Manajemen Analisis Situasi 1. Biofisik

63 yang diberikan institusi keuangan dapat berupa pinjaman modal kredit dengan bunga ringan tanpa agunan. KUD Bayongbong sebagai salah koperasi susu di Jawa Barat tentunya menginduk sebagai anggota dari Gabungan Koperasi Susu Indonesia GKSI Jawa Barat. Peran GKSI merupakan suatu lembaga yang mampu menunjang kepentingan dan kebutuhan koperasi susu yang merupakan wakil dari para peternak lokal. Bentuk dukungan yang diberikan GKSI berupa penyuluhan dan pembinaan, pemenuhan kebutuhan input peternak serta sebaga media konsultasi terhadap permasalahan dan kendala yang dihadapi peternak. Lembaga pemerintahan merupakan pihak yang menetapkan kebijakan- kebijakan yang berkaitan dengan perkembangan usaha ternak. Kebijakan yang ditetapkan seharusnya mampu mendukung dan menunjuang terhadap kemajuan usaha ternak yang dijalankan oleh para peternak dan perindustri susu di Indonesia. Saat ini perkembangan industri susu Indonesia berkembangan dengan pesat, namun pemerintah masih kurang memperhatikan kondisi para peternak lokal. Hal ini dikarenakan kebijakan-kebijakan yang ada kurang mengangkat dan kurang mewakili kepentingan para peternak lokal. 6.2. Lingkungan Internal Unit Ternak Sapi Perah KUD Bayongbong Analisis lingkungan internal organisasi adalah analisis berdasarkan faktor- faktor yang berasal dari dalam organisasi dan umumnya dapat dikendalikan oleh manajemen organisasi. Analisis lingkungan internal organisasi digunakan untuk mengetahui kemampuan organisasi dalam mencapai kinerja dan mampu mengungguli para pesaing competitor. Dalam menganalisis lingkungan internal organisasi perlu memperhatikan beberapa bidangfungsional organisasi yang meliputi manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi manajemen.

6.2.1. Manajemen

Fungsi manajemen terdiri atas lima aktivitas pokok yaitu, perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penempatan staf, dan pengontrolan atau pengendalian David, 2009. 64 6.2.1.1. Perencanaan Perencanaan selalu dilakukan KUD Bayongbong setiap tahunnya guna meningkatkan kinerja unit ternak sapi perah. Penyusunan rencana untuk tahun selanjutnya merupakan hasil evaluasi usaha ternak sapi perah RUA sebelumnya. Berdasarkan Laporan Tahunan KUD Bayongbong Tahun Buku 2009, dalam rangka peningkatan kualitas dan kuantitas susu, KUD Bayongbong merencanakan upaya-upaya pada tahun 2010 sebagai berikut: meningkatkan harga susu di tingkat peternak, meningkatkan kualitas pakan ternak dan penyerapannya, pembinaan kepada para anggota dalam perbaikan kulitas susu, mempertahankan populasi sekaligus mencegah penjualan sapi ke luar wilayah kerja KUD Bayongbong, bekerjasama dengan pihak perbankan yaitu Bank Mandiri untuk pinjaman modal anggota dalam penambahan populasi ternak, melengkapi sarana yang masih kurang seperti tangki lapangan, dan alat-alat laboratorium, serta bekerjasama dengan pemerintah dalam upaya meningkatkan penanganan usaha sapi perah sehingga menghasilkan usaha yang optimal. 6.2.1.2. Pengorganisasian Pengambil keputusan tertinggi dalam pengorganisasian KUD Bayongbong adalah Rapat Anggota Tahunan RAT. Oleh karena itu segala keputusan yang berkaitan dengan kebijakan di KUD harus berdasarkan kesepakatan anggota. Dalam manajemen pengelolaannya unit ternak sapi perah dikelola oleh pengurus dibawah koordinasi manajer divisi peternakan dan kendaraan yang membawahi sub divisi bagian MC, sub divisi bagian makanan ternak, dan bagian populasi sapi. Sub divisi MC bertanggung jawab terhadap pengontrolan kualitas susu yang dihasilkan peternak serta menjamin pemasaran susu ke IPS agar kualitas susu yang diminta sesuai dengan standar kebutuhan IPS. Pada sub divisi bagian makanan ternak pengelolaan difokuskan pada keterjaminan makanan ternak sapi perah. Upaya menjaga ketersediaan makanan ternak dikelola melalui unit makanan ternak dimana unit ini mampu menyediakan fasilitas kendaraan operasional untuk penyediaan pakan hijauan dan mampu memproduksi makan ternak konsentrat secara mandiri. Kemudian untuk sub divisi bagian populasi sapi menjamin pelestarian ternak, kebersihan serta kesehatan ternak. Sub divisi ini 65 memiliki tenaga penyuluh lapang dan dokter hewan yang melakukan aktivitas menjaga kebersihan, kesehatan dan pelestarian ternak sapi perah. 6.2.1.3. Pemberian Motivasi Anggota Pemberian motivasi KUD Bayongbong terhadap peternak sapi perah dilakukan melalui upaya penyuluhan secara intensif serta pemberian penghargaan terhadap peternak yang dapat memberikan prestasi dalam mengelola hewan ternak, menjaga kualitas serta kuantitas susu yang dihasilkannya. Penghargaan diberikan setiap tahunnya bersamaan dengan penyelenggaraan Rapat Anggota Tahunan RAT. 6.2.1.4. Pengelolaan Anggota Pengelolaan anggota yang dilakukan KUD Bayongbong berbeda dengan konsep perusahaan yang dilakukan pada umumnya. Upaya perekrutan anggota yang dilakukan KUD tidak terdapat kriteria khusus, selama memiliki keinginan, komitmen serta tujuan yang sama yaitu ingin untuk mengembangkan usaha ternak sapi perah. Pelatihan dan pengembangan anggota yang dilakukan KUD Bayongbong dalam mengembangkan unit ternak sapi perah yaitu melalui upaya penyuluhan berkala mengenai cara berternak sapi yang sehat dan tertib. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan kualitas dan kuantitas susu yang baik. Untuk sistem kompensasi yang diberikan kepada anggota bergantung pada peran dari anggota dalam berkontribusi menghasilkan kapasitas susu yang tinggi, sedangkan tingkat harga yang diterima oleh setiap peternak sapi perah sama. 6.2.1.5. PengendalianKontrol Pengendalian mengacu pada semua aktivitas manajerial yang diarahkan untuk memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan. Dalam unit ternak sapi perah pengendalian dilakukan melalui pengontrolan ke lapangan mulai dari penyediaan makanan ternak hingga susu tersebut dipasarkan ke IPS. Pengendalian dalam penyediaan makanan ternak dilakukan pada pemilihan pemasok bahan baku pakan konsentrat guna menghasilkan pakan ternak berkualitas. Kemudian pengontrolan dalam kegiatan budidaya sapi perah 66 dilakukan melalui pengontrolan oleh tim penyuluh dan dokter hewan yang secara berkala berkeliling pada setiap peternak. Pengontrolan pun dilakukan pada saat proses pengambilan susu oleh KUD Bayongbong dari peternak terdapat prosedur pengontrolan susu yang akan dilakukan di lapangan menggunakan peralatan pengukur standar kualitas susu. Pengontrolan dilakukan standar kualitas susu tidak hanya dilakukan dilapangan saja, pengontrolan dilakukan juga saat susu diterima di KUD Bayongbong hingga susu akan dipasarkan ke IPS. Kegiatan pengontrolan susu tersebut selanjutnya diinput dan diolah untuk mengetahui kadar di dalam susu yang telah dihasilkan, kemudian data hasil olahan diterbitkan setiap harinya sebagai bahan evaluasi terhadap kualitas susu yang dihasilkan. Selain pengecheckan lapangan terkait kualitas susu, terdapat juga pengontrolan pendistribusian susu. Pengontrolan ini terkait dengan adanya kebijakan rayonisasi yang disepakati oleh masing-masing KUD yang terdapat di Kabupaten Garut. Kebijakan rayonisasi merupakan kebijkan yang mengatur wilayah kerja KUD di daerah setempat. Pengontrolan terkait wilayah kerja ini sering mengalami kendala, kondisi dilapangan menunjukan terdapat penyelewengan yang dilakukan peternak. Kadang kala demi memperoleh keuntungan yang lebih baik peternak sering mengabaikan aturan akan adanya wilayah kerja masing-masing KUD. Hal ini sangat rawan terjadi pada daerah- daerah perbatasan antar KUD. Akibat rendahnya pengontrolan yang dilakukan KUD Bayongbong sering kali terjadi pendistribusian susu ke luar wilayah kerja.

6.2.2. Pemasaran