Memberikan masukan melalui dialog 2 arah dengan
Tingkat Partisipasi Masyarakat Penyangga TNGGP
Berdasarkan hasil analisis terhadap partisipasi masyarakat penyangga TNGGP Tabel 24, sebagian besar responden menerima informasi dan
memberikan masukansaranusulan tanpa melalui dialog dengan pemerintah yaitu sebanyak 9 orang 47,37, sedangkan 5 orang 26,32 menyatakan hadir dan
tidak memberikan masukansaranusulan. Selanjutnya memberikan masukan melalui dialog dua arah dengan stakeholder lain dan aktif dalam diskusi dan
penyusunan konsep serta mendapat tanggungjawab yang setara masing-masing sebanyak 2 orang 10,53, terakhir memberikan masukansaranusulan
berdasarkan arahan stakeolder lain sebanyak 1 orang 5,26.
Hasil analisis menunjukkan bahwa masyarakat penyangga TNGGP telah
berpartisipasi dalam penyusunan RTRW Kabupaten Bogor berupa menerima informasi dari pemerintah dalam bentuk sosialisasi, tetapi informasi tersebut
masih bersifat satu arah sehingga masyarakat tidak bisa memberikan tanggapannya. Mengacu pada tipologi partisipasi masyarakat Arnstein, maka
tingkat partisipasi masyarakat penyangga TNGGP berada pada tangga informasi informing dan tergolong dalam derajad tokenismeformalitas Degree of
Tokenism, yaitu tingkat partisipasi dimana masyarakat telah didengar dan diperkenankan berpendapat, tetapi tidak mendapatkan jaminan bahwa pandangan
mereka akan dipertimbangkan oleh pemegang keputusan.
Tingkat partisipasi masyarakat di kawasan penyangga TNGGP merupakan transisi dari tidak ada partisipasi non participation menuju tokenisme
tokenism. Masyarakat penyangga kawasan TNGGP telah memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam penyusunan RTRW, dengan cara menghadiri dan
menyampaikan informasi, usulan dan aspirasi mereka dalam forum pertemuan. Akan tetapi masyarakat belum dilibatkan dalam penyusunan konsep serta
memberikan persetujuan terhadap rancangan RTRW, pemberian informasi masih bersifat satu arah dari pemerintah kepada masyarakat sehingga masyarakat tidak
bisa memberikan umpan balik mengenai rancangan RTRW.
Tingkat Partisipasi Masyarakat Penyangga TNGHS
Analisis partisipasi masyarakat desa penyangga TNGHS dalam penjaringan aspirasi dan seminar rancangan RTRW Kabupaten Tabel 25 menunjukkan
Tabel 24 Tingkat partisipasi masyarakat penyangga kawasan TNGGP dalam penyusunan RTRW Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025
Variabel Tingkat Partisipasi
N 1.
Hanya hadir dan tidak memberikan masukansaranusulan Manipulation
5 26,32
2. Memberikan masukansaran berdasarkan arahan pihak lain
Therapy 1
5,26 3.
Menerima informasi dan memberikan masukansaranusulan tanpa melalui dialog dengan pemerintah
Informing 9
47,37 4.
Memberikan masukan melalui dialog dengan pemerintah
Consultation 2
10,53 5.
aktif berdiskusi dan usulannya diakomodir dalam konsep sesuai dengan kebutuhan
Placation -
6. Aktif dalam diskusi dan penyusunan konsep serta mendapat
pembagian tanggungjawab yang setara Partnership
2 10,53
7. Aktif dalam diskusi dan ikut menyusun konsep serta
berwenang memberikan persetujuan Delegated Power
- 8.
Aktif dalam diskusi, ikut menetapkan konsep dan berkuasa untuk memberikan keputusan
Citizen Kontrol -
Jumlah 19
100
sebanyak 9 orang 50 memberikan masukan melalui dialog dua arah dengan stakeholder lain, sedangkan sebanyak 6 orang 33,33 menerima informasi dan
memberikan masukansaranusulan tanpa melalui dialog dua arah dengan pemerintah. Selanjutnya masyarakat yang hanya hadir tanpa mmeberikan
masukansaranusulan sebanyak 3 orang 16,67.
Hasil analisis menunjukkan bahwa perwakilan masyarakat dalam kawasan
penyangga TNGHS telah mampu memberikan masukansaranusulan melalui diskusidialog dua arah dengan pemerintah pada saat forum penjaringan aspirasi
dan seminar rancangan RTRW Kabupaten Bogor. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum masyarakat desa penyangga kawasaan TNGHS telah memiliki
kesadaran untuk berpartisipasi dalam pertemuan yang diselenggarakan oleh pemerintah, akan tetapi partisipasi masyarakat cenderung rendah karena belum
dilibatkan dalam proses penyusunan konsep RTRW
Mengacu pada tipologi partisipasi masyarakat Arnstein, maka tingkat partisipasi masyarakat desa penyangga TNGHS termasuk tingkat konsultasi
consultation. Pada level ini komunikasi telah bersifat dua arah melalui penjaringan aspirasi, telah ada aturan pengajuan usulan oleh masyarakat dan telah
ada harapan bahwa aspirasi masyarakat akan didengarkan, tapi belum ada jaminan apakah aspirasi tersebut akan dilaksanakan sehingga masih bersifat semu. Tingkat
konsultasi merupakan bagian dari tokenismepenghargaan Degree of Tokenism, yaitu tingkat partisipasi dimana masyarakat telah didengar dan diperkenankan
untuk menyampaikan pendapatnya, akan tetapi masyarakat tidak mendapatkan jaminan bahwa pandangan mereka akan mempengaruhi pengambilan keputusan.
Perbandingan Tingkat Partisipasi Masyarakat Penyangga Taman Nasional
Hasil analisis menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat di desa penyangga TNGHS lebih tinggi dibandingkan TNGGP, hal ini karena adanya
kesadaran kritis akan hak masyarakat untuk terlibat dalam penyusunan RTRW sektor kehutanan. Kesadaran kritis ini merupakan dampak dari co-management
melalui pendampingan oleh LSM dalam rangka mengurangi konflik pemanfaatan ruang di TNGHS. Pratiwi 2008 menyebutkan ada enam LSM yang beraktivitas
di TNGHS, yaitu RMI, LATIN, PEKA, ABSOLUT, dan Yayasan Ekowisata Halimun. LSM yang terlibat di Kabupaten Bogor yaitu RMI dengan fokus
Tabel 25 Tingkat partisipasi masyarakat di kawasan penyangga TNGHS dalam penyusunan RTRW Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025
Variabel Tingkat Partisipasi
N 9.
Hanya hadir dan tidak memberikan masukansaranusulan Manipulation
3 16,67
10. Memberikan masukansaran berdasarkan arahan pihak lain
Therapy 33,33
11. Menerima informasi dan memberikan masukansaranusulan
tanpa melalui dialog dengan pemerintah Informing
6 -