktor, tujuan dan strategi alternatif, maka salah satu alternatif mekanisme pada upaya alih teknologi yang dapat dilaksanakan oleh lembaga penelitian pemerintah, khususnya bagi lembaga penelitian yang bergerak pada bidang pertanian atau varietas tanaman adalah melalui kerjasama lisensi yang dilengkapi dengan pelaksanaan valuasi invensi dan pra lisensi. Mekanisme kerjasama lisensi memberikan peluang alih teknologi dengan membagi risiko dan informasi guna peningkatan dan pengembangan varietas baik kepada inventor maupun kepada mitrainvestor. Pelaksanaan valuasi invensi pada jagung hibrida memungkinkan inventor dan institusi pemilik invensi untuk memperoleh penghargaan atas invensi yang dilisensikan kepada pihak mitrainvestor. Sedangkan kegiatan manajerial yang dapat dilaksanakan yaitu melalui upaya aliansi strategi bersama BUMN perbenihan, sehingga memungkinkan pemasaran bagi benih hasil invensi Badan Litbangtan untuk dapat digunakan lebih luas di masyarakat. Perusahaan BUMN perbenihan dikenal telah memiliki jaringan distribusi yang kuat kepada kelompok- kelompok tani sehingga upaya adopsi teknologi juga dapat terlaksana. Perbaikan kebijakan kerjasama lisensi perlu dilaksanakan dengan membuat sebuah aturan teknis yang operasional tentang komersialisasi hasil-hasil invensi terutama pada hasil invensi yang berupa varietas ataupun hasil-hasil invensi yang berbasis pertanian. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa Badan Litbangtan masih memerlukan pengembangan strategi guna mengantisipasi ancaman dan mengoptimalkan peluang yang dimiliki pada hasil-hasil invensinya. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan Badan Litbangtan, yaitu : 1. Melaksanakan valuasi atas invensi-invensi yang bernilai komersial, sehingga dapat diketahui nilai-nilai atas invensi yang dihasilkan. Mekanisme valuasi bertujuan memfasilitasi kegiatan komersialisasi antara inventor yang menghasilkan teknologi dan investor sebagai calon pengguna teknologi potensial atau industri yang memanfaatkan teknologi. Kegiatan valuasi di