Pembuatan Peta Kesesuaian Habitat Lebah madu

30 Setiap skenario dihitung nilai kelayakan usahanya dengan pendekatan yang digunakan adalah Net Present Value NPV dan Benefit Cost Ratio BCR. NPV merupakan selisih antara benefit penerimaan dengan cost pengeluaran yang telah di-present-value-kan. Kriteria ini mengatakan bahwa suatu usaha akan dipilih apabila NPV 0. Apabila NPV nol, maka usaha tersebut merugikan sehingga lebih baik tidak dilaksanakan. Secara umum rumus matematisnya dituliskan sebagai berikut Rustiadi et al. 2009: 軽鶏撃 = 府 磐 稽 痛 伐 系 痛 1 + 件 痛 卑 津 痛退怠 dimana : B t : manfaat yang diperoleh sehubungan dengan suatu usaha atau proyek pada time series tahun, bulan, dan sebagainya ke-t Rp. C t : biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan proyek pada time series ke-t tidak dilihat apakah biaya tersebut bersifat modal pembelian peralatan rumah, konstruksi dan sebagaianya Rp. i : tingkat suku bunga yang relevan t : Periode 1, 2, 3,...n Benefit Cost Ratio BCR merupakan cara evaluasi usaha dengan membandingkan nilai sekarang seluruh hasil yang diperoleh suatu usaha dengan nilai sekarang seluruh biaya usaha atau kegiatan. BCR akan mengggambarkan keuntungan dan layak untuk dilaksanakan jika mempunyai nilai lebih besar dari satu. Jika BCR kurang dari satu, maka usaha tersebut merugikan maka tidak layak untuk dilaksanakan. Nilai BCR sama dengan satu maka usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi marjinal, sehingga terserah pada pengambil keputusan. BCR secara matematis dituliskan sebagai berikut: 稽系迎 = 府 稽 痛 1 + 件 痛 津 痛退怠 府 磐 系 痛 1 + 件 痛 卑 津 痛退怠 Dari hasil analisis NPV dan BCR diharapkan dapat diketahui keuntungan benefit yang akan diperoleh jika budidaya lebah madu dilaksanakan dengan melakukan penggembalaan, sewa lahan atau dengan membangun sumber pakan lebah di wilayah Kabupaten Cianjur, sekaligus dijadikan sebagai Taman Wisata Lebah. Kombinasi penanaman sumber pakan lebah dibangun dengan memperhatikan luasan penanaman dan musim pembungaan yang dilaksanakan. Beberapa asumsi yang digunakan dalam perhitungan NPV dan BCR antara lain : a. Jumlah awal stup yang dibudidayakan berjumlah 50 stup b. Jumlah stup setiap tahun bertambah 0.25 dari jumlah semula c. Kondisi cuaca dianggap normal curah hujan normal d. Kondisi lebah dalam setiap stup dianggap baik jumlah koloni lebah normal, tidak terkena penyakit e. Pembelian stup diawal musim penggembalaan musim kemarau f. Tidak dilakukan tumpangsari diantara tanaman pokok sumber pakan lebah g. Perhitungan NPV dan BCR dilakukan sampai tahun ke-8 h. Suku bunga yang dipakai dalam perhitungan 10 .

3.3.5 Pendapat Masyar

Tujuan analisis tani terhadap kegiata kesiapan kelompok kelompok tani itu ber AHP. Menurut Saa pertimbangan para berwujud intangible Pembobotan dan pena AHP dengan men uni-dimensi skala pr intangible yang diana Kelompok tani dari beberapa lokasi Kelompok tani yang Kriteria yang dipertim keinginan kelompok Struktur hierarki ana Gambar 6.

3.3.6 Arahan Pengem

Perumusan arah menggunakan analisis terhadap suatu kondi sederhana tanpa me deskriptif digunakan kegiatan budidaya le analisis yang dilakuka Kriteria lain yang di arahan budidaya leba Aspek legal tersebut Perkebunan. Kriteria pilihan tersebut dija berbasis kegiatan budi Perumusan arahan ya sehingga dihasilkan p madu di Kabupaten C Gambar 6 Kriter Keingina kelompok t asyarakat terhadap Budidaya Lebah Madu sis pendapat masyarakat adalah mengetahui penda atan pengembangan budidaya lebah madu da pok tani jika budidaya lebah madu dilaksanaka berada. Alat analisis yang digunakan adalah den aaty 2007, AHP dapat diterapkan ber ahli untuk kriteria yang berwujud tangi , walaupun kriteria yang berwujud menjadi pe penambahan proses sintesis diterapkan dalam st enggabungkan skala multidimensi pengukur a prioritas. Pendapat masyarakat termasuk sa nalisis dengan pendekatan AHP. ni yang diwawancarai merupakan kelompok ta okasi terpilih hasil analisis kesesuaian budiday ng diwawancara dipilih dengan teknik Purpos timbangkan dalam analisis ini terdiri atas 3 tig pok tani, kesulitanhambatan dan ketersediaa nalisis pendapat dengan pendekatan AHP da gembangan Wilayah Berbasis Budidaya Lebah rahan pengembangan wilayah berbasis budida isis deskriptif. Analisis ini bertujuan untuk mem kondisi baik berupa proses maupun hasil se menghilangkan ciri ilmiah dari suatu pene n untuk merumuskan arahan pengembangan w lebah madu di Kabupaten Cianjur berdasa kukan pada tahap sebelumnya dan potensi wilaya dijadikan sebagai pertimbangan alternatif da ebah madu adalah jenis penggunaan lahan d but berupa RTRW dan status kawasan Hak Guna ria prioritas yang digunakan disajikan dalam T dijadikan sebagai alternatif arahan pengemba budidaya lebah madu yang dilaksankan sec yang dituangkan dalam prioritas-prioritas ter peta arahan pengembangan wilayah berbasis Cianjur. teria analisis pendapat masyarakat terhadap budi madu Perndapat masyarakat terhadap budidaya lebah madu ginan ok tani Kesulitanhambatan Ketersed sumberd 31 pendapat kelompok dan sejauh mana nakan pada lokasi engan pendekatan berdasarkan pada gible dan tidak perhatian utama. struktur hierarki ngukuran menjadi salah satu kriteria tani yang berasal daya lebah madu. urposive Sampling . tiga kriteria yaitu diaan sumberdaya. dapat dilihat pada bah Madu budidaya lebah madu emberi penjelasan secara logis dan nelitian. Analisis wilayah berbasis sarkan data hasil ayah yang dimiliki. dalam penentuan dan aspek legal. Guna UsahaHGU Tabel 6. Prioritas mbangan wilayah secara terintegrasi. tersebut dipetakan sis budidaya lebah budidaya lebah rsediaan berdaya