Organisasi bentang alam Model Dinamika Penggunaan dan Pemanfaatan Kawasan Hutan
kawasan hutan tetap. Interaksi Walhi dan Warsi terhadap Dishut yakni kontrol terhadap kebijakan pelepasan, pinjam pakai kawasan serta konversi fungsi
kawasan hutan dengan pertimbangan daya dukung dan fenomena konservasi di lapangan Tabel 20.
Tabel 20. Hubungan stakeholder dengan variabel flow
S ta
ke h
o ld
er P
ro v
in si
Ja m
b i
Variabel Flow
Alokasi Luas
HPH ke HTI
Alokasi Luas
HPHL ke Tambang
Alokasi Luas
HP ke kebun
Alokasi Luas HPH ke
Transmigrasi Pemulihan
hutan dengan reboisasi
Alokasi Luas HP
ke HPH Alokasi
Luas HP ke HTI
D is
h u
t
√ √
√ √
√ √
√
B ap
p ed
a
√ √
B P
N
√ √
D is
b un
√
E S
D M
√
B L
H D
√ √
W ar
si
√ √
W al
h i
√ √
√ √
√ √
√
U N
JA
√ √
√ √
√ √
√
Tabel di atas menjelaskan bahwa ketertarikan hubungan antar stakeholder bergantung pada aliran informasimateri flow. Dinas Kehutanan memiliki
ketertarikan lebih pada alokasi lahan kawasan hutan untuk dikelola melalui HPH, HTI dan melakukan rekondisi dengan reboisasi. Namun kewenangan dinas
kehutanan juga untuk menerbitkan ijin prinsip dalam pertimbangan perijinan tambang, kebun dan transmigrasi. Tentunya Dinas Kehutanan akan berinteraksi
dengan stakeholder lain. Dinas ESDM akan berinteraksi dengan Dinas Kehutanan terkait pinjam pakai kawasan hutan untuk pertambangan. Dinas Perkebunan akan
berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan dan Badan pertanahan Nasional untuk alokasi lahan serta status lahan. Walhi dan UNJA mempunyai ketertarikan untuk
memberikan masukan dan kritik atas kebijakan-kebijakan penggunaan dan pemanfaatan kawasan hutan dari stakeholder yang berwenang.
Untuk memodelkan interaksi antar stakeholder dalam menentukan kebijakan manajemen bentang alam maka dilakukan pembobotan pengaruh
stakeholder . Bobot yang diberikan didasarkan pada tinjauan kebijakan
pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan sebagaimana diurai pada BAB sebelumnya. Semakin tinggi bobot suatu stakeholder maka semakin tinggi peran
stakeholder tersebut dalam menentukan pola manajemen bentang alam Tabel 22.
Dalam model ini, interaksi aktor hanya dibatasi pada 2 dua aktivitas pemanfaatan lahan yakni alokasi lahan bekas HPH untuk pembangunan HTI dan
pengendalian perambahan kawasan hutan konservasi oleh masyarakat untuk menanam kopi.
Tabel 21. Bobot hubungan antar stakeholder dalam mempengaruhi flow
S ta
ke h
o ld
e r
P ro
v in
si Ja
m b
i Variabel Flow
Alokasi Luas HPH
ke HTI Alokasi Luas
HPHL ke Tambang
Alokasi Luas HP ke kebun
Alokasi Luas HPH
ke Transmigrasi Pengendalian
Perambahan TNKS
D is
h u
t 1
1 P
el ak
u B
is in
is 1
Tabel di atas menjelaskan bahwa stakeholder yang sangat memainkan peran manajemen bentang alam adalah Dinas Kehutanan Provinsi Jambi. Ijin usaha
pelepasan kawasan hutan menjadi bukan kawasan hutan, pinjam pakai kawasan hutan untuk tambang, tukar menukar kawasan hutan untuk pemukiman,
transmigrasi dan lain-lain serta alih fungsi kawasan hutan berada pada kewenangan Dinas Kehutanan Provinsi Jambi. Tentunya semakin tinggi bobot
stakeholder tersebut menunjukkan bahwa stakeholder tersebut sebagai pengambil
keputusan.