Status Konservasi Lokasi dan Waktu Penelitian

peran sebagai pelaku dan penerima selisik, peran tersebut dapat berubah setiap saat dan dapat ditukar. Betina biasanya lebih sering menelisik anaknya karena hubungan kekerabatan yang kuat antara ibu dan anak. Ikatan sosial yang kuat antara betina meningkatkan frekuensi selisik Cooper dan Bernstein 2000 dalam Nugraha 2006. Mori 1975 dalam Nugraha 2006, menyebutkan bahwa dewasa lebih banyak melakukan perilaku menelisik daripada anak karena anak lebih suka bermain. Aktivitas sosial owa jawa seperti menelisik sering dijumpai pada pagi hari yaitu mulai pukul 07.00 - 14.00 WIB Iskandar 2007, sedangkan menurut Sutrisno 2001 perilaku menelisik terjadi antara pukul 05.00 - 06.00 WIB atau 06.00 - 07.00 WIB.

2.7 Status Konservasi

Owa jawa telah ditetapkan sebagai satwa yang dilindungi sejak tahun 1931 melalui Peraturan Perlindungan Binatang Liar No. 266, yang kemudian diperkuat dengan Undang-Undang No. 5 tahun 1990 dan SK Menteri Kehutanan 10 Juni 1991 No. 301Kpts-II1991 Supriatna Wahyono 2000. Owa jawa dilindungi menurut PP No.7 Tahun 1999. Menurut IUCN International Union Conservation of Nature owa jawa termasuk kategori Terancam Punah Endangered pada tahun 1994 dan berubah menjadi Genting Critically Endangered pada tahun 2000. Sedangkan menurut CITES The Convention on International Trade in Endangered Spesies, owa jawa termasuk Appendix I CITES. Populasi yang terus menurun disebabkan oleh beberapa kerusakan yang banyak disebabkan oleh manusia, diantaranya adalah kerusakan habitat, penangkapan, dan perdagangan illegal SSC 2000 dalam Andayani et al. 2008. Ancaman utama terhadap populasi owa jawa berasal dari kehilangan habitat dan penangkapan untuk hewan peliharaan Permenhut 2008. BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilakukan di wilayah Stasiun Penelitian Cikaniki sampai Citalahab pada kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak TNGHS, Provinsi Jawa Barat Gambar 2 dan Lampiran 1. TNGHS terletak di Provinsi Jawa Barat dan Banten yang meliputi kabupaten Sukabumi, Bogor dan Lebak. Saat ini TNGHS tercatat sebagai salah satu taman nasional yang memiliki ekosistem hutan hujan tropis pegunungan terluas di Jawa. Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan yaitu pada bulan Juni sampai Agustus 2011. Penelitian dilaksanakan pada pertengahan musim kemarau. Kegiatan penelitian meliputi pengenalan lapang atau habituasi dengan kelompok owa jawa dan kondisi habitat owa jawa selama kurang lebih dua minggu, serta pengamatan dan pengambilan data di lapangan selama kurang lebih dua bulan. sumber : Kim et al. 2010 keterangan : Gambar 2 Lokasi penelitian perilaku owa jawa di TNGHS. Jalur wisata Wilayah jelajah owa jawa Petak pengamatan seluas 200 x 200 m

3.2 Alat dan Bahan