Perumusan Masalah Regional Development Plan Based on Beekeeping Activity in Cianjur Regency

5

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk : 1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengambil kebijakan terkait pengembangan kegiatan budidaya lebah madu di Kabupaten Cianjur. 2. Menambah khazanah keilmuan bagi para peneliti yang berminat untuk melakukan kajian lebih mendalam.

1.5 Kerangka Pemikiran

Kabupaten Cianjur merupakan salah satu wilayah yang cukup potensial bagi pengembangan budidaya lebah madu. Potensi tersebut antara lain berupa kelompok tani yang telah melakukan budidaya lebah madu dan produksi madu yang terus meningkat dengan pasar penjualan madu yang cukup menjanjikan. Salah satu kendala yang dihadapi dalam pengembangan budidaya lebah madu di Kabupaten Cianjur adalah tingkat produksinya yang masih terbatas. Produksi madu di Kabupaten Cianjur sampai saat ini masih belum mampu memenuhi permintaan baik untuk pemenuhan konsumsi masyarakat Cianjur sendiri maupun untuk ekspor ke luar daerah. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan upaya dalam rangka pengembangan kegiatan budidaya lebah madu melalui penentuan lokasi-lokasi yang sesuai untuk pengembangan. Penentuan lokasi untuk kegiatan ini dapat ditinjau dari aspek fisik lahan yaitu dengan memperhatikan kesesuaian lahan bagi jenis-jenis pakan lebah dan kesesuaian habitat lebah madu dengan menggunakan perangkat Sistem Informasi Geografis SIG. Menurut Elsheikh et al. 2013 Sistem Informasi Geografis SIG mempunyai kemampuan untuk membuat kerangka model dengan beberapa modifikasi penting untuk melakukan evaluasi kesesuaian lahan. Selain itu, menurut Store dan Jokimaki 2003 SIG dapat digunakan untuk membangun model kesesuaian habitat dengan pendekatan evaluasi multi-kriteria Multi- Criteria Evaluation dan mengintegrasikannya dengan pengetahuan para ahli. Pada penelitian ini, pendekatan SIG digunakan untuk menentukan kesesuaian lahan sumber pakan lebah. Teknik yang digunakan untuk menentukan kesesuaian tersebut adalah matching pencocokan dengan kriteria kesesuaian lahan dari Puslittanak Djaenudin et al. 2000. Penentuan lokasi yang sesuai untuk dijadikan tempat hiduphabitat lebah madu dilakukan melalui pemodelan SIG dengan pendekatan Multi-Criteria Evaluation MCE dan Analytical Hierarchy Process AHP. Selain aspek fisik lahan dan aspek finansial, aspek sosial serta potensi wilayah perlu dijadikan sebagai pertimbangan dalam penentuan lokasi yang sesuai untuk budidaya lebah madu agar tercapai produksi yang optimal dengan keuntungan yang maksimal. Analisis tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan penyerapan informasi dari berbagai stakeholder dan aspek formal teoritis berupa Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Cianjur. Dari analisis tersebut diharapkan diperoleh arahan pengembangan wilayah berbasis budidaya lebah madu di Kabupaten Cianjur. Bagan alir kerangka pemikiran penelitian disajikan pada Gambar 1. 6 Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian Aspek Formal Teoritis RTRW Kab. Cianjur - Aspek sosial Aspek Finansial Potensi Lebah Madu di Kab. Cianjur Penyerapan Informasi dari Stakeholder Arahan Pengembangan Wilayah Berbasis Budidaya Lebah Madu Penentuan Lokasi Pengembangan Budidaya Lebah Madu Permasalahan Utama : Keterbatasan sumber pakan lebah Kegiatan budidaya belum terintegrasi Aspek fisik lingkungan Pemilihan lokasi budidaya yang sesuai Upaya Pemerintah Daerah : Partisipatory Business Plan Taman Wisata Lebah - Kajian Pengembangan Budidaya Lebah Madu Analisis Kesesuaian Lahan untuk Jenis Pakan Lebah Madu Analisis Kesesuaian Habitat Lebah Madu Analisis Finansial Budidaya Lebah Madu Analisis Pendapat Masyarakat terhadap Budidaya Lebah Madu