Organisasi Sosial Perilaku Menelisik

Pemilihan tajuk bertujuan sebagai strategi untuk mengurangi tindakan pemangsaan oleh predator.

2.4 Organisasi Sosial

Owa jawa hidup berpasangan dalam sistem keluarga monogami dan teritori Tabel 1. Selain kedua induk, terdapat 1 - 2 individu yang belum mandiri Supriyatna dan Wahyono 2000. Owa jawa yang kehilangan pasangannya tidak akan mencari pasangan lain sampai mati, sehingga dapat mempercepat penurunan populasi. Owa jawa dapat hidup hingga 35 tahun dengan masa hamil owa jawa antara 197 - 210 hari Supriatna Wahyono 2000. Tabel 1 Keuntungan dan kerugian sistem hidup monogami dan mempertahankan teritori sumber : Rowe 1999 2.5 Aktivitas Sosial 2.5.1 Sesama kelompok Menurut Sutrisno 2001, bentuk aktivitas sosial yang ditunjukan owa jawa : 1. Berkutu-kutuan grooming yang bisanya dilakukan oleh individu jantan dewasa, betina dewasa, dan individu muda. 2. Bersuara vocalization yang biasanya dilakukan oleh individu betina dewasa dalam morning call, jantan dewasa dan muda dalam alarm call dan conditional call, serta bermain yang biasanya dilakukan oleh individu muda dan bayi. Aktivitas berkutu-kutuan dan bersuara tidak dilakukan setiap hari namun pada waktu-waktu tertentu saja. Aktivitas berkutu-kutuan dilakukan pada saat kelompok owa jawa melakukan aktivitas istirahat bersama, baik pagi maupun siang hari. Pada individu bayi terlihat aktivitas sosial seperti pergerakan berayun dari individu betina dewasa bergerak ke arah individu jantan yang sedang istirahat dan dilakukan berulang-ulang Sutrisno 2001. Keuntungan Kerugian 1. Mengurangi aktivitas reproduksi yang tidak diperlukan 2. Meningkatkan perlindungan bagi anak-anak yang masih kecil 3. Mengurangi gangguan dan kompetensi dengan kelompok lain 4. Meningkatkan efisiensi dalam menemukan sumber pakan 5. Mengurangi kompetensi dalam perkawinan 1. Tidak fleksibel dalam penggunaan ruang 2. Perbandingan jenis kelamin tidak beragam sehingga menyebabkan berkurangnya keberhasilan reproduksi 3. Kecilnya ukuran kelompok mengurangi kemampuan berkompetensi dengan spesies lain dan peningkatan spesiasi merupakan bagian dari evolusi

2.5.2 Antar kelompok

Aktivitas sosial antar kelompok antara lain berupa aktivitas bersuara vocalization yang dilakukan dengan tujuan agar kelompok owa jawa lain mengetahui wilayah teritori kelompok owa jawa tersebut. Aktivitas bersuara oleh kelompok owa jawa dilakukan pada pagi hari untuk menandakan wilayah teritorinya, sehingga tidak terjadi overlapping aktivitas hariannya Sutrisno 2001.

2.5.3 Kelompok dengan satwa lain

Aktivitas bersuara juga ditunjukan kepada kelompok satwa lain selain owa jawa, yaitu pada kondisi dimana pada saat aktivitas makan terjadi ada kelompok satwa lain seperti burung rangkong, lutung, dan monyet ekor panjang masuk ke dalam wilayah teritorinya, sehingga kemungkinan alarm call dapat terjadi. Sehingga terjadi persaingan dengan kelompok satwa lain dalam hal ketersedian sumber pakan yang ada. Semakin melimpah persedian sumber pakan maka persaingan tersebut semakin kecil terjadi, sebaliknya jika ketersediaan pakan sedikit maka makin besar tingkat persaingan mendapatkan sumber pakan Sutrisno 2001.

2.6 Perilaku Menelisik

Menelisik grooming adalah kegiatan mencari dan mengambil kotoran atau parasit dari permukaan kulit dan rambut. Menelisik dapat dilakukan sendiri autogrooming atau berpasangan allogrooming. Allogrooming dilakukan minimal oleh dua individu yang punya peran berbeda. Peran tersebut yaitu sebagai pelaku selisik groomer dan penerima selisik groomee. Perilaku menelisik biasanya dilakukan sepanjang hari dengan peningkatan aktivitas pada saat selesai makan dan istirahat Putera 1997. Berdasarkan penelitian, primata melakukan selisik menggunakan mulut, tangan, kakinya untuk menarik, menyibak, dan menyisir kotoran atau parasit di permukaan tubuhnya Nugraha 2006. Menelisik memiliki fungsi ganda yaitu fungsi kesehatan dan fungsi sosial. Bagi primata menelisik merupakan bentuk komunikasi yaitu komunikasi dengan sentuhan Napier Napier 1985. Biasanya betina lebih sering melakukan autogrooming karena betina lebih banyak beraktivitas seperti makan, bergerak, mengasuh bayi, alarm call, dan koalisi yang lebih tinggi dari jantan sehingga terdapat banyak kotoran di tubuhnya Nugraha 2006. Pada allogrooming terdapat peran sebagai pelaku dan penerima selisik, peran tersebut dapat berubah setiap saat dan dapat ditukar. Betina biasanya lebih sering menelisik anaknya karena hubungan kekerabatan yang kuat antara ibu dan anak. Ikatan sosial yang kuat antara betina meningkatkan frekuensi selisik Cooper dan Bernstein 2000 dalam Nugraha 2006. Mori 1975 dalam Nugraha 2006, menyebutkan bahwa dewasa lebih banyak melakukan perilaku menelisik daripada anak karena anak lebih suka bermain. Aktivitas sosial owa jawa seperti menelisik sering dijumpai pada pagi hari yaitu mulai pukul 07.00 - 14.00 WIB Iskandar 2007, sedangkan menurut Sutrisno 2001 perilaku menelisik terjadi antara pukul 05.00 - 06.00 WIB atau 06.00 - 07.00 WIB.

2.7 Status Konservasi