Kebijakan, Dukungan dan Program-program Pemerintah Modul Sekilas Cabai Merah

4.3.1 Analisis Kebutuhan SDM

Pengembangan suatu sistem untuk suatu bidang tentunya membutuhkan sumber daya manusia yang ahli di bidang tersebut. Kebutuhan sumber daya manusia untuk pengembangan sistem pakar berbasis android ini adalah sebagai berikut: 1 Pakar budidaya pertanian, untuk memberikan gambaran global tentang pelaksanaan agribisnis di bidang pertanian, yang dalam penelitian ini diposisikan sebagai supervisor utama. 2 Ahli teknologi informasi yang dapat memberikan ilmunya dalam pengembangan suatu sistem berbasis teknologi informasi. Ahli teknologi informasi ini diposisikan sebagai supervisor pendamping dalam penelitian ini. 3 Pakar budidaya cabai sebagai ahli di bidang budidaya cabai yang bisa menyumbangkan ilmunya untuk pengembangan sistem pakar agribisnis cabai. Pakar budidaya cabai diposisikan sebagai supervisor pendamping dalam penelitian ini. 4 Knowledge Engineer yang dalam hal ini adalah penulis tesis, yang bertanggung jawab mentransformasikan pengetahuan yang diterima dari para pakar dan ahli ke dalam sebuah sistem aplikasi berbasis teknologi informasi melalui perancangan dan pengembangan sistem berbasis teknologi informasi. Kolaborasi dari keempat sumber daya manusia tersebut ditunjukkan pada Gambar 23. Kolaborasi ini diharapkan bisa menghasilkan suatu aplikasi yang tepat guna dan tepat sasaran, sehingga bisa memberikan manfaat lebih bagi perkembangan dunia pertanian di Indonesia. Gambar 23 Kolaborasi Pengembang Sistem pakar

4.3.2 Analisis Kebutuhan Pengguna

Pada dasarnya, pengguna sistem pakar ini nantinya adalah semua orang yang membutuhkan jasa konsultasi untuk kegiatan agribisnis cabai merah. Namun dalam targetnya, sistem pakar ini diharapkan bisa lebih maksimal digunakan oleh kelompok pengguna aktif dan strategis, misalnya adalah para penyuluh pertanian cabai, para petani, gabungan kelompok tani gapoktan, pakar atau ahli budidaya cabai, dan para pelaku agribisnis cabai lainnya. Masing-masing pengguna memiliki hak yang sama dalam menggunakan sistem pakar ini, hanya saja kepentingannya yang berbeda. Berikut adalah gambaran kepentingan untuk masing-masing pengguna: 1 Penyuluh Pertanian, Petani, dan Gapoktan a. Pengetahuan teknologi budidaya peratnian b. Pengetahuan teknik pengolahan tanah c. Pengetahuan pemilihan benih d. Pengetahuan identifikasi dan pengendalian hama penyakit e. Pengetahuan analisis usaha tani f. Informasi pemasaran g. Informasi program-program pemerintah h. Informasi kemitraan 2 Pakar Budidaya Cabai a. Desiminasi teknologi hasil penelitian Sistem Konsultasi Pakar Pertanian Pakar Budidaya Cabai Ahli Teknologi Informasi Knowledge Engineer b. Informasi pendukung dalam penelitian selanjutnya Pada Gambar 24 ditunjukkan pengguna sistem pakar agribisnis cabai berbasis android. Sistem Konsultasi Agribisnis Cabai Petani Cabai Pakar Budidaya Penyuluh Agribisnis Cabai Pelaku Agribisnis Lainnya Gapoktan Gambar 24 Skema Calon Pengguna Sistem pakar Berbasis Android

4.3.3 Analisis Kebutuhan Fungsional Sistem

Analisis kebutuhan fungsional bertujuan untuk memperoleh gambaran sistem yang dibutuhkan oleh pengguna. Penelitian yang dijadikan acuan adalah penelitian yang dilakukan oleh Supriyanto 2011 yang melakukan penelitian mengenai kebutuhan informasi pertanian tanaman cabai. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan petani terdiri dari konsultasi untuk: 1 Pemilihan Varietas Unggul, 2 Penentuan Dosis Pupuk Dasar, 3 Pengendalian Hama dan Penyakit, 4 Teknologi Budidaya Cabai, 5 Pasca Panen, 6 Analisis Usaha Tani, 7 Prakiraan Cuaca, dan 9 Kebijakan Pemerintah. Pada penelitian ini, modul konsultasi untuk prakiraan cuaca dihilangkan karena fungsi ini sudah disediakan oleh pihak ketiga sebagai mitra yang mengembangkan aplikasi untuk telepon pintar berbasis android. Penekanan dilakukan pada penambahan fitur-fitur modul konsultasi sesuai dengan perkembangan teknologi informasi berbasis mobile. Contohnya adalah dalam penentuan harga pasar, maka pada penelitian ini modul informasi harga akan disesuaikan dengan lokasi pengguna sistem berdasarkan koordinat GPS yang didapatkan. Pada Tabel 7 ditunjukkan fungsi-fungsi dari modul yang dikembangkan. Tabel 7. Kebutuhan Fungsional Sistem Pakar No. Kebutuhan Fungsional Deskripsi 1. Profil Tentang Kami Melihat profil sistem pakar dan pengembang sistem. 2. Sekilas Budidaya Cabai Melihat sekilas mengenai pembudidayaan cabai merah. 3. Umpan Balik Pengguna Feedback Mengirimkan saran, kritik dan masukan berkaitan dengan sistem pakar. 4. Pemilihan Varietas Unggul Halaman dialog antara pengguna dengan sistem. 5. Penentuan Dosis Pupuk Dasar Halaman dialog antara pengguna dengan sistem. 6. Pengendalian Hama Halaman dialog antara pengguna dengan sistem. 7. Identifikasi Penyakit Halaman dialog antara pengguna dengan sistem. 8. Teknologi Budidaya Cabai Ssesuai SOP Halaman dialog antara pengguna dengan sistem. 9. Pasca Panen Halaman dialog antara pengguna dengan sistem. 10. Kebijakan Pemerintah Halaman dialog antara pengguna dengan sistem. 11. Informasi Harga Pasar Halaman dialog antara pengguna dengan sistem. 12. Analisis Usaha Tani Halaman dialog antara pengguna dengan sistem.

4.3.4 Analisis Kebutuhan Non Fungsional Sistem

Kebutuhan non fungsional sistem pakar meliputi beberapa hal diantaranya adalah:  Kenyamanan warna tampilan Antarmuka sebuah sistem yang baik akan menjadi daya tarik bagi pengguna. Galitz 2007 meneliti bahwa antarmuka sebuah sistem yang baik dapat meningkatkan produktivitas penggunaan kira-kira 25 - 40. Komponen yang ditekankan dalam perancangan sistem pakar berbasis android ini adalah pada pemilihan warna, penggunaan ikon, dan pemilihan teks.  Kecepatan akses terhadap sistem loading tidak terlalu lama  Kemampuan sistem pakar melayani pengguna setiap saat real time. Berdasarkan hasil analisis yang dilaksanakan maka sistem pakar akan diimplementasikan ke dalam sistem berbasis android yang berjalan pada perangkat mobile dengan kelas telepon pintar atau komputer tablet.

4.4 Desain Perancangan Sistem

Perancangan sistem merupakan upaya untuk membuat model konseptual. Perancangan sistem pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Unified Modeling Language UML. UML terdiri dari perancangan use case, actor, class diagram, sequence diagram dan activity diagram.

4.4.1 Use Case Diagram

Pemodelan fungsional dari sistem dapat dilihat pada use case diagram yang merupakan gambaran dari fungsionalitas yang dapat dilakukan oleh pengguna terhadap sistem pakar. Rancangan use case diagram bertujuan untuk mendapatkan kebutuhan sistem dan untuk mendapatkan pemahaman mengenai prinsip kerja sistem tersebut. Pada Gambar 25 dapat dilihat gambaran use case diagram untuk pengguna sistem pakar. Administrator memiliki hak paling penuh untuk mengakses semua modul dan melakukan update pengetahuan serta menjadi moderator untuk feedback umpan balik yang dikirimkan pengguna baik melalui email atau panggilan telepon. Pada use case diagram ini ditunjukkan fungsionalitas sistem pakar agribisnis cabai berbasis android yang akan dibuat. Pemilihan Varietas Unggul Penetuan Dosis Pupuk Dasar Pengendalian hama dan Penyakit Teknologi Budidaya pasca panen analisis usaha tani Petani Informasi harga Informasi Kebijakan Pemerintah Pakar Admin Sistem Konsultasi Agribisnis Cabai Berbasis Android Moderator User Feedback Gapoktan, Penyuluh Update Pengetahuan Dan Database Gambar 25 Rancangan Use Case Diagram

4.4.2 Aktor

Aktor menggambarkan peran yang dilakukan oleh seseorang atau suatu objek yang dapat berinteraksi dengan sistem. Pada penelitian ini aktor utama adalah semua jenis pengguna sistem, yaitu petani, penyuluh pertanian cabai, pakar, dan pelaku kegiatan agribisnis lain yang membutuhkan informasi dan pengetahuan yang terkait dengan aspsek budidaya cabai merah Capsicum annuum. L. Actor utama dapat mengakses semua pengetahuan dan informasi yang ada di dalam sistem pakar. Hal ini dimaksudkan agar pengguna mudah dan dapat langsung menggunakan sistem. Administrator adalah pengelola sistem pakar agribisnis cabai berbasis android. Administrator mempunyai hak akses yang sama yaitu dapat melihat dan memodifikasi seluruh data serta dapat menambah, mengubah, menyimpan, menghapus, dan mencetak serta bertanggung jawab terhadap semua informasi dan pengetahuan yang dikelola oleh sistem pakar. Pada Tabel 8 diunjukkan aktor- aktor dan perannya dalam sistem pakar. Tabel 8. Aktor Sistem Pakar Aktor Peran Pakar Sumber Pengetahuan Kelompok tani Gapoktan Pengguna langung sistem pakar agribisnis cabai Petani Pengguna Langung sistem pakar agribisnis cabai Penyuluh Pertanian Pengguna Langung sistem pakar agribisnis cabai

4.4.3 Class Diagram

Class diagram mendeskripsikan beberapa jenis obyek dalam suatu sistem dan menggambarkan berbagai macam relasi yang terjadi. Class diagram juga menunjukkan properti dan operasi sebuah kelas dan batasan yang terdapat dalam hubungan dengan obyek. Class diagram merupakan suatu alat yang baik dalam mengembangan perancangan perangkat lunak. Class diagram dapat membantu dalam mendapatkan struktur sistem dan menghasilkan rancangan sistem. Rancangan class diagram dalam penelitian ini terdiri dari beberapa kelas. Class diagram tersebut yaitu kelas penyakit, kelas diagnosa penyakit, kelas identifikasi hama, kelas hama, kelas varietas cabai, kelas , kelas provinsi, kelas pasar, dan kelas harga komoditas. Class diagram dari sistem konsultasi yang dibangun ditunjukkan pada Gambar 26. +input +cari_hama -kd_idenfikasi -ciri-ciri -kd_hama Identifikasi hama +input +edit +hapus -id_penyakit -nama_penyakit -gejala -pengendalian -gambar penyakit +input +cari_penyakit -kd_diagnosa -ciri-ciri -id_penyakit diagnosa +input +edit +hapus -kd_provinsi -nama_provinsi provinsi 1 0.. +input +edit +hapus -kd_hama -nama_hama -gejala_serangan -pengendalian -gambar hama 1 0.. +input +edit +hapus -kd_pasar -kd_provinsi -nama_pasar -luas -keterangan Pasar 1 0.. +input +edit +hapus -kd_kabupaten -kd_provinsi -nama_kabupaten -topografi -keterangan Kabupaten 1.. 1 +input +edit +hapus -kd_komoditas -kd_pasar -nama_komoditas -harga_eceran -harga_agen Harga Komoditas 1 0.. +input +edit +hapus -kd_varietas -nama_varietas -produktivitas -ketahanan_thd_penyakit -gambar -dataran -jenis_cabai Varietas Cabai Gambar 26 Class Diagram Sistem Pakar Agribisnis Cabai

4.4.4 Sequence Diagram Diagram Sekuensial

Diagram sekuensial menggambarkan aktivitas obyek terhadap sistem pakar. Actor melakukan request kepada sistem dan sistem memberikan respon balasan sesuai dengan request dari actor. Diagram sekuensial untuk modul-modul sistem pakar ditunjukkan pada Gambar 27 sampai dengan Gambar 34. a. Diagram sekuensial pemilihan varietas unggul Pada Gambar 27 ditunjukkan diagram sekuensial bagaimana pengguna menentukan varietas unggul cabai. Pengguna memilih menu penentuan varietas unggul cabai, kemudian sistem akan menampilkan halaman penentuan varietas unggul cabai. Pengguna bisa mengisikan jenis provinsi dan kategori topografi lahan misalnya dataran rendah, dataran menengah dan dataran tinggi. Sistem akan menampilkan informasi varietas unggul sesuai pilihan yang diisikan pengguna pada halaman inputan. Pengguna Sistem Konsultasi Pilih Menu Penentuan Varietas Unggul Tampil halaman pemilihan varietas unggl Pilih provinsi, pilih jenis dataran topografi Rekomendasi jenis varietas unggul Gambar 27 Diagram Sekuensial Pemilihan Varietas Unggul b. Diagram sekuensial penentuan dosis pupuk dasar Pengguna Sistem Konsultasi Pilih menu penentuan dosis pupuk dasar Tampil halaman aturan baku penentuan dosis pupuk Simulasi, tentukan luas lahan, tingkat keasaman tanah Hasil analisis dosis pupuk yang diharapkan Gambar 28 Diagram Sekuensial Penentuan Dosis Pupuk Dasar Pada Gambar 28 diperlihatkan diagram sekuensial bagaimana pengguna mendapatkan informasi berkaitan dengan dosis pupuk untuk lahan pertanian cabainya. Pengguna memilih menu penentuan dosis pupuk dasar, kemudian sistem akan menampilkan halaman informasi dosis pupuk standar yang sering digunakan untuk keperluan agribisnis cabai. Pengguna bisa melakukan simulasi untuk mendapatkan dosis pupuk dasar yang digunakan dengan memasukkan besaran luas lahan dan tingkat keasaman PH tanah pada lahan tersebut. Sistem akan menampilkan informasi dosis pupuk yang harus digunakan untuk keperluan agribisnis cabai tersebut sesuai isian yang dimasukkan pengguna pada halaman inputan. c. Diagram sekuensial teknik budidaya cabai Pengguna Sistem Konsultasi Pilih Menu Teknologi Budidaya Cabai Tampil halaman budidaya cabai Pilih kriteria budidaya berdasarkan waktu Rekomendasi pembudidayaan cabai berdasarkan waktu Gambar 29 Diagram Sekuensial Teknik Budidaya Cabai Pada Gambar 29 ditunjukkan diagram sekuensial bagaimana pengguna memperoleh informasi mengenai teknik budidaya cabai. Pengguna memilih menu budidaya cabai, kemudian sistem akan menampilkan halaman pilihan teknik budidaya cabai. Pengguna bisa memilih teknik yang diinginkan berdasarkan urutan teknik penanaman yang disertai informasi hari penanaman. Sistem akan menampilkan informasi detail mengenai teknik budidaya cabai sesuai pilihan yang dilakukan. d. Diagram sekuensial identifikasi penyakit Pada Gambar 30 ditunjukkan diagram sekuensial bagaimana pengguna memperoleh identifikasi penyebab suatu penyakit. Pengguna memilih menu identifikasi penyakit, kemudian sistem akan menampilkan halaman pilihan identifikasi penyakit beserta fasilitas pencarian terhadap suatu gejala di lapangan yang ditemukan. Pengguna bisa memilih berdasarkan urutan ciri-ciri umum penyakit yang temui sampai akhirnya mendapatkan informasi penyebab penyakit tersebut. Pengguna juga bisa menggunakan fasilitas pencarian dengan mengetikkan kata kunci tertentu kemudian memilih hasil pencarian yang ditemukan sampai akhirnya didapatkan kesimpulan akhir penyebab penyakit pada cabai tersebut. Pengguna Sistem Konsultasi Pilih menu identifikasi penyakit Tampil halaman identifikasi penyakit Pilih pencarian langsung, atau dialog terurut Rekomendasi jenis penyebab penyakit Gambar 30 Diagram Sekuensial Identifikasi Penyakit e. Diagram sekuensial pengendalian hama Pada Gambar 31 ditunjukkan diagram sekuensial bagaimana pengguna memperoleh informasi mengenai jenis hama, ciri-ciri dan cara pengendalian hama tanaman cabai tersebut. Pengguna memilih menu pengendalian hama, kemudian sistem akan menampilkan halaman pilihan jenis hama beserta fasilitas pencarian terhadap jenis hama, maupun gejala yang ditemukan di lapangan. Pengguna bisa memilih jenis hama yang dimaksud kemudian sistem akan menampilkan halaman detail dari hama tersebut beserta cara pengendaliannya. Pengguna juga bisa menggunakan fasilitas pencarian dengan mengetikkan kata kunci tertentu kemudian memilih hasil pencarian yang ditemukan sampai akhirnya didapatkan kesimpulan akhir tentang ciri-ciri hama dan cara pengendaliannya. Pengguna Sistem Konsultasi Pilih menu pengendalian hama Tampil halaman jenis hama, field pencarian Pilih jenis hama, atau ketikkan kata kunci pencarian Rekomendasi jenis hama dan pengendaliannya Gambar 31 . Diagram Sekuensial Pengendalian Hama f. Diagram sekuensial penanganan pascapanen Pengguna Sistem Konsultasi Pilih Menu Penanganan Pasca Panen Tampil halaman penanganan pasca panen Pilih jenis kegiatan pengolahan, pemasaran, kemitraan Rekomendasi detail kegiatan pascapanen Gambar 32 Diagram Sekuensial Penanganan Pascapanen Pada Gambar 32 diperlihatkan diagram sekuensial bagaimana pengguna memperoleh informasi mengenai kegiatan pascapanen yang bisa dilakukan. Pengguna memilih menu penanganan pascapanen, kemudian sistem akan menampilkan halaman pilihan teknik penanganan pascapanen. Pengguna bisa memilih teknik yang diinginkan. Sistem akan menampilkan informasi detail mengenai teknik penanganan pascapanen sesuai pilihan yang dilakukan. g. Diagram sekuensial analisis usaha tani Pengguna Sistem Konsultasi Pilih Menu Analisis Usaha Tani Tampil halaman analisis usaha tani Isikan besaran biaya produksi, dan harga jual cabai Analisis perhitungan laba, BC Rasio, BEP, dll Gambar 33 Diagram Sekuensial Analisis Usaha Tani Pada Gambar 33 diperlihatkan diagram sekuensial bagaimana pengguna memperoleh informasi mengenai analisis terkait usaha pertanian yang akan dikembangkan. Pengguna memilih menu analisis usaha tani, kemudian sistem akan menampilkan halaman isian untuk beberapa parameter. Sistem akan menampilkan informasi detail mengenai hasil analisis usaha tani berdasarkan nilai isian dari parameter yang dilakukan. h. Diagram sekuensial informasi harga pasar Pada Gambar 34 ditunjukkan diagram sekuensial bagaimana pengguna memperoleh informasi mengenai harga cabai di lokasi dimana pengguna berada. Pengguna memilih menu informasi harga cabai, kemudian sistem akan menampilkan halaman informasi harga cabai. Pengguna harus mengaktifkan GPS terlebih dahulu sehingga satelit bisa menentukan koordinat lokasi penguna dan mengirimkannya ke telepon pintar android. Berbekal nilai koordinat ini, sistem akan melakukan koneksi dengan database google untuk menentukan lokasi tepat pengguna berada. Sistem akan menampilkan informasi mengenai harga eceran cabai pada lokasi tersebut. Pengguna juga bisa melakukan penyebaran informasi share terkait harga cabai di lokasinya tersebut melalu jejaring sosial seperti twitter, facebook, email, sms, dan lain- lain. Pengguna Sistem Konsultasi Pilih Menu Informasi Harga Pasar Tampil halaman informasi harga pasar Hidupkan GPS, tekan tombol cek harga Informasi harga cabai sesuai lokasi pengguna berada Share informasi facebook, twitter, email, dll Notifikasi keberhasilan share informasi Gambar 34 Diagram Sekuensial Informasi Harga Pasar

4.4.5 Activity Diagram Diagram Aktivitas

Diagram aktivitas menggambarkan berbagai aliran aktivitas dalam sistem yang dirancang, bagaimana masing – masing aliran berawal, pilihan keputusan yang mungkin terjadi, dan bagaimana proses berakhirnya aliran tersebut sampai pada posisi selesai finish. Diagram aktivitas untuk masing-masing modul sistem pakar diperlihatkan pada Gambar 35 sampai dengan Gambar 43. a. Diagram aktivitas pemilihan varietas unggul Pada Gambar 35 ditunjukkan diagram aktivitas penentuan varietas unggul cabai. Pengguna memilih menu penentuan varietas unggul cabai, kemudian sistem akan menampilkan halaman penentuan varietas unggul cabai. Pengguna bisa mengisikan jenis provinsi dan kategori topografi lahan misalnya dataran rendah, dataran menengah dan dataran tinggi. Apabila isian benar valid, sistem akan menampilkan informasi varietas unggul sesuai pilihan yang diisikan pengguna pada halaman inputan. Sistem Konsultasi Pengguna Mendapatkan informasi Memilih menu varietas unggul Menampilkan halaman varietas Memilih provinsi Memilih topografi Menampilkan informasi varietas Tidak Valid Valid Gambar 35 Diagram Aktivitas Pemilihan Varietas Unggul b. Diagram aktivitas penentuan dosis pupuk dasar Pada Gambar 36 diperlihatkan diagram aktivitas menentukan dosis pupuk dasar. Pengguna memilih menu penentuan dosis pupuk dasar, kemudian sistem akan menampilkan halaman informasi dosis pupuk yang secara standar digunakan untuk keperluan agribisnis cabai. Pengguna bisa melakukan analisis untuk mendapatkan dosis pupuk dasar yang digunakan dengan memasukkan besaran luas lahan dan tingkat keasaman PH tanah pada lahan tersebut. Sistem akan menampilkan informasi dosis pupuk yang harus digunakan untuk keperluan agribisnis cabai tersebut sesuai isian yang dimasukkan pengguna pada halaman inputan. Sistem Konsultasi Pengguna Mendapatkan informasi Memilih menu pupuk dasar Menampilkan halaman informasi Memilih analisis pupuk Input luas lahan Menampilkan hasil analisis Menampilkan halaman inputan Input PH tanah Gambar 36 Diagram Aktivitas Penentuan Dosis Pupuk Dasar c. Diagram aktivitas identifikasi penyakit Pada Gambar 37 diperlihatkan diagram aktivitas identifikasi penyebab suatu penyakit. Pengguna memilih menu identifikasi penyakit, kemudian sistem akan menampilkan halaman pilihan identifikasi penyakit beserta fasilitas pencarian terhadap suatu gejala di lapangan yang ditemukan. Pengguna bisa memilih berdasarkan urutan ciri-ciri umum penyakit yang temui sampai akhirnya mendapatkan informasi penyebab penyakit tersebut. Pengguna juga bisa menggunakan fasilitas pencarian dengan mengetikkan kata kunci tertentu kemudian memilih hasil pencarian yang ditemukan sampai akhirnya sistem menampilkan kesimpulan akhir penyebab penyakit pada cabai tersebut. Sistem Konsultasi Pengguna Mendapatkan informasi Memilih menu identifikasi penyakit Menampilkan halaman identifikasi Identifikasi berurut Mengetik kata kunci pencarian Menampilkan informasi penyakit Gambar 37 Diagram Aktivitas Identifikasi Penyakit d. Diagram aktivitas pengendalian hama Pada Gambar 38 ditunjukkan diagram aktivitas identifikasi hama beserta cara pengendaliannya. Sistem menampilkan halaman pilihan jenis hama beserta fasilitas pencarian terhadap suatu jenis hama atau gejala di lapangan yang ditemukan. Pengguna bisa memilih jenis hama yang ingin diketahui detailnya kemudian sistem menampikan detail dari jenis hama beserta cara pengenaliannya. Pengguna juga bisa menggunakan fasilitas pencarian dengan mengetikkan kata kunci tertentu kemudian memilih hasil pencarian yang ditemukan sampai akhirnya sistem menampilkan detail ciri-ciri hama beserta cara pengenalian hama jenis tersebut. Sistem Konsultasi Pengguna Mendapatkan informasi Memilih menu pengendalian hama Menampilkan halaman jenis hama Tentukan jenis hama Mengetik kata kunci pencarian Menampilkan informasi detail Gambar 38 Diagram Aktivitas Penentuan Jenis Hama dan Pengendaliannya e. Diagram aktivitas teknik budidaya cabai Pada Gambar 39 ditunjukkan diagram aktivitas pembudidayaan cabai merah. Sistem menampilkan halaman pilihan teknik budidaya yang diinginkan. Pengguna bisa memilih teknik yang ingin diketahui detailnya kemudian sistem menampikan detail dari jenis teknik tersebut. Sistem Konsultasi Pengguna Mendapatkan informasi Memilih menu budidaya cabai Menampilkan halaman budidaya Memilih teknik budidaya Menampilkan informasi detail Gambar 39 Diagram Aktivitas Teknik Budidaya Cabai f. Diagram aktivitas penanganan pasapanen Sistem Konsultasi Pengguna Mendapatkan informasi Memilih menu pascapanen Menampilkan halaman pascapanen Memilih teknik pascapanen Menampilkan informasi detail Gambar 40 Diagram Penanganan Pascapanen Pada Gambar 40 ditunjukkan aktivitas penanganan pascapanen. Sistem menampilkan halaman pilihan teknik penanganan pascapanen yang diinginkan. Pengguna bisa memilih teknik yang ingin diketahui detailnya kemudian sistem menampikan detail dari jenis teknik tersebut. g. Diagram aktivitas informasi harga Diagram aktivitas penentuan harga cabai lokal berdasarkan lokasi ditunjukkan pada Gambar 41. Sistem menampilkan halaman informasi harga pada beberapa lokasi. Pengguna bisa melakukan permintaan harga pada lokasi dimana pengguna berada berdasarkan koordinat GPS. Koordinat tersebut akan dikirim ke server google untuk melakukan pengecekan sehingga di dapatkan informasi lokasi pengguna. Sistem akan melakukan kroscek ke database sesuai lokasi yang didapatkan dari server google dan ditentukan harga cabai pada lokasi tersebut. Informasi tersebut kemudian ditampilkan pada halaman informasi harga kepada pengguna. Pengguna bisa melakukan share informasi tersebut melalui jejaring sosial. Server Google Penguna Sistem Konsultasi Memilih menu informasi harga Menampilkan halaman harga Permintaan harga sesuai lokasi Menentukan koordinat cek lokasi based koordinat data lokasi sesuai koordinat informasi harga berdasar lokasi Mendapatkan Informasi Harga Share informasi di jejaring sosial Gambar 41 Diagram Aktivitas Informasi Harga Berbasis Lokasi h. Diagram aktivitas analisis usaha tani Diagram aktivitas analisis usaha tani untuk kegiatan agribisnis cabai ditunjukkan pada Gambar 42. Pengguna memilih menu analisis usaha tani, kemudian sistem akan menampilkan halaman inputan yang diperlukan untuk keperluan analisis berkaitan dengan kegiatan agribisnis cabai. Pengguna bisa memasukkan nilai untuk parameter yang ditentukan misalnya adalah besaran biaya produksi dan harga jual cabai di tingkat petani. Sistem akan melakukan kalkulasi dan menampilkan informasi hasil analisis usaha tani misalnya adalah jumlah pendapatan kotor, keuntungan bersih, BC rasio rasio keuntungan, BEP harga, BEP produksi, dan informasi lainnya. keperluan agribisnis cabai tersebut sesuai isian yang dimasukkan pengguna pada halaman inputan. Sistem Konsultasi Pengguna Mendapatkan informasi Memilih menu analisis usaha tani Input biaya produksi Menampilkan hasil analisis Menampilkan halaman inputan Input harga eceran cabai Gambar 42 Diagram Aktivitas Analisis Usaha Tani

4.4.6 Desain Basis Data

Desain object relational database menggambarkan secara konseptual relasi obyek-obyek data yang akan diimplementasikan ke dalam sistem. Tabel- tabel data pada sistem pakar digunakan untuk menyimpan informasi-informasi hama dan penyakit, budidaya, penentuan dosis pupuk, pascapanen, informasi harga dan lainnya. Pada Gambar 43 ditunjukkan desain dari object relational database yang dikembangkan pada sistem pakar agribisnis cabai berbasis android. tbl_provinsi PK id_provinsi nama tbl_lokasi id lokasi_name I2 id_provinsi harga tbl_budidaya PK _id kegiatan detail_kegiatan hari tbl_hama PK _id nama_hama nama_latin indikasi pengendalian tbl_pasca_panen PK _id title subtitle explanation tbl_penyakit PK _id kode_parent kontent status tbl_pupuk_dasar PK id I1 id_dolomit nama_pupuk dosis_perhektar tbl_pupuk_dolomit PK id_dolomit ph kondisi keperluan Gambar 43 Desain Object Relational Database

4.4.7 Desain User Interface Antarmuka

Antarmuka sistem pakar merupakan halaman yang akan diakses oleh pengguna sistem pakar. Antarmuka dibuat sesederhana mungkin agar dapat diakses dengan mudah oleh pengguna. Secara konseptual antarmuka utama sistem pakar agribisnis cabai berbasis android terdiri dari dua bagian yaitu header dan body halaman isi. Pada Gambar 44 ditunjukkan rancangan konseptual halaman utama sistem konsutlasi. Header Halaman isi body Gambar 44 Desain Antarmuka Sistem Pakar Berbasis Android Konsultasi agribisnis cabai berbasis android memiliki fungsi utama sebagai media konsultasi agribisnis cabai. Halaman konsultasi merupakan halaman yang digunakan oleh pengguna sistem pakar untuk berdialog dengan sistem. Sistem akan menjawab berdasarkan knowledge based yang disimpan di dalam basis data knowledge based management system. Halaman konsultasi didesain dalam bentuk form untuk mendapatkan informasi yang dimasukkan oleh pengguna. Pada Gambar 45 ditunjukkan salah satu desain antarmuka halaman konsultasi agribisnis cabai. Gambar 45 Desain Halaman Konsultasi Selain dengan menggunakan form inputan, beberapa halaman konsultasi di desain dengan menggunakan menu dialog. Menu dialog di desain untuk memberikan panduan kepada pengguna dalam proses konsultasi. Dialog diimplementasikan dalam bentuk list view. Pengguna sistem di mudahkan dalam proses konsultasi dengan model dialog ini. Pengguna bisa memilih konten yang ada di dalam list kemudian melanjutkan ke tahapan konsultasi berikutnya sampai didapatkan suatu kesimpulan hasil konsultasi. Tampilan desain halaman konsultasi yang berbentuk list view dialog ditunjukkan pada Gambar 46. Gambar 46 Desain Halaman Konsultasi Berbentuk List View Dialog

4.5 Implementasi dan Pengujian

Implementasi pada tahap ini adalah pembuatan kode program berdasarkan prototipe sistem pakar agribisnis cabai berbasis android. Sistem pakar berbasis android ini diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman Java dan basis data database SQLite. Java dan SQLite dipilih karena sesuai untuk pengembangan pemrograman mobile yang berbasis android serta mendukung pemrograman berorientasi obyek Object Oriented Programming OOP. Java digunakan untuk mebangun interface dari sistem pakar sedangkan SQLite digunakan sebagai penyimpanan basis data dan basis pengetahuan. Konsep implementasi untuk setiap modul pada dasarnya adalah sama yaitu merancang antarmuka, membuat berkas yang berisikan kode program yang menjembatani fungsi-fungsi tertentu dengan antarmuka sistem dan pengolahan basis datanya. Konsep implementasi ini disesuaikan dengan konsep pengembangan OOP. Secara garis besar pengembangan sistem pakar berbasis android ini terdiri dari beberapa hal yaitu: 1 Pembuatan project Pembuatan project ini merupakan implementasi pertama yang dilakukan dalam pemrograman Java. Pembuatan project ini akan menghasilkan berkas- berkas yang dibutuhkan secara umum dalam pengembangan sistem. Pada implementasi ini, project diberi nama “siscab” yang merupakan inisial dari sistem cabai. 2 Pengelolaan package untuk setiap kelas java class Pengelolaan package merupakan personalisasi untuk melakukan custom terhadap direktori yang sudah dihasilkan dalam pembuatan project. Tentunya tidak semua berkas diletakkan hanya dalam satu direktori saja tetapi diletakkan berdasarkan kategori tertentu dan fungsinya. Pada pengembangan sistem berbasis android ini dibuat tiga package sebagai kategori komponen. Package pertama adalah package untuk kelas utama, package kedua untuk kelas pendukung internal, dan package ketiga untuk kelas pendukung eksternal. Berikut adalah gambaran implementasi dari masing-masing package:  Package 1: tesis.android.safars Package ini berisi berkas kelas untuk modul utama misalnya modul varietas unggul, identifikasi penyakit, pengendalian hama, dan lain- lain.  Package 2: tesis.android.safars.adapter Package ini berisi berkas kelas modul pendukung modul utama misalnya adapter untuk menyatukan modul-modul dalam halaman utama, adapter untuk koneksi ke database, dan lainnya.  Package 3: tesis.android.locationbased Package ini berisi berkas kelas modul pendukung modul utama ketika membutuhkan sumber daya dari luar sistem, misalnya adalah modul untuk melakukan koneksi ke server google, modul pengecekan koordinat berdasarkan GPS, dan lain-lain. 3 Pembuatan database. 4 Pembuatan antarmuka sistem dan pembuatan kode program. Pembuatan antarmuka dilakukan dengan pengkodean xml sedangkan pembuatan kode program dilakukan dengan pembuatan kelas dalam java. Antarmuka di dalam pemrograman android terletak pada sub direktori layout dari direktori resource reslayout.xml. Kelas-kelas modul terletak pada masing-masing package seperti yang sudah dibahas pada poin dua package.class. 5 Simulasi program menggunakan simulator android untuk menguji program yang telah dibuat apakah terjadi kesalahan error.

4.5.1 Implementasi Basis Data

Basis data diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak sistem manajemen database SQLite. Nama setiap tabel basis data yang dibuat disesuaikan dengan nama yang telah dirancang sebelumnya. Pada implementasi basis data ini sudah dilakukan pembuatan dua model basis data untuk mengetahui model basis data yang lebih optimal. Implementasi basis data model pertama menggunakan referensi SQLiteOpenHelper sedangkan model kedua menggunakan referensi SQLiteAssetHelper. Dari implementasi basis data yang telah dilakukan, model kedua memberikan waktu akses yang lebih cepat dalam pengaksesan sistem yang terkoneksi dengan basisdata ketika dijalankan dengan emulator. Berikut adalah cuplikan kode program implementasi basis data menggunakan referensi SQLiteOpenHelper: Implementasi basis data model pertama tersebut akan mengeksekusi setiap baris program secara sekuensial ketika sistem dijalankan pertama kali, sehingga proses instalasi membutuhkan waktu yang lebih lama. Kondisi ini akan sangat terasa jika jumlah datanya sangat banyak karena harus menunggu terselesaikannya setiap eksekusi baris program basis data. Pembuatan basis data model pertama ini cocok diimplementasikan untuk sistem yang datanya sedikit. Pada implementasi basis model kedua yang menggunakan SQLiteAssetHelper, basis data akan disimpan dalam asset program yang akan dieksekusi ketika sebuah aplikasi android dirilis. Implementasi model ini lebih efektiv karena basis data sudah dibentuk terlebih dahulu dan tersimpan di dalam asset program yang sewaktu-waktu bisa dipanggil sesuai kebutuhan. Berikut adalah cuplikan kode program implementasi menggunakan SQLiteAssetHelper: public class database extends SQLiteOpenHelper { final static String DATA_BASE = db_cabai; public databaseContext context { supercontext, DATA_BASE, null, 1; } public void onCreateSQLiteDatabase db { createTablePupukDasardb; } public void createTablePupukDolomitSQLiteDatabase db { String sql_pupuk_dasar=CREATE TABLE IF NOT EXISTS tbl_pupuk_dasar id INTEGER PRIMARY KEY, nama_pupuk TEXT, dosis_perhektar STRING; db.execSQLsql_pupuk_dasar; ContentValues values = new ContentValues; values.putid, 1;values.putnama_pupuk, ZA;values.putdosis_perhektar, 612; db.inserttbl_pupuk_dasar, id, values; dan seterusnya. } } Pada Gambar 47 ditunjukkan hasil pembuatan basis data pada sistem pakar. Gambar 47 Implementasi Basis Data Sistem Pakar Pembuatan basis data model kedua ini memerlukan tools pendukung untuk penyusunan basis datanya yaitu Mozzila SQLite Addons sebagai pendukung input data, dan android-sqlite-asset-helper.jar yang merupakan tools pendukung untuk baca tulis berkas basis data di dalam asset program.

4.5.2 Implementasi Halaman Utama

Halaman utama merupakan halaman yang menjadi daya tarik bagi pengguna suatu sistem. Halaman utama yang dirancang dengan baik akan membuat pengguna merasa nyaman dan selalu tertarik untuk menggunakan sistem tersebut. Halaman utama pada sistem pakar agribisnis cabai berbasis android dirancang dengan menggunakan animasi sehingga akan terlihat lebih interaktif. Pada Gambar 48 diperlihatkan rancangan halaman utama sistem pakar. public class database extends SQLiteAssetHelper { private static final String DATABASE_NAME = db_cabai ; private static final int DATABASE_VERSION = 1; public databaseContext context { super context, DATABASE_NAME , null , DATABASE_VERSION ; } } Gambar 48 Implementasi Halaman Utama Sistem Setelah animasi pembuka pada halaman utama tersebut selesai, maka akan ditampilkan halaman utama untuk pilihan modul. Modul ini terdiri dari dua kategori yaitu kategori modul umum dan modul konsultasi. Modul konsultasi merupakan modul yang ada dalam menu modul umum. Pada Gambar 49 diperlihatkan kategori modul tersebut. Gambar 49 Pilihan Modul Informasi Umum dan Modul Konsultasi

4.5.3 Implementasi Modul Sistem Android

a. Modul Sekilas Cabai Merah

Modul sekilas cabai merah sebenarnya bukan merupakan modul konsultasi, melainkan sarana informasi tambahan bagi pengguna. Pada modul ini ditampilkan informasi mengenai sekilas cabai merah baik struktur organisasi cabai di dalam kelompoknya maupun informasi tambahan lain. Pada Gambar 50 diperlihatkan halaman sekilas tentang cabai: Gambar 50 Halaman Sekilas Tentang Cabai Merah

b. Modul Kebijakan Pemerintah

Modul kebijakan pemerintah ini juga bukan merupakan modul konsultasi melainkan informasi tambahan bagi pengguna terkait dengan berbagai kebijakan dan dukungan pemerintah terkait dengan pelaksanaan kegiatan agribisnis cabai. Pada Gambar 51 ditunjukkan halaman modul kebijakan pemerintah. Gambar 51 Halaman Kebijakan Pemerintah Tentang Agribisnis Cabai

c. Modul Penentuan Varietas Unggul

Modul penentuan varietas unggul adalah modul konsultasi yang diimplementasikan sesuai representasi pengetahuan yang sudah diperoleh sebelumnya. Ada dua parameter utama yang harus diisikan pengguna agar penentuan varietas unggul cabai bisa didapatkan, yaitu parameter provinsi dan topografi jenis dataran. Halaman penentuan varietas unggul cabai diperlihatkan pada Gambar 51. Gambar 52 Halaman Inputan Penentuan Varietas Unggul Cabai Setelah pengguna mengisi form untuk pemilihan varietas benih cabai maka sistem akan mencari benih cabai yang sesuai dengan karakteristik lokasi yang dimasukkan oleh pengguna. Pada tahapan ini, sistem akan melakukan penalaran inferensi dan mengeluarkan rekomendasi. Teknik penalaran yang dilakukan adalah dengan mencocokkan parameter kunci yang dimasukkan oleh pengguna dengan basis pengetahuan varietas cabai yang disimpan pada database sistem pakar. Parameter kunci yang digunakan untuk membuat keputusan pada bagian ini adalah jenis dataran. Pada dasarnya masih banyak faktor lain yang menjadi alasan dalam pemilihan varietas yang unggul dan cocok. Parameter kunci ini digunakan karena sistem ini bertujuan untuk memudahkan pengguna khususnya petani, dan semaksimal mungkin dapat digunakan oleh petani di lapangan tanpa harus disulitkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang banyak. Pada Gambar 53 diperlihatkan hasil rekomendasi benih cabai berdasarkan kondisi jenis dataran yang dimasukkan oleh pengguna sistem pakar. Rekomendasi yang diberikan