83
15
Data Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia Lampiran 6
16
Revitalisasi Peternakan Sapi Perah Harus Digalakan. 10 November 2009. http:www.iasa-pusat.org
. Diakses 6 November 2010
6.3.2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan
Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang memiliki karakteristik laju pertumbuhan ekonomi yang cukup baik diikuti dengan laju
pertumbuhan yang pesat
15
. Peningkatan jumlah penduduk saat ini memberikan dampak yang besar terhadap peningkatan permintaan demand produk pangan
masyarakat. Selain itu, perkembangan masyarakat saat ini lebih ke arah yang lebih maju baik dari segi pendapatan maupun tingkat pengetahuan masyarakat
mengenai pentingnya nilai gizi pangan. Hal ini membuat masyarakat cenderung lebih meningkatkan konsumsi pangan yang mengandung gizi tinggi. Salah satu
produk pangan yang terus mengalami peningkatan permintaan setiap tahunnya adalah susu. Peningkatan tersebut ditandai dengan meningkatnya konsumsi susu
per kapita dari tahun ke tahun, mulai dari 5,79 kg per kapita pada tahun 2001 dan meningkat menjadi 6,8 kg per kapita pada tahun 2005 Ditjen Bina Produksi
Peternakan, 2009. Menurut Ditjennak, Peningkatan konsumsi susu nasional tidak diimbangi
dengan peningkatan produksi susu nasional. Dimana konsumsi susu masyarakat Indonesia terus meningkat dari 883.758 ton pada tahun 2001 menjadi 1.758.243
ton pada tahun 2007 atau terjadi peningkatan sebesar 98.9 selama kurun waktu 6 tahun dan diprediksikan akan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya.
Produksi susu yang tidak berkembang tersebut dapat kita lihat dari jumlah populasi sapi yang relatif tetap stagnan, bahkan produksi dan produktivitas susu
menunjukkan tren yang menurun dari tahun ke tahun akibat terbatasnya kemampuan produksi susu nasional.
Pengembangan sektor peternakan khususnya usaha ternak sapi perah di Indonesia saat ini perlu dilakukan karena kemampuan pasok susu peternak lokal
saat ini baru mencapai 25 persen sampai 30 persen dari kebutuhan susu nasional Direktorat Jenderal Peternakan, 2007. Besarnya volume impor susu menunjukan
prospek pasar yang sangat besar dalam usaha peternakan sapi perah untuk menghasilkan susu sapi segar sebagai produk substitusi susu impor
16
. Pada sisi budaya, minum susu saat ini belum menjadi kebiasaan bagi
bangsa Indonesia. Susu hanyalah salah satu makanan bergizi yang sampai saat ini masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Karena harga susu mahal dan
84
17
Konsumsi Susu Segar Masih Rendah. 1 Juni 2010. http:bataviase.co.id
. Diakses 10 November 2010
18
Program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah diluncurkan. 13 Agustus 2010. http:www.tempointeraktif.com
. Diakses 10 November 2010
budaya minum susu belum tertanam di kalangan masyarakat. Saat ini, tingkat konsumsi susu segar masyarakat Indonesia terus meningkat. Meski begitu,
dibandingkan dengan konsumsi susu di banyak negara lain, Indonesia masih tertinggal jauh. Saat ini tingkat konsumsi susu segar masyarakat Indonesia adalah
10,47 liter per kapita per tahun. Konsumsi susu tersebut meningkat dibandingkan dengan tahun 2009 yang baru mencapai 7,7 liter per kapita pertahun.
Peningkatan konsumsi susu itu masih jauh tertinggal dibandingkan dengan konsumsi susu penduduk Malaysia serta di negara-negara maju seperti Jepang dan
AS. Saat ini tingkat konsumsi susu segar masyarakat Malaysia mencapai 27 liter per kapita per tahun, Jepang 37 liter per kapita per tahun, AS 83,9 liter per kapita
per tahun, dan Belanda 120 liter per kapita per tahun
17
. Untuk menanggulangi permasalahan rendahnya konsumsi susu serta
tingkat gizi masyarakat pemerintah melaksanakan program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah PMTAS. Program ini bertujuan untuk memperbaiki
asupan gizi peserta didik di tingkat TK dan SD, sehingga diharapkan dapat meningkatkan ketahanan fisik, minat, dan kemampuan belajar. Program ini
merupakan realisasi dari Inpres No. 1 Tahun 2010 itu rencananya menjangkau 27 kabupaten di 27 provinsi yang merupakan kabupaten tertinggal dan persentase
penduduk miskinnya besar. Sasarannya adalah 1,2 juta siswa TK dan SD, serta 185 ribu siswa Raudhatul Athfal RA dan Madrasah Ibtidaiyah MI yang
setingkat TK dan SD. Total anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan tersebut sebesar Rp 218 miliar dari APBNP. Biaya per siswa sekali makan adalah Rp
2.250 untuk kawasan Indonesia barat, dan Rp 2.600 untuk kawasan Indonesia timur
18
. Kondisi sosial, demografi, budaya dan lingkungan masyarakat saat ini dapat dijadikan suatu peluang bagi para pelaku usaha ternak sapi perah untuk
terus menggenjot produksi serta menjaga kualitas produk yang dihasilkan, guna memasok kebutuhan susu yang masih tinggi serta sebagai upaya mendukung dan
mensukseskan peningkatan gizi masyarakat Indonesia.
6.3.3. Kekuatan Politik, Pemerintahan, dan Hukum