6
1.2. Perumusan Masalah
KUD Bayongbong merupakan salah satu koperasi yang terdapat di Kabupaten Garut yang memiliki beberapa unit usaha yang menjadi pilar
penyanggah kegiatan koperasi, diantaranya meliputi Unit usaha sapi perah, Unit Waserda, Unit makanan ternak, Unit Kredit Candak Kulak KCK, Unit Listrik,
Unit SP PUK, dan Unit simpan pinjam. Sejak awal berdirinya KUD Bayongbong bisnis utamanya adalah unit usaha sapi perah. Pada unit usaha sapi perah KUD
Bayongbong memiliki 22 kelompok peternak yang tersebar dalam enam wilayah kerja KUD Bayongbong yang meliputi dua kecamatan yaitu Kecamatan
Bayongbong dan Cigedug.
Tabel 5. Perolehan Laba Unit-Unit Usaha di KUD Bayongbong Tahun 2005-2008
satuan dalam : rupiah
No Unit Usaha
Tahun 2005
2006 2007
2008
1. Sapi Perah 158.087.814,32
209.509.428,21 244.996.055,17 300.121.413,70
2. Simpan Pinjam 242.290.000,00
269.200.000,00 270.606.000,00 334.480.000,00
3. SP PUK 54.300.767,00
65.800.000,00 70.938.000,00
78.820.000,00 4. Waserda
2.533.611,00 3.721.650,00
2.179.400,00 4.348.600,00
5. Makanan Ternak 37.833.550,00
39.238.650,00 45.080.300,00
46.836.625,00 6. Pelayanan Listrik
35.300.406,00 40.121.238,00
50.572.382,00 68.315.093,00
7. Kredit Candak Kulak
KCK 809.020,00
1.027.380,00 1.373.300,00
1.101.900,00
Jumlah 531.155.168,32
621.175.046,21 685.745.437,17
834.023.631,70
Sumber : KUD Bayongbong, Tahun 2009
Peran yang diberikan unit usaha susu perah KUD Bayongbong dalam memajukan koperasi sangat dominan. Hal ini ditunjukan dengan besarnya
kontribusi perolehan laba usaha yang diperoleh setiap tahunnya serta banyaknya anggota yang terlibat dalam unit usaha sapi perah.
Tabel 6. Perkembangan Anggota KUD Bayongbong Tahun 2004-2008
satuan dalam : orang
No. Anggota Aktif
Tahun 2004
2005 2006
2007 2008
1. Unit Usaha Sapi perah
3011 2429
1463 1643
1530 2.
Unit Simpan Pinjam dan PKK 198
211 226
216 300
3. Karyawan
112 103
107 108
110
Jumlah 3321
2743 1796
1967 1940
Sumber : KUD Bayongbong, Tahun 2009
7
Berdasarkan Tabel 6, sebagian besar anggota yang tergabung dalam KUD
Bayongbong merupakan para peternak sapi yang bertanggung jawab dalam mengelola dan menjalankan usaha ternak sapi perah.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian pengembangan usaha ternak sapi perah KUD Bayongbong adalah belum mampunya KUD Bayongbong
memasok susu secara konstan permintaan IPS baik secara kualitas dan kuantitas. Berdasarkan data Laporan Tahunan KUD Bayongbong tahun 2004-2008 KUD
Bayongbong telah memasok produk susunya ke beberapa IPS seperti: PT. Indomilk, PT. Frisian Flag Indonesia FFI, dan PT Isam Diamond.
Tabel 7. Jumlah Penyaluran Susu KUD Bayongbong ke IPS Tahun 2004-2008
satuan dalam : liter
No. Tempat
Penyaluran Tahun
2004 2005
2006 2007
2008
1. PT. Indomilk
2858700 3932080
2235160 133320
- 2.
PT.FFI 5430910
2434265 3146350
6814600 8234150 3.
PT. Isam -
149820 609500
- -
4. Keperluan KUD
2325 1870
2029 2320
2320
Jumlah 8291935
6518035 5993039
6950240 8236470
Sumber : KUD Bayongbong, Tahun 2009
Pemenuhan kuantitas dan standar kualitas susu oleh KUD Bayongbong yang tidak konsisten disebabkan rendahnya kedisplinan dan kesadaran
sumberdaya manusia peternak dalam mengelola usaha peternakan sapi perahnya. Peternak masih belum memahami arti pentingya kesehatan dan kebersihan dalam
mengelola usaha. Pakan yang diberikan pada sapi masih belum berdasarkan standar pakan yang baik, selain itu lambatnya pengelolaan susu hasil perahan ke
tempat penampungan menyebabkan penurunan dari kualitas susu tersebut akibat rentan terjadinya penambahan bakteri. Kemudian dari sisi populasi sapi perah di
KUD Bayongbong saat ini belum terjadi peningkatan yang signifikan, hal ini disebabkan penjualan sapi lama dilakukan bersamaan dengan datangnya kiriman
sapi baru yang akan dikelola, akibatnya tidak terjadi penambahan pada sisi populasi sapi perah.
Permasalahan lain yang juga berpengaruh adalah kurang maksimalnya pelayanan yang diberikan KUD Bayongbong dalam memfasilitasi peternak sapi
perah menjalankan usaha ternaknya, yang berdampak pada kinerja para peternak
8 dalam mengelola usahanya. Hal ini ditunjukan dengan masih mahalnya harga
pakan tambahan serta langkanya pakan hijauan mengakibatkan peternak kurang maksimal dalam memberikan pakan tambahan tersebut. Kemudian terkait dengan
harga susu yang diterima pada tingkat peternak pun masih dirasa kurang sesuai dengan besarnya biaya yang dikeluarkan oleh peternak.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka untuk memperbaharui dan mengatasinya diperlukan suatu strategi yang tepat dalam menyelesaikan
permasalahan yang terjadi. Perumusan strategi yang akan dibentuk membutuhkan analisis dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam KUD
Bayongbong, baik faktor eksternal maupun faktor internal. Faktor eksternal organisasi meliputi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh organisasi,
sedangkan faktor internal meliputi kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini,
yaitu: 1.
Faktor lingkungan internal dan eksternal apa saja yang berpengaruh terhadap pengembangan usaha ternak sapi perah di KUD Bayongbong?
2. Alternatif strategi apakah yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha
ternak sapi perah yang sesuai dengan KUD Bayongbong?
1.3. Tujuan