5.2.2 Karakteristik individu owa jawa
Kelompok A terdiri dari 5 individu yaitu induk jantan dewasa Aris, induk betina dewasa Ayu, betina dewasa Asri, anak Amran, dan bayi Amore.
Kelompok B terdiri dari 4 individu yaitu induk jantan dewasa Kumis, induk betina dewasa Keti, anak jantan Kum-kum, dan bayi Kim-kim. Pada
kelompok owa jawa selain induk terdapat pula bayi, anak, remaja, sub dewasa, dan dewasa Leighton 1987. Ukuran kelompok ini semakin bertambah besar,
pada penelitian sebelumnya owa jawa kelompok A hanya berjumlah 4 individu yaitu jantan dewasa, betina dewasa, betina sub dewasa dan anak, sedangkan
kelompok B hanya berjumlah 3 individu yaitu jantan dewasa, betina dewasa, anak, dan bayi Kim et al. 2010. Walaupun ukuran kelompok B lebih kecil dari
kelompok A tetapi cenderung lebih kuat saat terjadi social encounter bentrok, ribut, perebutan pakan dan teritori dan terlihat kelompok A mengalah dengan
meninggalkan lokasi tersebut. Pada kelompok A, Aris jantan dewasa berperan sebagai penentu
pergerakan dan melakukan aktivitas ribut sehingga sering tertinggal kelompok. Ayu sering terlihat pada pohon yang tinggi untuk menghindari interaksi
berlebihan dengan selalu menggendong bayinya Amore dan tidak
melepaskannya dari pengawasan, juga cenderung bergerak diurutan terakhir. Asri adalah betina dewasa yang siap meninggalkan kelompok untuk mencari pasangan,
ini terlihat dari aktivitasnya yang sering berpencar terpisah dari kelompok, juga sering menarik perhatian manusia dengan makan di pohon yang rendah ataupun
turun ke tanah. Individu Amran paling terlihat pergerakannya karena gesit dan lincah, juga sering terlihat bermain dengan bayi.
Pada kelompok B, Keti betina dewasa merupakan penentu arah pergerakan bergerak terlebih dahulu. Hal ini sesuai pernyataan Sinaga 2003, karena
bersifat monogami dan teritorial, maka owa jawa selalu bergerak bersama dengan kelompoknya dalam mencari makan dan dipimpin oleh betina dewasa. Keti juga
biasanya diam atau bersembunyi pada pohon pada pohon yang tinggi, hal ini untuk melindungi diri dan bayinya Kim-kim dari ancaman. Kumis cenderung
bergerak mengikuti Keti tetapi berada didepan saat aktivitas ribut dengan
kelompok A. Kum-kum adalah individu yang paling lincah dengan pergerakannya sangat terlihat dan cepat, serta sering bermain dengan bayi Kim-kim.
Pada individu betina dewasa baik Ayu kelompok A dan Keti kelompok B sama-sama memiliki bayi yang masih digendong, sehingga sering terlihat
waspada dengan berada pada pohon yang tinggi dan langsung menghindar jika terjadi gangguan. Kedua betina tersebut masih menjaga jarak yang cukup jauh
dengan pengamat yang dianggap dapat membahayakan. Oleh karena itu, betina dewasa lebih banyak berada pada tajuk bagian atas dengan kanopi yang lebih
rapat dan lebih tersembunyi sebagai upaya perlindungan terhadap kehadiran pengamat maupun bentuk gangguan lainnya. Hal ini serupa dengan pernyataan
Oktaviani 2009, bahwa tingkat sensitifitas owa jawa juga dipengaruhi oleh kondisi betina dewasa dari kedua kelompok owa jawa yang masih membawa anak
dalam gendongan.
5.2.3 Aktivitas harian owa jawa