METODE PENELITIAN Analysis of Stakeholder Participation in the Preparation of Regional Spatial Plan for the Forestry Sektor in Bogor Regency
14
Bahan dan Alat
Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh
melalui studi pustaka dan data-data dari instansi terkait, meliputi keadaan umum lokasi penelitian, tutupan hutan di TNGHS dan TNGGP, peta penutupan lahan
Tahun 2010, peta RTRW Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025, Perda No. 19 Tahun 2008 tentang RTRW Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025, regulasi terkait
penataan ruang dan data mekanisme penyusunan RTRW Kabupaten Bogor. Alat yang digunakan yaitu laptop yang dilengkapi perangkat lunak ArcGIS 10,
Microsoft Word, Microsoft Excell dan SPSS, serta alat perekam.
Teknik Pengambilan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh masyarakat dalam wilayah perencanaan tata ruang Kabupaten Bogor. Jumlah responden sebanyak 100 orang,
mewakili Pemerintah Pusat Kementerian Kehutanan, Pemda Kabupaten Bogor, LSM, Akademisi, sektor swasta, pemerintahan desa dan masyarakat sekitar hutan
konservasi sebagaimana disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Rincian unsur-unsur dan jumlah responden dalam penelitian
No. Asal Responden
Jumlah 1.
Pemerintah : a.
Ditjen Planologi Kehutanan b.
Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango c.
Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak d.
Balai Konservasi Sumberdaya Hutan e.
Bappeda Kab. Bogor f.
Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Bogor g.
Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kab. Bogor h.
Pemerintah Kecamatan 1
1 1
1 1
1 1
7
Total Pemerintah Pusat Daerah 14
2. Unsur Masyarakat :
a. Pemerintah Desa
b. Masyarakat sekitar hutan
c. LSM
d. Akademisi
e. Swasta
23 54
3 2
4 Total Masyarakat
86 Total Jumlah Responden
100
Tabel 1 Lanjutan
No. Kecamatan
Desa Pola ruang
5. Pamijahan
Gunung Sari, Gunung Bunder II, Gunung
Picung Kawasan hutan yang berfungsi lindung,
kawasan resapan air, TN. Gunung Halimun Salak
6. Nanggung
Malasari, Cisarua, Bantar Karet
Kawasan hutan yang berfungsi lindung, kawasan resapan air, TN. Gunung Halimun
Salak, Hutan Produksi Terbatas 7.
Sukajaya Kiarasari, Cisarua,
Cileuksa Kawasan hutan yang berfungsi lindung, TN.
Gunung Halimun Salak, Hutan Produksi Terbatas, Hutan Produksi Tetap
15 Teknik pemilihan sampel menggunakan metode non acak non probability
sampling berupa purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu Tabel 2, meliputi:
1. Stakeholder yang diundang dalam forum penjaringan aspirasi masyarakat dan
seminar rancangan RTRW Kabupaten Bogor, yaitu sebanyak 60 orang yang terdiri dari Pemerintah Daerah, Kementerian Kehutanan, Pemerintah
Kecamatan, Pemerintah Desa, Akademisi, LSM, dan perwakilan masyarakat.
2. Masyarakat sekitar kawasan hutan yang tidak mengikuti konsultasi publik
dalam rangka penyusunan RTRW, tetapi terkena dampak RTRW untuk sektor kehutanan karena aktifitas sehari-harinya bersinggungan dengan hutan. Sampel
ini berjumlah 40 orang dan bertujuan untuk mengetahui persepsi mereka terhadap RTRW dan sumberdaya hutan.
Analisis Data Analisis Mekanisme Partisipasi
Stakeholder dalam Penyusunan RTRW Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 untuk Sektor Kehutanan
Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan tujuan memberikan gambaran tentang proses penyusunan RTRW Kabupaten Bogor.
Pengumpulan data melalui metode wawancara dan analisa dokumen. Wawancara dan diskusi dilakukan untuk mengetahui berbagai aspek kebijakan dan strategi
penyusunan RTRW serta kemungkinan penyimpangan terhadap regulasi. Analisis dokumen dilakukan untuk mendapatkan keterangan yang lebih lengkap dan untuk
membandingkan antara regulasi yang mengatur partisipasi masyarakat dalam tahap perencanaan tata ruang dengan pelaksanaan di lapangan, sehingga dapat
diketahui kesesuaian pelaksanaan penyusunan RTRW di Kabupaten Bogor dengan regulasi yang berlaku.
Analisis Peranan Stakeholder dalam Penyusunan RTRW Kabupaten Bogor
Tahun 2005-2025 untuk Sektor Kehutanan
Analisis stakeholder dilakukan untuk mengidentifikasi dan memetakan aktor berdasarkan tingkat kepentingan dan pengaruhnya dalam perencanaan tata
ruang sektor kehutanan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis stakeholder yaitu: 1 melakukan identifikasi stakeholder dan perannya; 2
mengelompokkan stakeholder berdasarkan kepentingan dan pengaruhnya dalam penyusunan RTRW. Menurut Groenendijk 2003 pengaruh influence
merupakan kekuatan power yang dimiliki stakeholder untuk mengontrol pengambilan keputusan, memfasilitasi pelaksanaannya dan memaksa stakeholder
lain dalam membuat keputusan atau mengikuti tindakan tertentu serta melaksanakan keputusan yang diambil, sementara nilai penting importance
menunjukkan prioritas stakeholder dalam pengelolaan fungsi ekosistem.
Data primer terhadap penilaian tingkat kepentingan stakeholder terhadap SDH dan RTRW sektor kehutanan Tabel 3 dan tingkat pengaruh stakeholder
dalam penyusunan RTRW sektor kehutanan Tabel 4 yang tergolong data kualitatif kemudian dikuantitatifkan dengan mengacu pada pengukuran data
berjenjang lima melalui scooring menggunakan skala Likert yang terdiri atas lima pilihan sikap alternatif Tabel 5.
16
Tabel 5 Ukuran kuantitatif terhadap identifikasi dan pemetaan stakeholder dalam penyusunan RTRW
Skor Nilai
Kriteria Keterangan
Kepentingan Stakeholder 5
17-20 Sangat Tinggi
Memiliki kepentingan yang sangat tinggi dengan RTRW 4
13-16 Tinggi
Memiliki kepentingan yang tinggi dengan RTRW 3
9-12 Cukup
Memiliki kepentingan yang cukup tinggi dengan RTRW 2
5-8 Rendah
Memiliki kepentingan yang rendah dengan RTRW 1
1-4 Sangat Rendah
Tidak memiliki kepentingan dengan RTRW
Tabel 3 Variabel tingkat kepentingan stakeholder dalam penyusunan RTRW sektor kehutanan
No. Variabel
Indikator Skor
1. Keterlibatan dalam pengelolaan hutan
Terlibat dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan tata ruang sektor kehutanan
Terlibat 3 proses Terlibat 2 proses
Terlibat 1 proses Tidak terlibat
5 4
3 2
1
2. Manfaat RTRW Sangat bermanfaat
Bermanfaat Biasa
Kurang bermanfaat Tidak bermanfaat
5 4
3 2
1
3. Kepentingan terhadap hutan
Sangat penting Penting
Biasa Kurang penting
Tidak penting 5
4 3
2 1
4. Ketergantungan terhadap sumberdaya
hutan 81-100 bergantung
61-80 bergantung 41-60 bergantung
21-40 bergantung 20 bergantung
5 4
3 2
1
Tabel 4 Variabel tingkat pengaruh stakeholder dalam penyusunan RTRW sektor kehutanan
No. Variabel
Indikator Skor
1. Aturankebijakan
penataan ruang Terlibat seluruh proses
Terlibat 3 proses Terlibat 2 proses
Terlibat 1 proses Tidak terlibat
5 4
3 2
1
2. Peran dan
partisipasi dalam penataan ruang
Berkontribusi dalam semua point Berkontribusi dalam 3 point
Berkontribusi dalam 2 point Berkontribusi dalam 1 point
Tidak berkontribusi 5
4 3
2 1
3. Kemampuan dalam
berinteraksi Berinteraksi dalam semua point
Berinteraksi dalam 3 point Berinteraksi dalam 2 point
Berinteraksi dalam 1 point Tidak berinteraksi
5 4
3 2
1
4. Kewenangan dalam
pengelolaan sumberdaya hutan
Kewenangan dalam semua point Kewenangan dalam 3 point
Kewenangan dalam 2 point Kewenangan dalam 1 point
Tidak memiliki kewenangan 5
4 3
2 1
17
PENGARUH Rendah
K E
P E
N T
IN G
A N
Subjects Kuadran I
Key Players Kuadran II
Crowd Kuadran III
Context Setters Kuadran IV
Tinggi
Tinggi
Nilai kepentingan dan pengaruh stakeholder tersebut selanjutanya dipetakan
dalam matriks “stakeholder grid” Gambar 4 yang mengklasifikasikan
stakeholders berdasarkan posisi dan peranannya dalam perencanaan Eden and Ackermann 1998 dalam Reed et al. 2009, yaitu :
1. Kuadran I Subject, yaitu kelompok yang memiliki kepentingan yang tinggi
terhadap sumberdaya hutan tetapi memiliki pengaruh yang rendah dalam penyusunan RTRW sektor kehutanan.
2. Kuadran II Key Players, yaitu kelompok yang memiliki pengaruh dan
kepentingan yang tinggi terhadap sumberdaya hutan dan RTRW sektor kehutanan.
3. Kuadran III Crowd, yaitu kelompok yang memiliki pengaruh dan
kepentingan rendah terhadap sumberdaya hutan dan RTRW sektor kehutanan. 4.
Kuadran IV Context Setters, yaitu kelompok yang memiliki pengaruh yang tinggi dalam penyusunan RTRW sektor kehutanan tetapi memiliki
kepentingan yang rendah terhadap sumberdaya hutan.
Gambar 4 Matriks tingkat keterlibatan dan pengaruh stakeholder
Analisis Partisipasi Stakeholder dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
dalam penyusunan RTRW Kabupaten Bogor untuk sektor kehutanan
a. Bentuk dan Tingkat Partisipasi Stakeholder dalam Penyusunan RTRW
Bentuk partisipasi stakeholder dianalisis menggunakan metode deskriptif kuantitatif, data hasil kuesioner diubah menjadi data kuantitatif melalui metode
scooring yang selanjutnya disajikan dan dianalisa dalam bentuk distribusi frekuensi. Variable bentuk partisipasi merujuk pada PP No. 682010 tentang
Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang, yaitu: 1 sebagai pendengar, 2 sumbangan masukansaranusul, 3 sumbangan informasidata, 4
bantuan memperjelas hak atas ruang, dan 5 pengajuan keberatan terhadap rancangan RTRW. Untuk mengetahui persentase bentuk partisipasi stakeholder,
maka hasil kuesioner disusun dalam distribusi frekuensi, yaitu penyajian dalam Tabel 5 Lanjutan
Skor Nilai
Kriteria Keterangan
Pengaruh Stakeholder 5
17-20 Sangat Tinggi
Sangat mempengaruhi penyusunan RTRW 4
13-16 Tinggi
Mempengaruhi penyusunan RTRW 3
9-12 Cukup
Cukup mempengaruhi penyusunan RTRW 2
5-8 Rendah
Kurang mempengaruhi penyusunan RTRW 1
1-4 Sangat Rendah
Tidak mempengaruhi penyusunan RTRW
18 bentuk tabel berisi data yang telah digolongkan ke dalam kelas-kelas menurut
urutannya beserta jumlah individu yang termasuk dalam masing-masing kelas. Tingkat partisipasi stakeholder dianalisis menggunakan metode deskriptif
kuantitatif, melalui tabulasi dan perhitungan distribusi frekuensi terhadap indikator tingkat partisipasi stakeholder yang mengacu pada Delapan Tangga
Partisipasi Masyarakat Arnstein 1969. Arnstein menformulasikan partisipasi masyarakat sebagai bentuk dari kekuatan rakyat citizen participation is citizen
power, dimana telah terjadi pembagian kekuatankekuasaan masyarakat redistribution of citizen power untuk terlibat dalam pembangunan. Pembagian
tingkat partisipasi berdasarkan tipologi Arnstein dapat dilihat pada Tabel 6.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Stakeholder dalam
Penyusunan RTRW Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi bentuk dan tingkat partisipasi stakeholder yaitu deskriptif kuantitatif melalui distribusi frekuensi. Menurut Slamet 1993, variabel faktor-
faktor yang mempengaruhi partisipasi dalam penelitian meliputi: 1 faktor Internal, yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan, serta
2 faktor eksternal, yaitu peran pemerintah dan LSM.
Hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan partisipasi stakeholder dianalisis melalui uji statistik non parametrik. Uji chi square X
2
digunakan untuk memeriksa apakah dua variable berkolerasi signifikan di populasinya Firdaus et al. 2011, rumusan hipotesis yang diuji yaitu:
H : Tidak ada hubungan korelasi antara faktor eksternal dan internal dengan
partisipasi stakeholder H
1
: Ada hubungan korelasi antara faktor eksternal dan internal dengan partisipasi stakeholder
Untuk menguji hipotesis maka nilai hitung X
2
dibandingkan dengan nilai tabelnya pada taraf nyata 0,05. Perbandingan nilai ini menunjukkan ada tidaknya
hubungan antara dua variabel. Jika nilai X
2
hitung nilai X
2
tabel maka H ditolak, artinya pernyataan bahwa kedua variabel yang diuji tidak saling
berhubungan harus ditolak. Sebaliknya jika nilai X
2
hitung nilai X
2
tabel maka H
diterima, artinya pernyataan bahwa kedua variabel yang diuji tidak saling berhubungan harus diterima.
Tabel 6 Kategori tingkat partisipasi stakeholder dalam penyusunan RTRW
Indikator Tingkat Partisipasi Tingkat Partisipasi
1. Hanya hadir dan tidak memberikan masukansaranusulan
Manipulation 2.
Memberikan masukansaranusulan berdasarkan arahan salah satu pihak Therapy
3. Menerima informasi tanpa berdialog secara aktif dengan pemerintah
Informing 4.
Memberikan masukansaranusulan melalui dialog dengan stakeholder lain Consultation
5. aktif berdiskusi dan usulannya diakomodir dalam konsep sesuai kebutuhan
Placation 6.
Aktif dalam diskusi dan mendapat pembagian tanggungjawab yang setara Partnership
7. Aktif dalam diskusi, menyusun konsep dan memberikan persetujuan
Delegated Power 8.
Aktif dalam diskusi, menetapkan konsep dan berwenang membuat keputusan
Citizen Kontrol
Sumber : Arnstein 1969
19 Untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan diantara dua variabel
dilihat berdasarkan nilai koefisien kontigensi contingency coefficient, bila nilai koefisien kontingensi mendekati 1, maka hubungan antara kedua variabel sangat
kuat dan sebaliknya jika nilai koefisien kontingensi mendekati 0, maka hubungan antara kedua variabel tersebut semakin lemah.
Analisis Strategi Perencanaan Tata Ruang Wilayah Sektor Kehutanan Berbasis Partisipatif di Kabupaten Bogor
Dalam merumuskan strategi penyusunanrevisi RTRW Kabupaten Bogor untuk sektor kehutanan yang berbasis partisipatif, digunakan metode analisis
deskriptif berdasarkan hasil analisa elemen pendukung dan penghambat partisipasi stakeholder yang kemudian dirumuskan menjadi rekomendasi strategi
penyusunan RTRW Kabupaten Bogor untuk sektor kehutanan yang partisipatif.
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan, jenis data, sumber data, metode analisis data penelitian dan hasil yang dicapai untuk menjawab tujuan penelitian
secara lengkap disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Tujuan, jenis data, sumber data serta analisis data penelitian
No Tujuan
Metode Jenis Data
Sumber Data Hasil
1. Menjelaskan mekanisme
partisipasi stakeholder dalam penyusunan RTRW
Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 untuk sektor
kehutanan Analisis
kebijakan Analisis
Deskriptif kuantitatif
Primer dan sekunder
Stakeholder yang terlibat
dalam penyusunan
RTRW sektor Kehutanan
Mengetahui kesesuaian antara
regulasi yang mengatur tentang
partispasi masyarakat dengan
implementasi saat penyusunan
penyusunan RTRW sektor kehutanan
2. Memetakan stakeholder
yang terlibat dan peranannya dalam
penyusunan RTRW Kabupaten Bogor Tahun
2005-2025 untuk sektor kehutanan
Analisis Deskriptif
kuantitatif Analisis
Stakeholder Primer
Stakeholder yang terlibat
dalam penyusunan
RTRW sektor Kehutanan
Mengetahui peranan stakeholder dalam
penyusunan RTRW sektor kehutanan
3. Menjelaskan tingkat
partisipasi stakeholder serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya dalam penyusunan RTRW
Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 untuk sektor
kehutanan Analisis
Deskriptif kuantitatif
distribusi frekuensi, uji
chi square Primer
Stakeholder yang terlibat
dalam penyusunan
RTRW sektor Kehutanan
a. Informasi bentuk
partisipasi Stakeholder.
b. Besarnya tingkat
partisipasi stakeholder
c. Faktor yang
mempengaruhi partisipasi
d. Persepsi
masyarakat mengenai RTRW
sektor kehutanan 4.
Merumuskan rancangan strategi perencanaan tata
ruang wilayah sektor kehutanan berbasis
partisipatif di Kabupaten Bogor.
Analisis Deskriptif
Kualitatif Hasil
pengolahan data tujuan
1 –3
Bappeda Kab. Bogor,
masyarakat, Kementerian
Kehutanan Arahan partisipasi
Stakeholder dalam penyusunan RTRW
sektor kehutanan di Kabupaten Bogor
20