Tipe selisik owa jawa

5.1.4 Perilaku menelisik owa jawa 5.1.4.1 Deskripsi perilaku menelisik Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa owa jawa mulai melakukan aktivitas menelisik saat dimulainya waktu aktif perilaku harian dengan jumlah dan waktu perjumpaan perilaku relatif lebih singkat Tabel 7. Tabel 7 Waktu aktif dan rata-rata waktu pengamatan perilaku menelisik owa jawa No Kelompok Waktu Aktif Perilaku Menelisik Terpanjang Rata-Rata Waktu Pengamatan Per Hari 1 A 6.45 WIB - 16.38 WIB 5 jam 30 menit 2 B 6.19 WIB - 17.12 WIB 5 jam 56 menit Perilaku menelisik diawali dengan mencari lokasi pohon yang digunakan untuk menelisik, menentukan bagian yang ingin ditelisik, dan melakukan aktivitas selisik anggota tubuh tersebut hingga kotoran atau parasit yang menempel ditubuh hilang. Pada perilaku menelisik pasangan, individu owa jawa akan memilih pasangannya sebelum memulai perilaku menelisik, berbagi peran pelaku dan penerima selisik dan melakukan perilaku menelisik. Selama pengamatan terlihat perilaku meminta selisik oleh individu yang berperan sebagai pelaku selisik. Pada kelompok A perilaku menelisik pasangan tidak terjadi antara Ayu dengan Asri ataupun sebaliknya. Perilaku agresif juga ditunjukkan Ayu ketika berada di dekat Asri, sehingga Asri sering diusir oleh Ayu. Saat Asri melakukan perilaku menelisik dengan individu lain, Ayu yang melihat akan mendatangi kemudian mengusirnya. Perilaku menelisik biasanya dilakukan pada saat istirahat, namun saat pengamatan terlihat bahwa kelompok B dapat melakukan perilaku menelisik pasangan saat terjadinya bentrok ribut dengan kelompok A.

5.1.4.2 Tipe selisik owa jawa

Perilaku menelisik owa jawa dibagi menjadi dua tipe, yaitu menelisik sendiri autogrooming dan menelisik pasangan allogrooming. Pada penelitian ini, perilaku menelisik sendiri autogrooming dibagi menjadi dua yaitu garuk dan selisik sendiri. Autogrooming biasanya dilakukan secara spontan saat adanya kotoran yang menempel di rambut atau bagian tubuh tertentu, sehingga relatif berdurasi singkat Gambar 13. Gambar 13 Perilaku autogrooming Kumis, a selisik jari dan b garuk muka. Perilaku allogrooming biasanya dilakukan dalam durasi yang cukup panjang, terkadang diselingi dengan aktivitas bermain. Saat pengamatan terlihat pula ketika induk jantan dan betina sedang melakukan perilaku allogrooming individu anak bermain dengan bayi ataupun meminta selisik, sehingga dapat dijumpai selisik tiga individu. Selisik tiga individu terjadi dimana penerima selisik berada di tengah pelaku selisik. Biasanya komposisi selisik tiga individu terdiri dari induk jantan dan betina pelaku dan anak penerima, dijumpai pula induk jantan atau induk betina yang berperan sebagai penerima selisik Gambar 14. Gambar 14 Perilaku allogrooming Keti pelaku dan Kumis penerima selisik. Perilaku autogrooming memiliki nilai presentase dan frekuensi perilaku yang lebih besar dari allogrooming, tetapi durasi perilakunya lebih pendek. Perilaku autogrooming pada kelompok A memiliki nilai presentase sebesar 69,7 dengan frekuensi perilaku sebanyak 290 kali, sedangkan kelompok B sebesar 59,9 dan frekuensi perilaku sebanyak 310 kali. Perilaku allogrooming memiliki foto : Soojumg Ham a b q foto : Soojumg Ham durasi lebih panjang, yaitu sebesar 2 jam 24 menit 51 detik untuk kelompok A dan 3 jam 47 menit 32 detik untuk kelompok B Tabel 8. Tabel 8 Perbandingan autogrooming dan allogrooming kelompok A dan B No Tipe Frekuensi Frekuensi Relatif Durasi jam, menit, detik A B A B A B 1 Autogrooming 290 310 6,7 59,9 48 menit 2 detik 52 menit 58 detik 2 Allogrooming 126 207 30,3 40,1 2 jam 34 menit 51 detik 3 jam 47 menit 32 detik keterangan : A Kelompok A dan B Kelompok B Komposisi Kumis pelaku selisik dan Keti penerima selisik memiliki nilai presentase terbesar yaitu 24,9, frekuensi perilaku sebanyak 83 kali dengan durasi 1 jam 28 menit 25 detik. Komposisi selisik tiga individu dengan presentase terbesar adalah Kumis dan Keti pelaku selisik dan Kum-kum penerima selisik sebesar 0,6, frekuensi sebanyak 2 kali dan durasi 2 menit 30 detik Tabel 9. Tabel 9 Perbandingan allogrooming individu owa jawa No Individu Frekuensi Frekuensi Relatif Durasi jam, menit, detik Pelaku Penerima 1 Kumis Keti 83 24,9 1 jam 28 menit 25 detik 2 Kumis Kum-kum 59 17,7 1 jam 13 menit 3 Keti Kumis 49 14,7 46 menit 10 detik 4 Aris Ayu 21 6,31 22 menit 54 detik 5 Asri Aris 21 6,31 28 menit 6 Ayu Aris 17 5,11 23 menit 30 detik 7 Ayu Amran 17 5,11 23 menit 8 Aris Asri 15 4,5 15 menit 45 detik 9 Aris Amran 13 3,9 12 menit 54 detik 10 Keti Kum-kum 11 3,3 13 menit 25 detik 11 Amran Aris 10 3,0 18 menit 23 detik 12 Asri Amran 6 1,8 3 menit 55 detik 13 Amran Ayu 4 1,2 4 menit 30 detik 14 Kum-kum Kumis 2 0,6 3 menit30 detik 15 Kumis dan Keti Kum-kum 2 0,6 2 menit 30 detik 16 Ari dan Asri Amran 1 0,3 1 menit 17 Aris dan Amran Ayu 1 0,3 1 menit 18 Keti dan Kum-kum Kumis 1 0,3 30 detik Individu Kumis kelompok B memiliki nilai presentase dan frekuensi autogrooming garuk dan selisik sendiri yang paling besar daripada individu lain yang diamati, tetapi durasi selisik sendiri lebih besar pada individu Aris. Perilaku garuk dan selisik sendiri Kumis memiliki nilai presentase sebesar 36,7 dan 29,4, frekuensi sebanyak 202 kali dan 15 kali dengan durasi perilaku garuk yaitu 37 menit 39 detik. Sedangkan durasi selisik sendiri terbesar pada individu Aris yaitu 2 menit 46 detik Tabel 10. Tabel 10 Perbandingan autogrooming garuk dan selisik individu owa jawa No Individu Frekuensi Frekuensi Relatif Durasi menit, detik G S G S G S 1 Kumis 202 15 36,7 29,4 37 menit 39 detik 1 menit 49 detik 2 Aris 125 7 22,8 13,7 19 menit 46 detik 2 menit 46 detik 3 Amran 53 12 9,7 23,5 9 menit 59 detik 2 menit 1 detik 4 Asri 46 9 9,7 17,7 7 menit 12 detik 46 detik 5 Keti 45 2 8,1 3,9 6 menit 28 detik 45 detik 6 Kum-kum 45 1 8,1 1,9 6 menit 7 detik 10 detik 7 Ayu 33 5 6,0 9,8 4 menit 57 detik 35 detik keterangan : G garuk dan S selisik sendiri

5.1.4.3 Frekuensi dan durasi perilaku menelisik owa jawa berdasarkan jenis kelamin