52
5.2
Lokasi yang sesuai unt fisik lahan daripada krit
ditunjukkan oleh nilai bobot 0.61 fisik lahan dan 0.39
Kesesuaian fisik lahan seba lebah madu karena sumber
lahan yang akan mempenga
5.2.1 Karakteristik Faktor Madu
Suhu dan curah hujan kesesuaian yang didasarkan
mempengaruhi kesuburan r pakan. Aktivitas terbang ya
madu. Suhu dan curah huj menghambat produksi madu.
faktor tersebut yang lebih t dan curah hujan 0.24. H
menyatakan bahwa faktor pe pakan adalah suhu yang re
faktor dan subfaktor dari Semakin tinggi bobotnya, m
Gambar 18 Bobot kriteri
Lahan tersedia habitat lebah m
Kesesuaian Habitat Lebah Madu
untuk habitat lebah madu lebih dipengaruhi ol riteria infrastruktur dan penggunaan lahan.
obot kedua kriteria tersebut yaitu masing-masin .39 infrastruktur dan penggunaan lahan Ga
sebagai kriteria yang paling menentukan unt er pakan lebah madu sangat tergantung pada kond
garuhi jumlah produksi madu.
tor Fisik Lahan yang Mempengaruhi Habi
an memberikan pengaruh yang tinggi dalam m an atas fisik lahan untuk habitat lebah madu. S
n ratu lebah dan aktivitas terbang lebah dalam yang tinggi biasanya berkorelasi positif dengan
hujan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi adu. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai bobo
h tinggi dibandingkan faktor yang lain yaitu suh Hal ini sejalan dengan Markwell et al. 1993
r penghambat utama aktivitas lebah madu dalam rendah dan curah hujan yang tinggi. Hasil pe
ri kriteria fisik lahan dapat dilihat pada Ga , maka semakin sesuai untuk habitat lebah.
eria fisik lahan dan infrastruktur serta pengguna
dia untuk madu
Aspek fisik lahan 0.61
Aspek infrastruktur dan penggunaan lahan
0.39
oleh kriteria an. Hal ini
sing bernilai Gambar 18.
untuk habitat kondisi fisik
abitat Lebah
menentukan du. Suhu dapat
lam mencari gan produksi
tinggi akan bobot kedua
suhu 0.25 1993 yang
lam mencari pembobotan
Gambar 19. unaan lahan
n
Ket: : Perkalian
Gambar 19
Kriteria fisik lahan 0.61
19 Bobot faktor dan subfaktor dari kriteria fisik
n Ketinggian
0.20 150-200 m
0.26 200-500 m
0.28 500 - 1000 m
0.27 1000 - 1400
0.19
Kemiringan lereng
0.16 Datar 0 -
0.33 Landai 8 - 1
0.31 Sedang 15 -
0.20 Curam 25 -
0.16
Suhu 0.25
15 - 20 °C 0.20
20 - 25 °C 0.28
25 - 30 °C 0.29
30 - 35 °C 0.23
Jarak dari Sungai
0,15 0 - 200 m
0.27 200 - 400 m
0.28 400 - 600 m
0.25 800 m
0.20
Curah Hujan 0.24
2000 mmth 2000 - 2500
0.36 2500 - 3000
0.24 3000 - 3500
0.13
53
sik lahan
m m
00 m 8
3 15
- 25 - 40
6
C C
m m
thn 0.27 0 mmthn
6 00 mmthn
24 00 mmthn
13
54 Penjabaran dari setiap faktor fisik lahan dijelaskan dibawah ini.
1. Ketinggian Berdasarkan Gambar 19, ketinggian yang paling sesuai untuk habitat
lebah madu adalah 200-500 m dpl nilai bobot = 0.28, walaupan nilai bobotnya tidak berbeda secara signifikan antara ketinggian 150-200 m dpl
0.26 dan 500-1000 m dpl 0.27. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa daerah dengan ketinggian 150-1000 m dpl merupakan lokasi yang sesuai untuk
habitat lebah. Ketinggian tempat berkorelasi positif dengan suhu. Ketinggian yang terlalu rendah biasanya temperatur tinggi atau sebaliknya, sehingga
menghambat aktivitas lebah. Ketinggian yang dianggap optimal adalah 200-500 m dpl karena suhu pada ketinggian tersebut cukup optimal untuk
aktivitas lebah. Selain itu kualitas madu yang dibudidayakan di dataran rendah lebih baik karena kadar airnya lebih rendah. Peta ketinggian hasil reklasifikasi
sesuai interval yang digunakan dalam analisis AHP disajikan pada Gambar 20.
Sejumlah konstrain yang menjadi faktor kendala untuk faktor ketinggian terdiri atas ketinggian 150 m dpl dan 1400 m dpl. Lokasi dengan
ketinggian 150 m dpl biasanya dekat dengan pantai. Daerah pantai tidak cocok untuk kegiatan budidaya lebah madu karena terlalu kering dan cukup
terik. Lokasi yang baik untuk pemeliharaan lebah madu harus cukup menerima cahaya matahari, namun terhindar dari terik matahari FAO 1990. Lebah
menghendaki tempat yang tidak terlalu lembab dan tidak terlalu kering. Pada Gambar 20 Sebaran kelas ketinggian hasil reklasifikasi