-200 -100
100 200
300 400
500 600
500 1000
1500 2000
K o
o rd
in a
t Y
Koordinat X Kelompok A
Daerah Perbatasan
5.1.5 Penyebaran pohon selisik
Penyebaran pohon selisik kelompok A dimulai dari koordinat x300 - x1000 dan y-100 - y500. Penyebaran pohon selisik kelompok B dimulai dari koordinat
x1000 - x1800 dan y-100 - y500. Daerah sepanjang x1000 merupakan daerah perbatasan kelompok A dan B. Selama pengamatan tidak terjadi adanya
overlapping pohon selisik Gambar 19.
Gambar 19 Wilayah penyebaran pohon selisik berdasarkan koordinat X dan Y.
5.1.5.1 Profil pohon selisik
Pohon telisik owa jawa memiliki 3 bentuk strata tajuk, yaitu strata A, B dan C. Dari contoh pohon yang diambil 40 pohon pada masing-masing kelompok
menggambarkan bahwa perilaku menelisik owa jawa kelompok A dan B banyak dilakukan pada pohon dengan strata tajuk A yaitu sebanyak 23 pohon kelompok
A dan 20 pohon Lampiran 5. Sedangkan perilaku menelisik owa jawa kelompok A dan B hanya sedikit dilakukan pada pohon dengan strata tajuk C
yaitu sebanyak 3 pohon.
Kelompok B Individu Pohon Selisik
Individu Pohon Selisik
5.1.5.2 Dominansi pohon selisik
Terdapat 322 Pohon yang digunakan owa jawa kelompok A dan B untuk perilaku menelisik, berasal dari 47 jenis pohon Tabel 19.
Tabel 19 Daftar jenis pohon yang digunakan owa jawa untuk perilaku menelisik
No Jenis Pohon
Nama ilmiah Famili
A B
Ket
1 Rasamala
Altingia excels Hammamelidaceae
√ √ 71
SS 2
Pasang Quercus sundaica
Fagaceae √ √
49 SS
3 Ki haji
Dysoxylum parasiticum Meliaceae
√ √ 20
S 4
Puspa Schima wallichi
Theaceae √ √
20 S
5 Burunungul
Bridelia glauca Euphorbiaceae
√ √ 15
C 6
Ki hiur Castanopsis javanica
Fagaceae √ √
13 C
7 Maja
Aegle marmelos Rutaceae
√ √ 10
C 8
Ki dage Bruinsmia styracoides
Styracaceae √ √
10 C
9 Hamirung
Callicarpa pentandra Verbenaceae
√ √ 9
J 10
Mara beureum Macaranga triloba
Euphorbiaceae √ -
7 J
11 Ki laban
Mussaenda frodonsa Rubiaceae
√ √ 7
J 12
Saninten Castanopsis argentea
Fagaceae √ √
6 J
13 Kimokla
Knema cinerea Myristicaceae
√ √ 5
J 14
Suren Toona sureni
Meliaceae -
√ 5
J 15
Huru Actinodaphne procera
Lauraceae √ √
5 J
16 Ki sampan
Melicope latifolia Rutaceae
√ √ 5
J 17
Ki ronyok Castanopsis acuminatissima
Fagaceae √ -
5 J
18 Ki sereh
Cinnamomum porrectum Lauraceae
√ - 5
J 19
Kapi dengkung Nyssa javanica
Cornaceae √ √
4 J
20 Bihbir
Glochidion arborescens Bombacaceae
√ - 4
J 21
Kondang Ficus varegata
Moracaceae √ √
4 J
22 Kawoyang
Prunus arborea Rosaceae
√ √ 4
J 23
Kuray Trevesia orientalis
Ulmaceae √ -
3 J
24 Kopo
Eugenia opaca Myrtaceae
√ √ 3
J 25
Ki merak Podocarpus polystachyus
Podocarpaceae √ -
3 J
26 Kecapi
Sandorium koetjapi Meliaceae
√ √ 3
J 27
Jengkot Prunus javanica
Rosaceae √ -
2 J
28 Ki sireum
Syzygium rostratum Myrtaceae
√ - 2
J 29
Ki terong Schoutenia kunstleri
Tiliaceae √ √
2 J
30 Tenjo
Mastixia trichotoma Cornaceae
√ - 2
J 31
Kokosan monyet Antidesma tetradrum
Euphorbiaceae √ -
2 J
32 Dawolang
Excoecaria virgata Euphorbiaceae
√ √ 2
J 33
Kali morot Castanopsis tunggurut
Fagaceae √ -
1 Hs
34 Amis kulit
- -
√ - 1
Hs 35
Pasang kelapa Lithocarpus sp.
Fagaceae √ -
1 Hs
36 Fikus oren
Ficus sinuate Moracaceae
√ - 1
Hs 37
Huru sintok Cinnamomum sintoc
Lauraceae √ -
1 Hs
38 Tokbray
Blumeodendron tokbrai Caesalpiniaceae
√ - 1
Hs 39
Jirak Symplocos brandisii
Symplocaceae √ -
1 Hs
40 Mara bangkong
Macaranga tanarius Euphorbiaceae
√ - 1
Hs 41
Ganitri Elaecocarpus angustifolius
Elaeocarpaceae √ -
1 Hs
42 Ipis Kulit
Eugenia tenuicospis Myrtaceae
√ - 1
Hs 43
Jaha Solenospermum ledermanni
Celastraceae √ -
1 Hs
44 Ki uncal
Claoxylon longifolium Euphorbiaceae
√ - 1
Hs 45
Kareumbi Omalanthus populneus
Euphorbiaceae √ -
1 Hs
46 Ki bonteng
Canarium birsutum Burceraceae
√ - 1
Hs 47
Bingbin Pinanga coronate
Arecaceae √ -
1 Hs
ket : √ pohon selisik kelompok owa jawa, A kelompok A, B kelompok B, jumlah pohon,
SS sangat sering, S sering, C cukup sering, J jarang, dan Hs hanya digunakan sekali
Berdasarkan Tabel 19, terdapat 8 jenis pohon dominan kategori sangat sering – cukup sering yang digunakan untuk perilaku menelisik yaitu Rasamala
Altingia excelsa, pasang Quercus sundaica, ki haji Dysoxylum parasiticum, puspa Schima wallichi, burunungul Bridelia glauca, ki hiur Castanopsis
javanica, maja Aegle marmelos dan ki dage Bruinsmia styracoides. Diantara pohon tersebut, rasamala Altingia excelsa merupakan pohon telisik dominan
dengan jumlah sebanyak 71 pohon dan pasang Quercus sundaica sebanyak 49 pohon Gambar 20.
Gambar 20 Jenis pohon selisik dominan, a rasamala Altingia excelsa dan b pasang Quercus sundaica.
Pohon-pohon yang digunakan owa jawa untuk perilaku menelisik diklasifikasikan menjadi 25 famili dengan 8 famili dominan. Famili dominan ini
diantaranya Fagaceae, Hammamelidaceae, Euphorbiaceae, Meliaceae, Theaceae, Rutaceae, Lauraceae dan Styracaceae. Pada Gambar 21 terlihat bahwa famili
Fagaceae merupakan famili dengan jumlah pohon terbanyak yaitu sebanyak 75 pohon. Jenis pohon dengan famili dominan yang sering digunakan owa jawa
untuk perilaku menelisik adalah pasang Quercus sundaica.
a b
q
75 71
29 28
20 15
11 10
10 20
30 40
50 60
70 80
Ju m
la h
P o
h o
n
Famili
121 102
80
17 20
40 60
80 100
120 140
Attims Rauh
Scarrone Massart
Ju m
la h
P o
h o
n
Model Arsitektur
Gambar 21 Komposisi famili pohon selisik yang dominan digunakan owa jawa. Setiap jenis pohon memiliki satu model pertumbuhan yang khas untuk
setiap jenisnya. Model pertumbuhan ini dikenal dengan istilah model arsitektur. Terdapat 4 model arsitektur pohon yang umum digunakan owa jawa kelompk A
dan B untuk perilaku menelisik. Model arsitektur ini antara lain Attims, Rauh, Massart, dan Scarrone Lampiran 6 dan 7. Terdapat pula 1 jenis pohon dari jenis
Palmae yang tidak dapat diklasifikasikan dalam model arsitektur pohon yaitu bingbin Pinanga coronata. Model arsitektur Attims merupakan model arsitektur
pohon dengan jumlah terbanyak yaitu sebanyak 121 pohon. Model arsitektur Attims berasal dari 16 famili yang berbeda dengan jumlah jenis paling banyak
yaitu famili Lauraceae dan Meliaceae sebanyak 3 jenis. Model arsitektur dengan jumlah pohon terendah adalah Massart dengan jumlah 17 pohon Gambar 22.
Gambar 22 Model arsitektur pohon selisik pada kelompok A dan B.
5.1.6 Faktor yang mempengaruhi perilaku menelisik owa jawa