71 tangki penampungan pertama adalah proses chilling, proses ini merupakan
kegiatan pengolahan susu untuk sterilisasi susu yang dihasilkan. Setelah proses chilling
susu kemudian dimasukan ke tangki penampungan kedua dan dilakukan pengecheckan terakhir sebelum susu disalurkan ke IPS, di dalam tangki
penampungan susu dikondisikan pada suhu lima hingga enam derajat celcius untuk menghambat perkembangan bakteri selama perjalanan.
Susu yang telah mengalami proses pengecheckan dan pengolahan berdasarkan standar industri selanjutnya dikirim ke IPS. Distribusi susu dari
koperasi menuju IPS cukup memakan banyak risiko pengurangan susu mulai dari penyusutan, dan tumpah lapang. Jarak KUD dengan IPS kurang lebih mencapai
209 - 221 Km. Lokasi IPS terletak di Jl. Raya Bogor Km. 5, Pasar Rebo - Cijantung, Jakarta yang merupakan alamat dari PT. FRISIAN FLAG
INDONESIA serta PT. INDOLAKTO factory Jakarta atau PT. INDOMILK yang terletak di Jl. Raya Bogor Km.26,6 Jakarta.
6.2.3. Keuangan Akuntansi
Pada KUD Bayongbong kondisi keuangan dapat dilihat dari sumber permodalan yang dimiliki KUD dengan Sisa Hasil Usaha SHU yang diberikan
kepada anggotanya. 6.2.3.1. Sumber Permodalan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman.
Sebagai badan usaha, koperasi harus memiliki ekuitas sebagai modal perusahaan. Atas dasar itu kedudukan dan status modal koperasi secara hukum dipertegas
dengan menetapkan modal sendiri yang merupakan modal ekuitas, sedang modal pinjaman merupakan modal penunjang.
Dalam pasal 41 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian menyebutkan bahwa 1 Modal koperasi terdiri atas modal sendiri
dan modal pinjaman; 2 Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah; 3 Modal pinjaman dapat berasal dari
anggota, koperasi lainnya danatau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbit obligasi dan surat utang lainnya dan sumber lainnya yang sah.
72 Berdasarkan Laporan Tahunan KUD Bayongbong Tahun Buku 2009,
modal kerja yang dimiliki KUD Bayongbong sebagai sumber yang digunakan untuk kegiatan usahanya, antara lain:
1. Simpanan Pokok dan Wajib : Rp. 568.566.115,00
2. Modal Donasi : Rp. 750.000,00
3. Cadangan : Rp. 1.102.444.202,58
4. Investasi : Rp. 1.718.643.041,00
5. Dana Pemupukan Modal : Rp. 2.919.662.661,53
6. SHU Tahun 2009 : Rp. 743.451.302,60 +
Jumlah
Rp. 7.053.517.322,71 Dalam memenuhi permodalannya KUD Bayongbong khususnya unit
ternak sapi perah bekerjasama dengan beberapa lembaga keuangan seperti bank- bank negeri maupun swasta. Bank yang bekerjasama dengan KUD Bayongbong
dalam membantu unit ternak sapi perah yaitu Bank Harapan Saudara BHS, Bank Negara Indonesia BNI, Bank Rakyat Indonesia BRI, Bank Central Asia
BCA, Bank Mandiri, dan Bank Pendapatan Daerah BPD. 6.2.3.2. Sisa Hasil Usaha SHU
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang
diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. SHU
setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta
digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari koperasi sesuai dengan keputuan Rapat Anggota. Laporan Tahunan KUD
Bayongbong Tahun Buku 2004-2009, perkembangan SHU dari Keseluruhan KUD Bayongbong mengalami tren yang meningkat.
73
Perkembangan SHU Keseluruhan KUD Bayongbong Tahun 2004-2009
100000000 200000000
300000000 400000000
500000000 600000000
700000000 800000000
900000000
2004 2005
2006 2007
2008 2009
Tahun B
es a
r S
H U
R p
Perkembangan SHU KUD
Gambar 13. Perkembangan SHU Keseluruhan KUD Mandiri Bayongbong
Tahun 2004-2009 Sedangkan perkembangan perolehan untuk masing-masing unit usaha
yang dikelola oleh KUD Bayongbong bervariatif. Tren Peningkatan terjadi pada beberapa unit usaha seperti unit ternak sapi perah, unit listrik, unit makanan
ternak, dan unit KCK. Namun terjadi tren penurunan pada beberapa unit usaha seperti unit simpan pinjam dan unit SP PUK.
Perkembangan SHU Unit Usaha KUD Bayongbong Tahun 2004-2009
-100000000 100000000
200000000 300000000
400000000 500000000
600000000
2004 2005
2006 2007
2008 2009
Tahun B
es a
r S
H U
R p
Sapi Perah Makanan Ternak
Listrik Waserda
Simpan Pinjam KCK
SP PUK
Gambar 14. Perkembangan SHU Unit Usaha KUD Mandiri Bayongbong Tahun
2004-2009
74
Gambar 14, menunjukan bahwa unit usaha ternak sapi perah merupakan
unit usaha yang memberikan kontribusi SHU terbesar untuk KUD Bayongbong. Laporan Tahunan KUD Bayongbong Tahun Buku 2009 menunjukan perolehan
SHU unit ternak sapi perah mencapai Rp. 508.733.278,60. Sedangkan untuk unit usaha makanan ternak Rp. 66.354.350,-, untuk unit simpan pinjam, SP PUK, dan
KCK, masing-masing mencapai Rp. 59.016.920,-; Rp. 16.208.494,-; Rp. 594.000,-. Kemudian Waserda 13.549.200,- dan Jasa Rekening Listrik Rp.
78.995.060,-.
6.2.4. Produksi Operasi