Pemasaran Analisis Situasi 1. Biofisik

66 dilakukan melalui pengontrolan oleh tim penyuluh dan dokter hewan yang secara berkala berkeliling pada setiap peternak. Pengontrolan pun dilakukan pada saat proses pengambilan susu oleh KUD Bayongbong dari peternak terdapat prosedur pengontrolan susu yang akan dilakukan di lapangan menggunakan peralatan pengukur standar kualitas susu. Pengontrolan dilakukan standar kualitas susu tidak hanya dilakukan dilapangan saja, pengontrolan dilakukan juga saat susu diterima di KUD Bayongbong hingga susu akan dipasarkan ke IPS. Kegiatan pengontrolan susu tersebut selanjutnya diinput dan diolah untuk mengetahui kadar di dalam susu yang telah dihasilkan, kemudian data hasil olahan diterbitkan setiap harinya sebagai bahan evaluasi terhadap kualitas susu yang dihasilkan. Selain pengecheckan lapangan terkait kualitas susu, terdapat juga pengontrolan pendistribusian susu. Pengontrolan ini terkait dengan adanya kebijakan rayonisasi yang disepakati oleh masing-masing KUD yang terdapat di Kabupaten Garut. Kebijakan rayonisasi merupakan kebijkan yang mengatur wilayah kerja KUD di daerah setempat. Pengontrolan terkait wilayah kerja ini sering mengalami kendala, kondisi dilapangan menunjukan terdapat penyelewengan yang dilakukan peternak. Kadang kala demi memperoleh keuntungan yang lebih baik peternak sering mengabaikan aturan akan adanya wilayah kerja masing-masing KUD. Hal ini sangat rawan terjadi pada daerah- daerah perbatasan antar KUD. Akibat rendahnya pengontrolan yang dilakukan KUD Bayongbong sering kali terjadi pendistribusian susu ke luar wilayah kerja.

6.2.2. Pemasaran

Sasaran pemasaran koperasi berbeda dengan perusahaan yang pada umunya. Dalam koperasi sasaran pemasaran tidak hanya memaksimumkan keuntungan saja, melainkan perlu memaksimumkan output, meminimumkan biaya rata-rata, keseimbangan kompetitif, dan memaksimumkan deviden SHU per anggota guna memberikan pelayanan dan kesejahteraan terhadap anggota. Untuk mencapai pemasaran yang optimal organisasi perlu memperhatikan konsumen, penjualan produk, perencanaan produksi, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran dan analisis peluang pasar. 67 6.2.2.1. Analisis Pelanggan Pelanggan produk unit ternak sapi perah KUD Bayongbong merupakan industri pengolahan susu IPS yang membutuhkan konsumsi susu segar dalam jumlah yang besar. Konsumsi terhadap susu segar tersebut, selanjutnya akan diolah menjadi berbagai macam produk olahan susu. PT. Indomilk, dan PT. Frisian Flag Indonesia merupakan industri pengolahan susu yang menampung hasil susu KUD Bayongbong. Dalam proses menyerap susu segar dari peternak, IPS menetapkan standar kualitas susu yang harus dipenuhi KUD. Hal ini berkaitan dengan upaya perusahaan dalam menjaga citra perusahaan terhadap produk olahan susu yang dihasilkan, melihat kondisi masyarakat yang semakin selektif dan kritis dalam menggunakan produk olahan susu. Namun, di sisi lain adanya penetapan standar penerimaan susu IPS ini hanyalah strategi yang di terapkan oleh perusahaan untuk memberi peluang besar konsumsi susu impor serta menghambat penyerapan susu lokal. Secara umum saat ini standar kualitas susu yang diterapkan perusahaan meliputi komponen Total Solid TS, Total Plate Count TPC, Fat Lemak Susu, Solid Non Fat SNF, Freezing Point, Lactose, Ph, dan Antibiotik. Berikut rincian standar kualitas susu yang diterapkan : - TPC : 5 juta ml susu - TS : 11.3 - Fat : +- 4 - SNF : +- 8 - Freezing Point : 0.565 - Lactose : 4.6 - Ph : 6.9 - Antibiotik : - Hingga saat ini produksi akan susu segar dari peternak dalam negeri masih belum memenuhi kebutuhan produksi perusahaan. Masing-masing perusahaan hanya mampu menyerap kurang lebih 400-475 ton per hari susu segar dari peternak. Jumlah itu hanya memenuhi 20-25 persen dari kebutuhan perusahaan, sedangkan sisanya IPS menyerap dari susu impor. 6.2.2.2. Penjualan Produk KUD Bayongbong merupakan koperasi yang mampu memproduksi susu dan menjualnya dalam bentuk susu segar melalui unit ternak sapi perahnya kepada 68 8 Harga Susu Bubuk Dunia Naik, Harga Frisian Flag Masih Bertahan. 20 Oktober 2010. http:indocashregister.com . Diakses 9 November 2010 IPS. Penjualan susu KUD Bayongbong dilakukan kepada dua perusahaan IPS di Indonesia yaitu PT. Indomilk dan PT. Frisian Flag Indonesia. Perkembangan penjualan susu KUD Bayongbong mengalami tren peningkatan pada salah satu IPS dan tren penurunan pada IPS lainnya. Namun saat ini, KUD Bayongbong hanya mampu memasok satu IPS yaitu Frisian Flag Indonesia. Kondisi ini disebabkan karena permintaan terhadap susu di masing-masing IPS semakin meningkat sedangkan produksi susu yang dihasilkan peternak KUD Bayongbong belum mampu memenuhi kapasitas permintaan yang dibutuhkan. Perkembangan Penjualan Susu KUD Mandiri Bayongbong Ke IPS Tahun 2004-2009 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 6000000 7000000 8000000 9000000 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Tahun L it e r S u s u PT. Indomilk PT. FFI Gambar 10. Perkembangan Penjualan Susu KUD Bayongbong ke IPS Tahun 2004-2009 Berdasarkan Manajer Komunikasi Frisian Flag Indonesia, Anton mengatakan bahwa ”Kebutuhan bahan baku susu Frisian Flag sebesar 1.900 ton per hari, hanya 25 nya atau sekitar 475 ton yang disuplai dari dalam negeri. Sisanya, sekitar 1.425 ton bahan baku susu Frisian Flag masih diimpor ” 8 . Oleh karena itu saat ini KUD Bayongbong harus terus berupaya untuk melakukan peningkatan produksi susu baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya untuk memenuhi permintaan IPS tersebut. 6.2.2.3. Perencanaan Produksi Perencanaan produksi unit ternak sapi perah KUD Bayongbong saat ini difokuskan pada pemenuhan standar kualitas susu yang diterapkan oleh IPS serta 69 9 Indonesi Perlu Genjot Produksi Susu Nasional. 5 Maret 2010. http:www.kontan.co.id Diakses 20 Oktober 2010 peningkatan kuantitas susu yang dihasilkan oleh sapi perah. Fokus rencana tersebut dilakukan karena semakin ketatnya standar kualitas susu yang diterapkan IPS, serta gencarnya akses impor susu yang dipermudah dengan penerapan bea masuk nol persen. Jumlah kapasitas susu yang dihasilkan KUD Bayongbong pun perlu mendapat perhatian khusus. Hal ini disebabkan semakin meningkatnya permintaan akan susu, sebagai dampak dari peningkatan jumlah penduduk dan pola hidup masyarakat yang sadar akan pentingnya kesehatan 9 . Dalam mencapai rencana produksi tersebut KUD Bayongbong menerapkan motto ”Sapiku Sehat, Susunya Enak, Peternakku Kuat ”. Upaya yang dilakukan berbentuk kegiatan penyuluhan dan pengontrolan kesehatan ternak, dan pemenuhan kelengkapan fasilitas pengontrolan kualitas susu dengan berstandar industri. 6.2.2.4. Penetapan Harga Penetapan harga susu IPS kepada KUD bergantung pada kualitas susu yang dihasilkan. Saat ini susu yang disalurkan KUD Bayongbong ke IPS mencapai harga rata-rata Rp 3.400 - 3.600 per liter. Sedangkat tingkat harga rata- rata susu di tingkat peternak mencapai Rp. 2.700 – 3000 per liter. Berikut data harga susu di tingkat peternak berdasarkan Laporan Tahunan KUD Bayongbong Tahun Buku 2006-2009. Perkembangan Harga Susu KUD Mandiri Bayongbong Tahun 2006-2009 500 1000 1500 2000 2500 3000 2006 2007 2008 2009 Tahun R u p ia h R p Perkembangan Harga Susu Gambar 11. Perkembangan Harga Susu KUD Bayongbong di Tingkat Peternak Tahun 2006-2009 70 Gambar 11, menunjukan bahwa tren perkembangan harga susu KUD Bayongbong di tingkat peternak semakin meningkat. Hal ini menunjukan bahwa kualitas susu yang dihasilkan semakin baik. Jaminan kualitas susu ini yang membuat KUD Mandiri Bayongbong semakin percaya diri untuk terus mengembangkan usaha ternak sapi perah. 6.2.2.5. Distribusi Saluran distribusi susu yang dilakukan KUD Bayongbong yaitu dimulai dari peternak, kemudian dilakukan proses dan pengechekan standar industri oleh KUD, hingga pada penyaluran langsung ke IPS. Dalam pendistribusian susu ini, KUD Bayongbong menyediakan beberapa unit kendara operasional pada masing- masing wilayah peternak untuk mengangkut susu, dan kendaraan operasional penyalur ke IPS. Dalam pendistribusian susu dari peternak hingga ke IPS terdapat proses pengecheckan dan pengolahan susu yang dilakukan KUD Bayongbong guna menjamin kualitas susu yang disalurkan ke IPS. Proses pengontrolan pertama berawal dari pengambilan susu dari peternak yang dilakukan pada pos- pos penampungan susu KUD di daerah setempat. Pengontrolan ini meliputi tes total solid TS, berat jenis, serta suhu susu. Setelah susu dinyatakan lolos check maka susu dimasukan kedalam tangki penampungan untuk kemudian dibawa ke KUD dilakukan proses berikutnya. Gambar 12. Proses Pengontrolan Distribusi Susu KUD Bayongbong Setelah tiba di KUD susu kemudian dilakukan pengontrolan kedua yang mencakup test TS, berat jenis dan suhu susu, kemudian susu diambil sample contoh susu ke laboratorium untuk kemudian dicheck kandungan susu yang meliputi: TPC, Fat, TS, Laktosa, Protein dan sebagainya. Proses lanjutan dari Peternak Pos Penampungan Check 1 Tangki Penampungan 1 KUD Check 2 Tangki Penampungan 2 Check 3 IPS Chilling 71 tangki penampungan pertama adalah proses chilling, proses ini merupakan kegiatan pengolahan susu untuk sterilisasi susu yang dihasilkan. Setelah proses chilling susu kemudian dimasukan ke tangki penampungan kedua dan dilakukan pengecheckan terakhir sebelum susu disalurkan ke IPS, di dalam tangki penampungan susu dikondisikan pada suhu lima hingga enam derajat celcius untuk menghambat perkembangan bakteri selama perjalanan. Susu yang telah mengalami proses pengecheckan dan pengolahan berdasarkan standar industri selanjutnya dikirim ke IPS. Distribusi susu dari koperasi menuju IPS cukup memakan banyak risiko pengurangan susu mulai dari penyusutan, dan tumpah lapang. Jarak KUD dengan IPS kurang lebih mencapai 209 - 221 Km. Lokasi IPS terletak di Jl. Raya Bogor Km. 5, Pasar Rebo - Cijantung, Jakarta yang merupakan alamat dari PT. FRISIAN FLAG INDONESIA serta PT. INDOLAKTO factory Jakarta atau PT. INDOMILK yang terletak di Jl. Raya Bogor Km.26,6 Jakarta.

6.2.3. Keuangan Akuntansi