Analisis Data Sejarah Kawasan

3.5 Analisis Data

1. Analisis grafik dan tabel Aktivitas harian dan perilaku menelisik ditampilkan dalam beberapa bentuk presentase Lampiran 2. Terdapat interval selang untuk memudahkan penyajian presentase dalam tabel maupun gambar yaitu interval waktu pagi : 06.00 - 10.59 WIB, siang : 11.00 - 14.59 WIB dan sore hari : 15.00 - 17.00 WIB; selang durasi perilaku per 30 detik; interval ketinggian owa jawa per 5 m; interval waktu perilaku per 1 jam dan kelas pemakaian pohon selisik sangat sering : 30 pohon, sering : 20 - 30 pohon, cukup sering : 10 – 20 pohon, jarang : 2-10 pohon, dan hanya sekali : 1 pohon. Presentase aktivitas harian dan perilaku menelisik disajikan dalam bentuk grafik dan tabel. Grafik dan tabel digunakan untuk menjelaskan hubungan antara parameter-parameter yang diukur dan diamati, kemudian aktivitas harian dan perilaku menelisik diinterpretasikan dengan kondisi habitat dan faktor-faktor alami yang terdapat di jalur pengamatan. Grafik dan tabel bertujuan untuk menggambarkan proporsi aktivitas harian dan perilaku menelisik dalam selama pengamatan dilakukan. 2. Analisis deskriptif Analisis deskriptif merupakan penguraian dan penjelasan mengenai parameter-parameter yang diukur dan diamati. Parameter-parameter yang telah dijelaskan kemudian dihubungkan dengan kondisi habitat sehingga dapat dianalisis aktivitas harian, perilaku menelisik owa jawa dan faktor- faktor yang berpengaruh terhadap perilaku selisik owa jawa. Sedangkan data pohon telisik disajikan dengan diagram profil pohon secara vertikal dan horizontal. BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Kawasan

Taman Nasional Gunung Halimun pertama kali ditetapkan menjadi salah satu taman nasional di Indonesia sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 282Kpts-II1992 tanggal 28 Februari 1992 dengan luas 40.000 Ha di bawah pengelolaan sementara Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dengan nama Taman Nasional Gunung Halimun TNGH. Kawasan TNGH berasal dari kawasan Cagar Alam Gunung Halimun CAGH seluas 40.000 Ha, sejak tahun 1935. Selanjutnya pada tanggal 23 Maret 1997 pengelolaan kawasan TNGH resmi dipisah dari TNGP, dikelola langsung oleh Unit Pelaksana Teknis Balai TNGH, Dirjen PHKA, Departeman Kehutanan Hadi 2002. SK Menteri Kehutanan No.175Kpts-II2003 menetapkan bahwa perubahan fungsi kawasan eks Perum Perhutani atau eks Hutan Lindung dan Hutan Produksi Terbatas disekitar TNGH menjadi satu kesatuan kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun-Salak TNGHS. Hal ini atas dasar kawasan hutan lindung Gunung Salak dan Gunung Endut yang terus terdesak akibat berbagai kepentingan masyarakat dan pembangunan, serta adanya desakan berbagai pihak untuk melakukan penyelamatan kawasan konservasi Halimun Salak. Berdasarkan SK tersebut penunjukan luas kawasan TNGHS adalah 113.357 ha dan terletak di Provinsi Jawa Barat dan Banten yang meliputi kabupaten Sukabumi, Bogor dan Lebak Hadi 2002. 4.2 Kondisi Fisik Kawasan 4.2.1 Letak