Kekuatan Politik, Pemerintahan, dan Hukum
84
17
Konsumsi Susu Segar Masih Rendah. 1 Juni 2010. http:bataviase.co.id
. Diakses 10 November 2010
18
Program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah diluncurkan. 13 Agustus 2010. http:www.tempointeraktif.com
. Diakses 10 November 2010
budaya minum susu belum tertanam di kalangan masyarakat. Saat ini, tingkat konsumsi susu segar masyarakat Indonesia terus meningkat. Meski begitu,
dibandingkan dengan konsumsi susu di banyak negara lain, Indonesia masih tertinggal jauh. Saat ini tingkat konsumsi susu segar masyarakat Indonesia adalah
10,47 liter per kapita per tahun. Konsumsi susu tersebut meningkat dibandingkan dengan tahun 2009 yang baru mencapai 7,7 liter per kapita pertahun.
Peningkatan konsumsi susu itu masih jauh tertinggal dibandingkan dengan konsumsi susu penduduk Malaysia serta di negara-negara maju seperti Jepang dan
AS. Saat ini tingkat konsumsi susu segar masyarakat Malaysia mencapai 27 liter per kapita per tahun, Jepang 37 liter per kapita per tahun, AS 83,9 liter per kapita
per tahun, dan Belanda 120 liter per kapita per tahun
17
. Untuk menanggulangi permasalahan rendahnya konsumsi susu serta
tingkat gizi masyarakat pemerintah melaksanakan program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah PMTAS. Program ini bertujuan untuk memperbaiki
asupan gizi peserta didik di tingkat TK dan SD, sehingga diharapkan dapat meningkatkan ketahanan fisik, minat, dan kemampuan belajar. Program ini
merupakan realisasi dari Inpres No. 1 Tahun 2010 itu rencananya menjangkau 27 kabupaten di 27 provinsi yang merupakan kabupaten tertinggal dan persentase
penduduk miskinnya besar. Sasarannya adalah 1,2 juta siswa TK dan SD, serta 185 ribu siswa Raudhatul Athfal RA dan Madrasah Ibtidaiyah MI yang
setingkat TK dan SD. Total anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan tersebut sebesar Rp 218 miliar dari APBNP. Biaya per siswa sekali makan adalah Rp
2.250 untuk kawasan Indonesia barat, dan Rp 2.600 untuk kawasan Indonesia timur
18
. Kondisi sosial, demografi, budaya dan lingkungan masyarakat saat ini dapat dijadikan suatu peluang bagi para pelaku usaha ternak sapi perah untuk
terus menggenjot produksi serta menjaga kualitas produk yang dihasilkan, guna memasok kebutuhan susu yang masih tinggi serta sebagai upaya mendukung dan
mensukseskan peningkatan gizi masyarakat Indonesia.