4.2.2 Topografi
Kawasan TNGHS memiliki ketinggian tempat berkisar antara 500 - 2.000 mdpl. Topografi di kawasan ini pada umumnya bergelombang, berbukit dan
bergunun. Kemiringan lahan berkisar antara 25 - 44. Beberapa gunung yang terdapat di kawasan ini antara lain, G. Salak 1 2.211 mdpl, G. Salak 2 2.180
mdpl, G. Sanggabuana 1.920 mdpl, G. Halimun utara 1.929 mdpl, G. Halimun selatan 1.758 mdpl, G. Kendeng 1.680 mdpl, G. Botol 1.850 mdpl
dan G. Pangkulahan 1.150 mdpl Oktaviani 2009.
4.2.3 Geologi dan tanah
Secara geologis, kawasan Gunung Halimun terbentuk oleh pegunungan tua yang terbentuk akibat adanya gerakan tektonik yang mendorong ke atas. Pada
kawasan Gunung Salak merupakan gunung berapi strato tipe A, terakhir meletus tahun 1938, memiliki kawah yang masih aktif dan lebih dikenal dengan nama
Kawah Ratu. Jenis tanah di kawasan TNGHS terdiri atas asosiasi adosol coklat dan regosol coklat, asosiasi latosol coklat kekuningan, asosiasi latosol coklat
kemerahan dengan latosol coklat, asosiasi latosol merah, latosol coklat kemerahan dan literit air tanah, komplek latosol kemerahan dan litosol, asosiasi latosol coklat
dan regosol kelabu Oktaviani 2009.
4.2.4 Iklim
Iklim daerah TNGHS dan sekitarnya tergolong tipe iklim B dengan nilai Q sebesar 24,7, yaitu tipe iklim tanpa musim kering dan tergolong ke dalam hutan
hujan tropika yang selalu hijau. Adapun curah hujan rata-rata 4.000 - 6.000 mmtahun, musim hujan terjadi pada bulan Oktober - April dan musim kemarau
berlangsung pada bulan Mei - September. Jumlah hari hujan setiap tahun rata-rata 203 hari. Suhu rata-rata harian 20 °C - 30 °C dan kondisi angin dipengaruhi oleh
angin muson yang berubah arah menurut musim. Kelembaban udara rata-rata sebesar 80 Putri 2009.
4.2.5 Hidrologi
Taman Nasional Gunung Halimun Salak TNGHS di sebelah utara mengalir tiga sungai besar, yaitu sungai Ciberang, Ciujung, dan Cidurian yang
mengalir ke arah Jakarta, Serang, dan berakhir di Laut Jawa. Sebelah selatan
mengalir sungai Cisukawayana, Cimaja, dan Cibareno yang bermuara di pantai Pelabuhan Ratu serta sungai Citarik di sebelah timur Putri 2009.
4.3 Kondisi Biotik 4.3.1 Flora