Perilaku autogrooming berada pada selang durasi antara 1 – 180 detik per satu kali perilaku, dengan presentase perilaku terbesar berada pada selang 1 – 30
detik. Sedangkan perilaku allogrooming berada pada selang antara 1 – 360 detik per satu kali perilaku, dengan nilai presentase perilaku terbesar berada pada selang
31 – 60 detik. Reichard dan Sommer 1994 menyatakan bahwa perilaku menelisik Hylobates lar sebesar 5,2 dari perilaku hariannya dengan kisaran
waktu sekitar 10 jam 5.30 – 15.30 WIB untuk allogrooming dan 15 detik 2 - 108 detik untuk perilaku autogrooming.
5.2.4.5 Bagian tubuh owa jawa yang ditelisik
Perilaku menelisik salah satunya bertujuan untuk membersihkan diri atau menghilangkan kotoran yang menempel di tubuh. Bagian tubuh yang menjadi
objek selisik antara lain adalah bahu, bokong, dada, dagu, jari, kaki, ketiak, kepala, kuping, lutut, leher, muka, perut, pinggang, punggung, selangkangan,
sikut, tangan dan telapak tangan. Pada perilaku autogrooming bagian kaki, tangan dan paha merupakan
bagian tubuh yang sering ditelisik, sedangkan pada perilaku allogrooming bagian punggung dan bokong yang paling sering ditelisik. Bagian kaki, tangan dan paha
sering menjadi objek selisik karena bersentuhan langsung dengan pohon yang menyebabkan kotoran saat owa melakukan aktivitas seperti makan, bergerak,
istirahat dan sosial. Bagian punggung adalah bagian yang sulit dijangkau dan efektif dapat dibersihkan hanya dengan allogrooming. Kotoran yang menempel
dapat berasal dari serpihan ranting kecil dan daun kering, sedangkan parasit diduga berasal dari kutu ataupun serangga kecil lainnya. Area permukaan tubuh
yang mudah dijangkau dibersihkan dengan autogrooming, sedangkan permukaan tubuh yang sulit dijangkau dibersihkan dengan allogrooming, meliputi bagian
punggung sebesar 27,1 dan dada 14,5 Reichard dan Sommer 1994. Owa jawa rutin membersihkan rambut dari kotoran dan parasit yang
menempel di tubuh dengan autogrooming ataupun allogrooming. Kotoran yang menempel akibat aktivitas hanya bersifat sementara dan dapat segera dibersihkan,
sedangkan parasit kutu atau serangga lain sulit dihilangkan, membuat gatal dan dapat menular. Bagian dengan rambut cukup tebal seperti di bagian punggung,
dada, perut, pinggang, paha, tangan, merupakan bagian yang biasanya terdapat
parasit kutu. Owa jawa mendapat kotoran lebih banyak pada bagian atas tubuhnya seperti kepala, bahu, dan tangan ketika bergerak dan makan dengan
posisi vertikal Reichard dan Sommer 1994.
5.2.4.6 Posisi owa jawa saat menelisik