menyerang tanaman cabai merah diantaranya adalah Aphids Aphis gossypii, Myzus persicae, Broad mite Polyphagotarsonemus latus, Thrips Scirtothrips
dorsalis, Thrips palmi, dan Ulat Berke, T, et al., 2005. Perbedaan jenis hama tersebut memerlukan jenis penanganan yang berbeda pula. Penganganan terhadap
hama tanaman cabai dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu penganganan secara hayati, kimiawi, dan secara mekanik. Data mengenai detail jenis hama dan cara
pengendaliannya bisa dilihat pada Lampiran 1. Pada Gambar 21 ditunjukkan skema serangan hama cabai beserta cara pengendaliannya.
Hama Kutu
Ulat
Tungau, dll Tanaman
Cabai Akar
Daun Bunga Buah
Batang Thrips
Menyerang
Mengendalikan
Hayati Kimiawi
Mekanik Teknik
Pengendalian
Gambar 21 Skema Serangan Hama Cabai dan Cara Pengendaliannya
f. Pengetahuan Pascapanen
Penanganan pascapanen juga merupakan tahapan yang penting dalam kegiatan agribisnis cabai. Pengetahuan pasca panen direpresentasikan ke dalam
diagram pohon. Pengetahuan yang diperoleh disusun sedemikian rupa sehingga dapat menjadi basis pengetahuan di dalam sistem pakar yang dibangun. Pada
Gambar 22 ditunjukkan skema pengetahuan untuk kegiatan pascapanen.
Gambar 22 Skema Pengetahuan Kegiatan Pascapanen Kegiatan sortasi dilakukan untuk menjamin agar hasil pertanian berkualitas,
sehingga memberikan kontribusi yang baik bagi masyarakat maupun juga bagi peningkatan bisnis. Begitu juga dengan pengolahan cabai pascapanen, bisa
dilakukan untuk meningkatkan kualitas produksi. Teknik pemasaran yang baik juga akan meningkatkan peluang bisnis cabai merah sehingga lebih luas.
g. Pengetahuan Teknik Analisis Usaha Tani
Analisis usahatani merupakan tahapan perhitungan secara terliti terhadap kebutuhan ekonomi pada kegiatan agribisnis cabai. Pada penelitian ini analisis
usaha tani tidak mengakomodasi adanya inflasi dan efek kenaikan harga barang yang menyebabkan biaya produksi meningkat. Analisis usaha pada sistem pakar
ini dihitung dengan asumsi sebagai berikut: 1. Analisis usaha tani dihitung untuk satu musim tanam.
2. Populasi tanaman yang digunakan adalah 17.000 pohonha. 3. Produktivitas yang digunakan untuk perhitungan adalah produktivitas
lapang dan produktivitas potensi dari benih yang dipilih oleh pengguna. 4. Biaya total produksi dan harga jual cabai diisikan oleh petani pada saat
melakukan analisis. Komponen yang diperhitungkan dalam analisis usaha tani di sini adalah biaya
produksi yang mencakup biaya untuk tenaga kerja, biaya sarana produksi, dan lain-lain misalnya biaya sewa tanah. Disamping itu, diperhitungkan juga faktor
harga jual cabai di tingkat petani dan juga produktivitasnya. Pada Tabel 5
Penanganan Pasca Panen
Pemasaran
Sortasi
Pengolahan
diperlihatkan contoh komponen pembiayaan produksi cabai Wardani, dkk 2010 yang direvisi oleh pakar.
Tabel 5. Komponen Pembiayaan Produksi Cabai
Komponen Biaya Produksi 1 Tenaga Kerja
Persemaian Rp 150.000,00
Pengolahan Tanah Rp 1.875.000,00
Penanaman Rp 520.000,00
Pemeliharaan Rp 4.937.500,00
Panen Rp 3.700.000,00
2 Sarana Produksi
Bibit Rp 700.000,00
Pupuk Kandang Rp 1.250.000,00
Pupuk Buatan Rp 3.300.000,00
Mulsa Plastik Perak Rp 6.500.000,00
Ajir dan Tali Plastik Rp 1.500.000,00
Pestisida Rp. 8.500.000,00
3 Lain-lain
Sewa Tanah Rp 2.000.000,00
Total Biaya Rp 34.932.500,00
Analisis yang dilakukan terkait usaha tani tersebut adalah analisis total nilai produksi pendapatan kotor, keuntungan pendapatan bersih, nilai benefit cost
ratio BC ratio dan titik impas atau lebih dikenal dengan istilah Break Event Point BEP. BEP dibedakan menjadi dua yaitu BEP produksi dan BEP harga.
Pada Tabel 6 diperlihatkan rumusan untuk melakukan analisis usaha tani tersebut Supriyanto 2011.
Tabel 6. Rumusan Analisis Usaha Tani
No Komponen Cara Perhitungan
1 Total Nilai Produksi
Produktivitas Harga Rata-rata
2
Keuntungan Keuntungan =
Total Pendapatan – Total Biaya Produksi +
Bunga 15