Pengetahuan Harga Pasar Berbasis Lokasi

i. Kebijakan, Dukungan dan Program-program Pemerintah

Kebijakan maupun program-program pemerintah bisa sangat membantu para pelaku agribisnis khususnya kegiatan agribisnis cabai. Namun terkadang informasi mengenai kebijakan dan program-program pemerintah tersebut tidak diketahui oleh pelaku agribisnis. Representasi pengetahuan terkait kebijakan, dukungan dan program-program pemerintah untuk kebutuhan sistem pakar ini diwujudkan dalam poin-poin informasi yang bisa dibaca pengguna sistem dengan mudah. Berikut adalah contoh undang-undang dan peraturan pemerintah yang berhubungan dengan kegiatan agribisnis:  PP Republik Indonesia No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan  PP No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah  Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang BidangJenis Usaha Yang Dicadangkan Untuk Usaha Kecil dan BidangJenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha Menengah atau Besar Dengan Syarat Kemitraan  Permenneg BUMN Per-05MBU2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan  Pemerintah mendorong Bank untuk menyediakan skim kredit untuk petani. SKIM Kredit dengan bunga rendah yang diberikan bank ini diharapkan mampu meningkatkan kegiatan perekonomian petani. Informasi tersebut di atas yang akan digunakan dalam sistem pakar agar bisa tersampaikan ke pengguna sistem dengan baik.

4.3 Analisis

Tahap analisis merupakan kegiatan awal dalam perancangan dan pengembangan suatu sistem perangkat lunak. Tahapan analsis ini merupakan tahapan yang sangat penting untuk dilakukan sebelum tahapan yang lain dilaksanakan. Analisis pada pengembangan sistem pakar ini dilakukan pada tiga aspek yaitu analisis kebutuhan SDM pengembangan sistem, analisis kebutuhan pengguna sistem, analisis kebutuhan fungsional sistem, dan analisis kebutuhan non fungsional sistem.

4.3.1 Analisis Kebutuhan SDM

Pengembangan suatu sistem untuk suatu bidang tentunya membutuhkan sumber daya manusia yang ahli di bidang tersebut. Kebutuhan sumber daya manusia untuk pengembangan sistem pakar berbasis android ini adalah sebagai berikut: 1 Pakar budidaya pertanian, untuk memberikan gambaran global tentang pelaksanaan agribisnis di bidang pertanian, yang dalam penelitian ini diposisikan sebagai supervisor utama. 2 Ahli teknologi informasi yang dapat memberikan ilmunya dalam pengembangan suatu sistem berbasis teknologi informasi. Ahli teknologi informasi ini diposisikan sebagai supervisor pendamping dalam penelitian ini. 3 Pakar budidaya cabai sebagai ahli di bidang budidaya cabai yang bisa menyumbangkan ilmunya untuk pengembangan sistem pakar agribisnis cabai. Pakar budidaya cabai diposisikan sebagai supervisor pendamping dalam penelitian ini. 4 Knowledge Engineer yang dalam hal ini adalah penulis tesis, yang bertanggung jawab mentransformasikan pengetahuan yang diterima dari para pakar dan ahli ke dalam sebuah sistem aplikasi berbasis teknologi informasi melalui perancangan dan pengembangan sistem berbasis teknologi informasi. Kolaborasi dari keempat sumber daya manusia tersebut ditunjukkan pada Gambar 23. Kolaborasi ini diharapkan bisa menghasilkan suatu aplikasi yang tepat guna dan tepat sasaran, sehingga bisa memberikan manfaat lebih bagi perkembangan dunia pertanian di Indonesia.