Perubahan Cadangan Karbon Model Dinamika Penggunaan dan Pemanfaatan Kawasan Hutan

Gambar 25. Perubahan cadangan karbon di hutan produksi akibat perilaku aktor dalam alokasi lahan bekas tebangan HPH untuk HTI Gambar di atas menunjukkan bahwa bila interaksi stakeholder positif terhadap konversi dan perbaikan simpanan karbon di hutan. Interaksi negatif atau tidak terlaksananya konversi hutan alam ke HTI maka luas hutan akan tetap atau yang telah terdegradasi akan dipulihkan secara alami dan nilai serapan akan semakin rendah. Perilaku aktor terhadap pencegahan perusakan taman nasional atau mengeluarkan masyarakat petani kopi dari taman nasional. Aktor yang sangat berperan tentunya ada di Dinas Kehutanan. Surat Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Merangin nomor 522710.ADISBUNHUT2010 yang isinya meminta kepada Petani-petani kopi di Sungai Tebal Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten untuk segera meninggalkan kebun kebun kopi mereka paling lambat tanggal 30 September 2010. Tabel 26. Kuantifikasi Perilaku Aktor terhadap perambahan TNKS Makna Dinas kehutanan 1 Bila kebijakan untuk menghentikan perambahan tersebut dijalankan Kebijakan Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Merangin tidak dapat dilaksanakan Tabel di atas menunjukkan bahwa peran Dinas Kehutanan sangat besar dalam menghentikan laju perambahan hutan oleh petani kopi yang asalnya dari 9:07 AM Sat, Jan 01, 2011 Page 1 1.00 5.75 10.50 15.25 20.00 Y ears 1: 1: 1: 15000 30000 hasil interaksi HTI: 1 - 2 - 3 - 4 - 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 Bengkulu, Lampung dan Palembang. Diperkirakan bahwa 10 tahun yang lalu, jumlah petani yang masuk ke sekitar TNKS hanya 6 kepala keluarga KK dan di tahun 2010 telah mencapai 3000 KK. Bila luas yang dikelola oleh 1 satu KK adalah 2 hektar maka di tahun 2010 telah membuka 6000 hektar hutan TNKS dan dapat menurunkan cadangan karbon di kawasan taman nasional. Gambar 26. Perilaku Dishut Terhadap Perambahan TNKS Gambar di atas menunjukkan bahwa ketika Dishut tidak ada tindakan untuk mengendalikan laju perambahan TNKS, maka perambahan akan terus ada sebagaimana ditunjukkan dengan garis bernotasi 2. Namun, bila himbauan Bupati Merangin dilaksanakan maka laju perambahan dapat dikendalikan ke titik nol sebagaimana ditunjukkan dengan garis bernotasi 1. 5.5.6 Simulasi Skenario REDD+ Skenario REDD+ yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah mengurangi alokasi kawasan hutan tetap untuk pembangunan sektor kehutanan dan bukan sektor kehutanan yang lebih mengarah pada pembukaan luas bidang dasar hutan. Kegiatan dimaksud seperti alokasi kawasan hutan produksi untuk HPH, HTI dan kebun. Alih fungsi kawasan hutan lindung dan hutan konservasi menjadi hutan produksi dan hutan produksi yang dikonversi. 1:34 PM Sun, Jan 02, 2011 Page 3 1.00 11.00 21.00 31.00 41.00 Y ears 1: 1: 1: 2500 5000 HAsilKebijakanPerambahanTNKS: 1 - 2 - 1 1 1 1 2 2 2 2 Intensitas pengurangan laju perubahan luas dan status kawasan hutan dilakukan pada 3 tiga level yakni 30, 50 dan 70. Setiap level akan mempengaruhi luas dan simpanan karbon yang ada pada setiap fungsi hutan. Tabel 27. Hasil simulasi penurunan laju deforestasi Kawasan Hutan BAU SKENARIO REDD 30 50 70 Konservasi 5.942 5.451 5.128 4.808 Lindung 3.140 2.330 1.702 1.074 Produksi 34.147 35.560 33.078 21.192 Rata-rata 14.410 14.447 13.303 9.025 Rata-rata total 45.571 41.256 37.991 25.997 Berdasarkan tabel di atas, bila diterapkan skenario REDD+ untuk mengurangi alokasi lahan untuk pembangunan sektor kehutanan dan sektor non-kehutanan sebesar 30 dari besarnya alokasi lahan hutan pada skema BAU dapat menurunkan laju deforestasi 9 atau 41.256 hatahun. Bila skenario REDD+ sebesar 50 mampu menurunkan laju deforestasi sebesar 17 atau 37.991 hatahun dan bila skenario REDD+ sebesar 70 mampu menurunkan laju deforestasi sebesar 43 atau 25.997 hatahun. Penurunan laju deforestasi sangat berpengaruh pada degradasi yang terjadi. Dari hasil simulasi, terdapat 15.859 Mtha akan mengalami kehilangan simpanan karbon. Kehilangan simpanan karbon dalam penelitian ini, tidak mempertimbangkan faktor pertumbuhan growth yang terjadi pada setiap fungsi hutan. IPCC 2006 menyebutkan bahwa growth hutan alam tropika mencapai 4 tonha. Tabel 28. Hasil Simulasi Penurunan Laju Degradasi Mt Kawasan Hutan BAU SKENARIO REDD 30 50 70 Konservasi 2.068 1.897 1.784 1.673 Lindung 401 327 246 166 Produksi 11.416 10.732 9.326 5.681 Rata-rata 4.628 4.318 3.786 2.507 Rata-rata total 15.859 14.357 13.221 9.045 Tabel di atas menunjukkan bahwa skenario REDD+ sebesar 30 mampu mengurangi hilangnya simpanan karbon atau degradasi hutan menjadi 14.357 Mttahun. Bila skenario REDD+ sebesar 50 dapat menurunkan degradasi hutan menjadi 13.221 Mttahun dan bila skenario REDD+ sebesar 70 dapat menurunkan laju degradasi menjadi 9.045 Mttahun. Ahli ekonomi ekologi menyarankan perlu adanya metode CSE Compensated Succesful Efforts sebagai input dalam perhitungan kompensasi atas usaha menurunkan emisi dari deforestasi. Pendekatan CSE berbeda dalam melihat hubungan pendugaan usaha menghindari deforestasi. Pemberian kompensasi kepada negara berkembang atas usahanya untuk menghindari terjadinya deforestasi dianggap sebagai metode yang tepat dalam menurunkan laju deforestasi Tacconi 2008. Perhitungan biaya dan upah serta harga nilai per ton CO 2 digunakan standar harga sebagaimana diatur dalam Permenhut Nomor P.36Menhut-II2009 tentang Tata Cara Perizinan Usaha Pemanfaatan Penyerapan danatau Penyimpanan Karbon Pada Hutan Produksi dan Hutan Lindung Tabel 29. Tabel 29. Standar biaya dan upah serta nilai CO 2 Biaya, upah dan harga Standar CCB Standar Carbon Fix US Sistem dan Standar Plan Vivo US Voluntary Carbon Standard AFOLU US Jangka waktu sertifikasi 5 tahun 3-5 tahun 2-5 tahun 5 tahun Validasi - 2050 5000–12500 5000–12500 Verifikasi 5000–40000 10900–20500 15000–30000 15000–30000 Upah sertifikat CO 2 - 0.68 per VER terjual 0.3 per VER terjual 0.04 per VER terjual Harga CO 2 sertifikat Premium 14.27 8 – 30 12 - 18 Setiap standar yang terdapat pada tabel di atas, memiliki tujuan, metode dan ukuran transparansi dan permanen yang berbeda. Selain itu, biaya transaksi yang timbul akibat proyek pada setiap standar berbeda. Secara umum, standar yang dapat memberikan keuntungan maksimum adalah voluntary carbon standard AFOLU VCS AFOLU. Penentuan nilai karbon yang dijual didasarkan pada penetapan REL Reference of Emission Level yang disepakati. Kesepakatan ini disesuaikan dengan standar mana yang menjadi rujukan. Dalam penelitian ini, REL dianggap