59 Selain itu, belum adanya pengelolaan serta pemanfaatan terhadap kotoran ternak
limbah menjadi suatu ancaman terhadap rawan timbulnya penyakit serta pencemaran lingkungan.
6.1.2. Infrastruktur
Infrastruktur yang dimiliki KUD Mandiri Bayongbong meliputi pemenuhan fasilitas pendukung kegiatan usaha yang dijalankan. Fasilitas yang
dimiliki meliputi fasilitas kantor gedung, kendaraan operasional, ruang produksi dan pengolahan, ruang laboratorium dan pengecheckan, ruangan konsultasi dan
pelayanan anggota dan fasilitas umum lainnya. Dalam Unit usaha ternak sapi perah KUD Mandiri Bayongbong fasilitas yang mendukung berjalannya distribusi
usaha ternak adalah kendaraan operasional yang terdiri dari kendaraan pengangkut susu dari peternak, kendaraan penyalur susu ke IPS, kendaraan pengangkut pakan,
dan kendaraan kesehatan hewan.
Gambar 9. Denah KUD Bayongbong Keterangan:
1. Loket Pembayaran Listrik
2. Gudang Pakan Konsentrat
3. Ruang Keswan dan IB
4. Waserda 5. Ruang Satpam
6. Mushola 7. Taman
8. Gedung Kantor
KUD Bayongbong 9. Ruang Staf Susu
10. Lab. Rusu 11. Ruang Pengetesan
Susu 12. Ruang Chilling
13. Gudang 1
2
5
3 4
6 8
7 9
10 11
12 13
60 Pada kegiatan produksi dan pengolahan KUD Bayongbong memiliki ruang
chilling pengolahan susu, ruang laboratorium dan pengontrolan susu, dan ruang
staf khusus pengelola susu. Selain itu, dalam mengelola produksi susu KUD Bayongbong didukung oleh peralatan dan perlengkapan yang memadai sesuai
standar baku. Pemenuhan fasilitas ini ditujukan untuk mendukung kelancaran
pengelolaan produksi susu yang memiliki kualitas yang baik. 6.1.3. Stakeholders
Stakeholders merupakan seseorang, kelompok, organisasi, atau sistem
yang mempengaruhi atau dapat dipengaruhi oleh tindakan organisasi. Stakeholder
s KUD Mandiri Bayongbong terdiri dari stakeholder input, stakeholder on farm
, dan stakeholder output. Stakeholder input merupakan pihak yang memiliki kepentingan dengan KUD Bayongbong dengan usaha ternaknya
dalam hal penyediaan input seperti modal, dan bahan pakan ternak. Dalam memenuhi sumber permodalan KUD melakukan kerjasama dengan beberapa
lembaga keuangan seperti bank. Bank yang bekerjasama dengan KUD Mandiri Bayongbong dalam membantu unit ternak sapi perah yaitu Bank Harapan Saudara
BHS, Bank Negara Indonesia BNI, Bank Rakyat Indonesia BRI, Bank Central Asia BCA, Bank Mandiri, dan Bank Pendapatan Daerah BPD.
Untuk memenuhi kebutuhan pakan khususnya bahan pakan konsentrat KUD Bayongbong bekerjasama dengan beberapa pemasok seperti pengumpul
yang mampu mensuplai kebutuhan sawit, jagung, dedak, tepung telur, garam dan roti. Sedangkan, GKSI merupakan pemasok tetap kopra dan polard dan untuk
mineral dipasok oleh perusahaan penyediaan bahan mineral dari daerah Solo. KUD Mandiri Bayongbong memiliki daya tawar lebih kuat terhadap bebrapa
pemasok usaha ternak sapi perah KUD Mandiri Bayongbong. Hal ini ditunjukan dengan tidak bergantungnya KUD Mandiri Bayongbong terhadap salah satu
pemasok. Stakeholders
yang terlibat dalam kegiatan on farm adalah peternak yang juga merupakan anggota dari KUD Bayongbong. Peternak merupakan pihak yang
penting dalam hal pengelolaan ternak sapi perah, karena peternak merupakan pelaku utama dari usaha ini. Cepat lambatnya perkembangan usaha ternak sangat
bergantung dari keinginan untuk maju dari para peternak.
61 Stakeholders output merupakan pihak yang terlibat dalam menyerap hasil
produksi dari usaha ternak sapi perah yaitu susu. Saat ini susu segar yang dihasilkan oleh KUD Bayongbong hanya ditampung oleh IPS, IPS yang
menampung susu KUD Bayongbong meliputi PT. Indomilk dan PT. Frisian Flag Indonesia FFI.
Tabel 11. Persentasi Penerimaan Susu KUD Bayongbong oleh IPS
Rekapitulasi Tahun
2004 2005
2006 2007
2008 2009
Pembelian Susu dari Peternak
Kg 8.370.146
6.572.094 8.247.329
8.247.329 8.247.329
8.123.241 Penjualan Susu
ke IPS Kg 8.289.610
6.366.345 8.234.150
8.234.150 8.234.150
8.057.870 Selisih
80.536 205.749
13.179 13.179
13.179 65.371
Presentasi Penerimaan
Susu ke IPS 99,03782
96,86935 99,8402
99,8402 99,8402
99,19526 Sumber : KUD Bayongbong, Tahun 2009
Berdasarkan Tabel 11, Produksi susu yang dihasilkan KUD Bayongbong
mencapai lebih dari delapan ribu ton setiap tahunnya, sedangkan rata-rata presentasi penyerapan susu yang dilakukan IPS setiap tahunnya terhadap susu
segar KUD Bayongbong mencapai 98,5 persen. Hal tersebut menunjukan kualitas susu KUD Bayongbong cukup terjamin untuk diterima oleh IPS.
Stakeholders dalam usaha ternak sapi perah KUD Bayongbong memiliki
peran dan kepentingan yang berbeda-beda. Stakeholders memiliki kepentingan dalam mempengaruhi hasil usaha baik secara positif atau negatif. Mereka pun
memiliki kekuatan tawar menawar dalam dalam menentukan pengaruhnya dalam usaha yang dijalankan. Berikut rincian stakeholders yang memiliki peran,
kepentingan serta memberikan pengaruh terhadap kegiatan usaha ternak sapi perah KUD Bayongbong.
62
Tabel 12. Analisis Pengaruh Stakeholders terhadap Usaha Ternak Sapi Perah
KUD Bayongbong
Stakeholders Peran yang terkait
Kepentingannya Kekuatan
Pengaruhnya +
- Kuat
Lemah
GKSI Pemasok Kopra, dan Polard
v -
v -
Pengumpul Pemasok, Dedak, Jagung,
Tepung telu, Bubuk Roti v
- -
v Lembah Hijau
Multifarm Pemasok Garam dan
Mineral v
- v
- Bank
Pinjaman Modal Keuangan v
- v
Peternak Pengelola Hewan Ternak
v -
- v
IPS Penerima Susu Segar
v -
v -
Tabel 12, menunjukan bahwa masing-masing stakeholders terkait
memberikan kepentingan positif terhadap berjalannya usaha ternak sapi perah KUD Bayongbong hal ini ditunjukan dengan upaya saling melengkapi dan
menunjang kebutuhan diantara stakeholders. Pengaruh kekuatan tawar menawar
stakeholders masing-masing berbeda. GKSI, Lembah Multifarm, Bank dan IPS
memiliki pengaruh yang kuat terhadap usaha ternak sapi perah KUD Bayongbong karena pihak-pihak tersebut memiliki ketentuan yang disepakati bersama yang
harus dipenuhi KUD Bayongbong untuk menjaga keberlanjutan usaha ternaknya. KUD Bayongbong memiliki pengaruh kuat pada pihak pengumpul dan peternak
karena KUD Bayongbong memiliki kemampuan dalam mengelola dan mengatur
kepentingan yang terkait dalam menjalankan usaha ternaknya.
6.1.4. Institusi Intitusi merupakan suatu organisasi atau lembaga yang mampu menunjang
serta mendukung sistem agribisnis usaha ternak sapi perah KUD Bayongbong. Institusi yang terkait dalam usaha ternak sapi perah KUD Bayongbong terdiri dari
lembaga keuangan, asosiasi peternak atau koperasi susu, dan lembaga pemerintahan. Lembaga keuangan merupakan suatu institusi yang mampu
mendukung KUD Bayongbong dalam memberikan modal keuangan, dan institusi keuangan dapat berasal dari perbankan atau non perbankan. Dalam menunjang
permodalan, masing-masing institusi keuangan memiliki kententuan yang harus dipenuhi dalam menjaga kelancaran kerjasama yang dilakukan. Bentuk dukungan
63 yang diberikan institusi keuangan dapat berupa pinjaman modal kredit dengan
bunga ringan tanpa agunan. KUD Bayongbong sebagai salah koperasi susu di Jawa Barat tentunya
menginduk sebagai anggota dari Gabungan Koperasi Susu Indonesia GKSI Jawa Barat. Peran GKSI merupakan suatu lembaga yang mampu menunjang
kepentingan dan kebutuhan koperasi susu yang merupakan wakil dari para peternak lokal. Bentuk dukungan yang diberikan GKSI berupa penyuluhan dan
pembinaan, pemenuhan kebutuhan input peternak serta sebaga media konsultasi terhadap permasalahan dan kendala yang dihadapi peternak.
Lembaga pemerintahan merupakan pihak yang menetapkan kebijakan-
kebijakan yang berkaitan dengan perkembangan usaha ternak. Kebijakan yang ditetapkan seharusnya mampu mendukung dan menunjuang terhadap kemajuan
usaha ternak yang dijalankan oleh para peternak dan perindustri susu di Indonesia. Saat ini perkembangan industri susu Indonesia berkembangan dengan pesat,
namun pemerintah masih kurang memperhatikan kondisi para peternak lokal. Hal ini dikarenakan kebijakan-kebijakan yang ada kurang mengangkat dan kurang
mewakili kepentingan para peternak lokal. 6.2. Lingkungan Internal Unit Ternak Sapi Perah KUD Bayongbong
Analisis lingkungan internal organisasi adalah analisis berdasarkan faktor- faktor yang berasal dari dalam organisasi dan umumnya dapat dikendalikan oleh
manajemen organisasi. Analisis lingkungan internal organisasi digunakan untuk mengetahui kemampuan organisasi dalam mencapai kinerja dan mampu
mengungguli para pesaing competitor. Dalam menganalisis lingkungan internal organisasi perlu memperhatikan beberapa bidangfungsional organisasi yang
meliputi manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi manajemen.
6.2.1. Manajemen